1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Amerika Serikat Boikot Konferensi Anti Rasisme PBB

19 April 2009

AS tidak hadir dalam Konferensi Anti Rasisme yang digelar PBB. Washington khawatir adanya tudingan sepihak terhadap Israel. Human Rights Watch mengritik keputusan Washington. Uni Eropa masih belum memutuskan.

https://p.dw.com/p/Ha4b
Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa
Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa

Amerika Serikat membatalkan kehadiran pada Konferensi Anti Rasisme PBB yang akan berlangsung di Jenewa, Senin (20/04). Pemerintah di Washington khawatir, konferensi tersebut menjadi pengadilan sepihak terhadap Israel.

Di dalam rancangan deklarasi penutup konferensi itu tercantum paragraf yang tidak diterima pemerintah di Washington, demikian keterangan kementerian luar negeri AS. Menurut kementerian luar negeri di Washington, dalam pertemuan persiapan dengan jelas terdapat "bias dalam partanyaan kunci yang hanya dapat dipicu oleh perundingan antara Israel dan Palestina".

Konferensi Pendahulu yang Kontroversial

Demonstrasi di depan lokasi Konferensi Anti Rasisme di Durban, Afrika Selatan, tahun 2001 silam.
Demonstrasi di depan lokasi Konferensi Anti Rasisme di Durban, Afrika Selatan, tahun 2001 silam.Foto: picture-alliance/ dpa

Tujuan digelarnya konferensi anti rasisme adalah mengkaji keputusan konferensi anti rasisme terdahulu yang digelar di Durban, Afrika Selatan. Waktu itu delegasi AS dan Israel langsung pulang setelah kritik tajam dilontarkan terhadap Israel dan dalam rancangan resolusinya tercantum bahwa zionisme merupakan praktik rasisme.

Konferensi Anti Rasisme di Jenewa yang akan berlangsung dari tanggal 20 hingga 25 April ini akan dibuka oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. Israel tidak hadir dalam konferensi ini, begitu pun Australia dan Kanada. Sementara itu, Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad yang dikenal anti Israel menyatakan kesediaannya untuk hadir dalam konferensi di Jenewa, Senin (20/04).

Menjelang Konferensi Anti Rasisme di Jenewa, AS mengritik rancangan deklarasi penutup pertemuan itu. Sementara itu, rancangan deklarasi penutup yang diributkan itu sudah direvisi Jumat lalu (17/04) oleh komite persiapan pertemuan tersebut. Semua isyarat mengarah Israel dan konflik Timur Tengah telah dicoret.

Pelarangan "penghinaan terhadap agama" yang dituntut negara-negara Arab juga sudah tidak tercantum lagi dalam rancangan deklarasi penutup Konferensi Anti Rasisme di Jenewa. Negara-negara barat memandang hal tersebut sebagai pembatasan kebebasan berpendapat. Namun menurut juru bicara kementerian luar negeri AS, perubahan tersebut tidaklah cukup. Itu dikarenakan deklarasi Durban dinyatakan dengan bahasa yang "mengecam".

Uni Eropa Belum Sepakat

Organisasi pembela hak azasi manusia Human Rights Watch (HRW) mengritik boikot terhadap konferensi anti rasisme. Amerika Serikat semestinya berada di pihak korban rasisme, jelas HRW di Jenewa. Dalam keterangannya, HRW menyebutkan bahwa kehadiran Amerika Serikat sangat penting untuk membersihkan masa lalu gelap konferensi terdahulu.

Sementara itu, negara-negara Uni Eropa masih belum satu kata apakah mereka akan menghadiri konferensi tersebut. Bisa saja tidak akan ada keputusan final mengenainya. "Keputusan terakhir masih belum diambil," ujar Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier, Sabtu (18/04) di Berlin, usai mengadakan telekonferensi dengan rekan menteri luar negeri Uni Eropa.

Pemerintah Jerman, Jumat (17/04), mempertimbangkan boikot karena menurutnya gugatan sepihak terhadap Israel tidak dapat ditoleransi. Menurut keterangan pemerintah Jerman, konferensi anti rasisme tidak bolek menjadi "pengadilan menggugat Israel", ungkap wakil juru bicara pemerintah Thomas Steg.

LS/det/win/afp/ap/dpa/rtr