1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Anak-anak Chernobyl Liburan di Hamburg

Erdmann, Kathrin 29 Juli 2008

Tahun 1986 terjadi ledakan di reaktor atom Chernobyl. Terutama anak-anak dan remaja menderita dampaknya. Sejak 12 tahun kelompok persahabatan "Anak-anak Chernobyl" mengundang sejumlah anak untuk berlibur.

https://p.dw.com/p/Elvc
Mengenang para korban bencana reaktor atom Chernobyl, di Ukraina.Foto: AP

Kelompok persahabatan 'Anak-anak Chernobyl' - (Tschernobyl Kinder) di kota Hamburg berharap selama lima minggu anak-anak dari Ukraina itu dapat memulihkan diri dan menimba kekuatan baru.

Ke-26 anak dari Ukraina yang datang tahun ini, sangat membutuhkan sepatu musim dingin. Kelompok persahabatan 'Anak-anak Chernobyl' telah mengumpulkan dana untuk membeli pakaian musim dingin bagi mereka. Sejak seminggu Mykola yang berusia 11 tahun sudah berada di Hamburg dan merasakan bersihnya udara di kota itu. Dia berharap dapat memulihkan dirinya.

Seperti anak-anak lainnya, Mykola juga tinggal di desa dekat Chernobyl. Saat terjadinya kecelakaan reaktor itu dia memang belum lahir. Walau pun begitu dia tahu:

"Bencana terjadi tahun 1986 dan sangat mengerikan bagi umat manusia. Banyak orang meninggal. Bukan hanya karena api, melainkan juga karena penyakit."

Banyak ayah dari anak-anak Ukraina meninggal dunia akibat kanker, karena mereka dulu merupakan anggota tim relawan sesudah terjadinya bencana. Tetapi anak-anak yang tumbuh sekarang pun lemah kondisinya, seperti Katja yang kurus dan sering sakit. Orangtuanya menceritakan, bahwa daerah di sekitar lokasi bencana, sekarang pun masih tercemar. Tetapi kata Katja:

"Dalam pelajaran di sekolah dibahas tentang ledakan reaktor, kapan terjadi dan penyebabnya. Tapi hanya itu saja, karena soal pencemaran, tabu untuk dibicarakan."

Dorothea Wagner-Kolb dari kelompok persahabatan 'Anak-anak Chernobyl' adalah seorang dokter yang sudah pensiun. Bersama anggota lain dari kelompok itu, dia sudah untuk ke-12 kalinya mengundang anak-anak Ukraina ke Hamburg selama lima minggu. Dikemukakannya:

"Anak-anak itu umumnya lemah daya tahan tubuhnya, karena terus-menerus terkena penyinaran berkadar rendah. Baik lewat udara, makanan atau air. Mereka hanya mendapatkan makanan tercemar di desa-desa dekat reaktor itu."

Setibanya di Hamburg anak-anak itu memang nampak kepayahan. Untuk usia mereka, sosok tubuh mereka pun terlalu kecil. Baru setelah dua minggu biasanya mereka lebih ceria dan tidak lagi pucat pasi.

"Para orangtua mereka membenarkan, bila anak-anak itu datang kembali, hampir tidak dikenali lagi. Karena tampak lebih besar, lebih ceria dan bergairah serta tidak sering sakit lagi. Mereka bersemangat untuk belajar dan juga untuk hidup."

Demikian tutur Dr. Dorothea Wagner-Kolb. Kelompok persahabatan yang dibiayai dari sumbangan itu sengaja memilih anak-anak dari keluarga yang miskin. Bukan hanya untuk meningkatkan kondisi kesehatan mereka. Kata Dr. Wagner-Kolb selanjutnya:

"Ada anak-anak yang berkutu, gatal-gatal kulitnya atau cacingan. Ini kami perhatikan dan berusaha menyembuhkannya. Kami terangkan pula, apa yang harus dilakukan agar itu tidak terulang lagi. Misalnya mencuci tangan sebelum makan, sesudah ke wc dan banyak hal lainnya yang mereka terima dengan penuh perhatian dan juga dibawa pulang."

Selain berbagai informasi tentang kebersihan, anak-anak itu juga akan membawa pulang beberapa kata bahasa Jerman dan berbagai kesan lainnya yang diperoleh selama lima minggu berada di kota Hamburg. Untuk mengundang anak-anak itu, kelompok persahabatan 'Anak-anak Chernobyl' setiap tahunnya harus berupaya memperoleh sumbangan sebesar 32.000 Euro. (dgl)