Ankara Berdialog Dengan Musuh Nomor 1
10 Januari 2013Abdullah Öcalan kembali menjadi sorotan. Ditangkap 14 tahun silam, ia dipenjara sejak Februari 1999. Kini pendiri dan ketua partai buruh Kurdistan, PKK, mengisi peran harapannya, yakni sebagai negosiator perdamaian dalam konflik Kurdistan yang sudah berlangsung sejak 1984. Sejumlah petinggi dinas rahasia Turki, MIT akhir Desember lalu memulai dialog dengannya di gedung tahanan pulau Imrali soal mengakhiri kekerasan PKK.
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan dan pemerintahnya ingin menggarap rencana gencatan senjata bersama Ocalan, untuk mengakhiri pemberontakan Kurdistan. Menurut media lokal, pemimpin PKK yang kini bertempat di pegunungan Kandil nantinya tidak akan dgiring ke pengadilan, tapi akan dieksil. Sedangkan para pejuang PKK lainnya akan diintegrasi kembali ke dalam masyarakat.
Waktu yang tepat
Peluang berhasilnya negosiasi kali ini cukup besar. Pada musim dingin pertempuran antara PKK dan militer Turki berhenti. Kemungkinan pembicaraan akan disabotase oleh aksi serangan lebih rendah daripada di musim-musim lainnya. Selain itu, belum lama ini seruan Öcalan berhasil menghentikan aksi mogok para tahanan PKK dan membuktikan kepada pemerintah Turki bahwa ia masih berpengaruh.
Alasan lain untuk pilihan waktu ini adalah marathon pemilu yang akan berlangsung di Turki. Selain pemilihan komunal, dalam dua tahun ke depan akan digelar juga pemilihan parlemen dan presiden. "Erdogan inginkan penyelesaian, karena ia menghadapi tiga pemilihan“, begitu pakar politik Istanbul, Sahin Alpay. Rakyat jenuh pada konflik 30 tahun yang telah menelan puluhan ribu nyawa ini. Pemerintah akan meraup dukungan besar apabila berhasil meniti solusi damai.
Ankara Tekankan Rasa Percaya
Tujuan utamanya adalah mengakhiri kekerasan PKK, demikian ungkap Wakil Perdana Menteri Besir Atalay, yang menangani kebijakan soal Kurdi. Agar proses negosiasi bisa lebih dipercaya, pemerintah mengijinkan politisi Kurdi untuk menemui Öcalan di penjara pulau Imrali. Negosiasi antara MIT dengan tokoh PKK itu juga akan ditindaklanjuti. Demikian diumumkan Erdogan. Tambahnya, pembicaraan dengan jajaran pimpinan PKK lainnya juga akan dimungkinkan.
Negosiasi serupa antara pihak Ankara dengan PKK berlangsung juga tahun 2011, Namun terpaksa dihentikan, setelah sekumpulan pemberontak PKK menyerang Anatolia Selatan dan menewaskan 13 tentara Turki. Pemerintah Turki mengatakan, proses negosiasi itu disabotase oleh PKK.
Reaksi PKK?
PKK bersikap menunggu perkembangan inisiatif Ankara ini. Murat Karayilan, yang memimpin PKK setelah Öcalan ditangkap, menuntut bukti keseriusan pemerintah Turki untuk mencapai perdamaian. Syarat yang diajukan termasuk perbaikan kondisi tahanan Öcalan dan pengakuan identitas Kurdi dalam Undang-undang Turki.
Sejumlah pemantau menilai, sayap bersenjata Karayilan bisa mengganggu proses negosiasi, apabila merasa tidak diikutkan dalam dialog antara pemerintah Turki dengan Öcalan. Upaya-upaya dialog sejak pecah pertempuran tahun 1984, kerap gagal. Meski banyak isyarat positif sehubungan ronde pembicaraan baru ini, keberhasilannya tidak bisa dijamin.