1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Subsidi Dipangkas, Petani Gelar Aksi Protes

19 Desember 2023

Pemerintah Jermah berencana memotong subsidi pertanian dan membatalkan keringanan pajak. Para petani menentang rencana itu dengan aksi protes di Berlin.

https://p.dw.com/p/4aKys
Aksi protes petani di depan Bandenburger Tor di Berlin
Aksi protes petani di depan Bandenburger Tor di BerlinFoto: Christian Mann/REUTERS

Pemerintah Jerman harus melakukan penghematan tahun depan, karena kekurangan anggaran setelah keputusan Mahkamah Konstitusi Jerman melarang pemerintah menggunakan dana khusus pandemi, seperti direncanakan sebelumnya. Selama berminggu-minggu partai-partai koalisi melakukan perundingan, di sektor mana penghematan harus dilakukan.

Berbagai proyek ambisius, mulai dari perlindungan iklim dan investasi di energi terbarukan dibatalkan, subsidi mobil listrik dihapus. Anggaran pertanian juga akan dipotong sampai 1 miliar euro, antara lain dengan menghapus subsidi bahan bakar diesel untuk pertanian dan pembebasan pajak kendaraan bermotor untuk pertanian.

Asosiasi Petani Jerman Bauernverband segera menolak rencana itu dan menyerukan demonstrasi besar-besaran di Berlin hari Senin (18/12). Ribuan petani datang dengan lebih 1.500 traktor mereka, yang memblokir jalan menuju Brandenburger Tor.

Menteri Pertanian Cem Özdemir (Partai Hijau) yang naik ke panggung untuk mendukung para petani malah disambut dengan ejekan. "Pergi!" teriak para pengunjuk rasa. Menteri Pertanian ini memang sulit menghadapi massa. Sebagian besar dari sekitar 300.000 anggota Bauernverband secara tradisional cenderung berpandangan konservatif.

Kepada para petani Cem Özdemir berjanji, "Saya tidak percaya dengan pemotongan sebesar ini. Itulah sebabnya saya berjuang di kabinet untuk memastikan bahwa hal yang parah ini tidak terjadi.” Tapi dia nyaris tidak mampu menandingi teriakan lantang para petani yang menuntut pemerintahan koalisi mundur saja.

Menteri pertanian Cem Özdemir (kanan) di samping Ketua Bauernverband Joachim Rukwied (kiri)
Menteri pertanian Cem Özdemir (kanan) di samping Ketua Bauernverband Joachim Rukwied (kiri)Foto: Fabian Sommer/dpa/picture alliance

Petani marah pada pemerintah

Tim Noelle juga bergabung dalam demonstrasi tersebut. Petani muda berusia 23 tahun ini kecewa dengan politik. Dia khusus datang dari negara bagian Nordrhein Westfalen (NRW) dengan traktornya dan menempuh perjalanan selama 17 jam sampai di berlin. "Saya marah kepada pemerintah… Kami bukan sapi perah bangsa,” katanya dalam wawancara dengan DW. Para petani sudah ditipu di mana-mana. Noelle berasal dari keluarga petani dan menjalankan perusahaan jasa pertanian kecil.

Dia berdiri di depan traktor hijaunya, di tangannya dia memegang sebuah plakat dengan tulisan "Apakah kamu ingin makan? Kamu perlu petani 3 kali sehari. Tanpa petani tidak ada masa depan."

Sejauh ini, petani bisa mendapatkan pengembalian pajak hampir setengah dari harga per liter bahan bakar. "Selain itu, subsidi pajak untuk kendaraan juga dihapus. Bagi saya, jumlahnya antara 250 dan 800 euro per tahun per kendaraan," kata Tim Noelle. Mulai tahun depan, diesel untuk traktornya akan jadi lebih mahal, dan traktornya harus membayar pajak kendaraan.

Petani Tim Noelle dengan traktor dan plakatnya di Berlin
Petani Tim Noelle dengan traktor dan plakatnya di BerlinFoto: Volker Witting/DW

Kelompok lingkungan sambut penghapusan subsidi

Kelompok lingkungan hidup seperti Greenpeace, sebaliknya percaya bahwa penghapusan subsidi adalah hal yang benar dan harus dilakukan. Bahan bakar diesel pertanian berbahaya bagi iklim. Karena alasan ini saja, subsidi ini harus dihapuskan, kata pakar pertanian Greenpeace, Martin Hofstetter.

Asosiasi lingkungan hidup Jerman, Umweltverband, percaya bahwa peternakan tidak akan mati karena kebijakan ini. Situasi ekonomi pertanian Jerman telah meningkat secara signifikan selama dua tahun terakhir. Laba rata-rata perusahaan naik ke rekor tertinggi 115.400 euro - meningkat 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Tapi Ketua Asosiasi Petani Joachim Rukwied sudah mengancam, jika pemerintah tidak mendengar suara mereka, aksi protes akan dilancarkan di seluruh negeri, dan menjanjikan "Januari yang panas”.

"Mulai tanggal 8 Januari kami akan hadir di mana-mana dengan cara yang belum pernah dialami negara ini sebelumnya,” katanya.     (hp/yf)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.