12 Stadion Piala Dunia 2014
Tiga miliar Euro atau sekitar 48 trilyun Rupiah dikucurkan oleh Brasil untuk membangun dan merenovasi 12 stadion Piala Dunia. Celakanya sebagian stadion terancam terbengkalai seusai Piala Dunia 2014
Rio de Janeiro - Estadio do Maracana
Maracana yang pernah didaulat sebagai monumen nasional itu kini dipandang sebagai pemborosan dana oleh penduduk. Ketika 170.000 penonton menyaksikan langsung final Piala Dunia 1950 silam, kini jumlahnya tidak sampai setengah. Kendati begitu Maracana masih dianggap tempat yang pantas untuk menjamu final Piala Dunia. Biaya renovasi, Rp. 4,6 trilyun, kapasitas 73.531 penonton.
Rio de Janeiro - Maracana 1973
Inilah "Maracana" yang berakar dalam ingatan penduduk Brasil. Hingga dekade 1990-an, stadion terbesar di dunia ini menjadi tempat berkumpulnya semua kelas sosial. Sepuluh tahun kemudian, ditambah dengan dana 300 juta Euro, Maracana tidak lagi terjangkau. Renovasi untuk Piala Dunia 2014 menelan biaya tambahan 400 juta Euro. Kini Maracana menjadi simbol pemborosan pajak negara.
Sao Paulo - Arena de Sao Paulo "Itaquerao"
Dibuka untuk Piala Dunia ke-20, pada 12 Juni di Sao Paulo, kota terbesar di Brasil. Nama Itaquerao berasal dari pemukiman buruh Itaquera yang lebih membutuhkan dana investasi. Setidaknya stadion ini menjadi rumah buat penggemar SC Corinthias. Nama Itaquerao sempat melejit ketika tiga orang meninggal dunia karena kecelakaan di stadion. Biaya pembangunan: Rp. 4,9 trilyun, Kapasitas 65.807 penonton.
Natal - Arena das Dunas
Penduduk Natal mengalami Deja-vu ketika melihat Arena das Dunas yang mentereng. 1991 silam pemerintah membangun gedung khusus seharga 5 juta Euro untuk menerima kunjungan Paus Johannes Paul II. Setelahnya gedung tersebut terbengkalai. Pun sebuah stadion, kata banyak penduduk, bukan termasuk kebutuhan mendesak. Biaya pembangunan: Rp. 2,1 trilyun, kapasitas 42.086 penonton
Salvador da Bahia - Arena Fonte Nova
Laga maut pertama Piala Dunia akan digelar pada 13 Juni di Arena Fonte Nova, di Salvador da Bahia. Juara bertahan Spanyol berhadapan dengan Belanda. Tiga hari kemudian, Jerman bertarung melawan Portugal. Laga Sepakbola juga masih dinikmati di Salvador setelah Piala Dunia. Klub EC Bahia ikut merajai sepakbola Brasil dan Amerika Selatan. Biaya Pembangunan: Rp. 3,6 trilyun, kapasitas 48.747 penonton
Fortaleza - Estadio Castelao
Minimnya penonton bukan keluhan yang lazim di Fortaleza. Kota berpenduduk 2.5 juta ini memiliki dua klub sepakbola, yang kendati tidak begitu sukses namun menaungi jumlah pendukung yang besar. Tuan rumah Brasil akan ditantang Meksiko di stadion ini, 17 Juni mendatang. Biaya renovasi: Rp. 2,8 trilyun, kapasitas: 64.846 penonton
Cuiaba - Arena Pantanal
Cuiaba yang cuma berpenduduk setengah juta orang adalah kota penyelenggara Piala Dunia terkecil. Kota ini terletak di tengah kawasan rawa, Pantanal, yang juga menjadi nama stadion. Seperti di Fortaleza, Cuiaba tidak memiliki klub papan atas. Setidaknya Arena Pantanal akan dipakai sebagai kamp pelatihan sepakbola pada Olympiade 2016. Biaya pembangunan: Rp. 3 trilyun, kapasitas: 42.986 penonton
Recife - Arena Pernambuco
Stadion di Recife mendapat nama dari negara bagian tempatnya bernaung. Secara letak geografis, Arena Pernambuco memang tidak terletak di Recife, melainkan berjarak 22 kilometer di Lorenco da Mata. Buat 2000 keluarga tempat ini tidak cukup terpencil, karena mereka harus diungsikan. Biaya pembangunan: Rp. 4 trilyun, kapasitas: 42.849 penonton
Manaus - Arena da Amazonia
Dengan laga antara Inggris dan Italia, Arena de Amazonas langsung menyambut dua tim papan atas di awal Piala Dunia. Barangkali untuk pertamakali sejak bertahun-tahun, karena tidak satupn klub dari Manaus bermain di liga utama Brasil. Biaya pembangunan: Rp. 3,2 trilyun, kapasitas: 42.374 penonton.
Belo Horizonte - Estadio Mineirao
Sudah sejak lima dekade, kedua klub besar Belo Horizonte, yakni Atletico dan Curzeiro menampilkan derbi satu kota di Estadio Mineirao. Namun dengan alasan keamanan, pendukung tim tamu harus menunggu di luar stadion selama proses renovasi. Biaya pembangunan: Rp. 3,6 trilyun, kapasitas: 62.547 penonton.
Brasilia - Estadio Nacional
Stadion Piala Dunia termahal adalah Estadio Nacional di Brasilia. Namun seperti juga Manaus, ibukota Brasil ini tidak memiliki klub sepakbola yang bermain di divisi utama. Dua klub penghuni stadion, Gama dan Brasilense saat ini masih berjibaku di liga ke-empat Brasil. Biaya pembangunan: Rp. 10,2 trilyun, kapastias: 68.009 penonton.
Curitiba - Arena da Baixada
Arena da Baixada di Curitiba nyaris tersingkirkan dari jadwal pertandingan FIFA. Selama berbulan-bulan proses pengerjaan konstruksi di stadion terkecil Piala Dunia ini mengalami stagnasi lantaran mandeknya kucuran dana. Awal tahun 2014, FIFA memberikan ultimatum. Tiba-tiba uang pun mulai mengalir. Biaya pembangunan Rp. 1,7 trilyun, kapasitas: 41.456
Porto Alegre - Estadio Beira-Rio
Porto Alegre menampung dua klub papan atas liga Brasil. Awalnya kota ini menolak pembangunan baru karena klub Gremio baru saja merampungkan stadionnya 2012 silam. Namun pemerintah lantas memilih Estadio Beira-Rio milik klub rival Internacional sebagai stadion Piala Dunia. Biaya Renovasi Rp. 1,7 trilyun, kapasitas 48.849 penonton.