Bagaimana Jepang Melumat Armada Pasifik AS
Jepang membungkam dunia ketika menyerang Pearl Harbor. Bahwa negeri Sakura itu berhasil menghancurkan armada pasifik AS dalam satu serangan termasuk salah satu kegemilangan strategi militer abad silam.
Dasawarsa Beracun
Selama satu dasawarsa Amerika Serikat bersitegang dengan Jepang ihwal pendudukan Cina. Serangan Pearl Harbor boleh jadi mengejutkan, tapi perang antara kedua negara bukan sesuatu yang mustahil. Pada jajak pendapat Gallup tahun 1941, sekitar 52% penduduk Amerika meyakini akan terjadi perang dengan Jepang. Tampak dalam gambar Franklin D. Roosevelt, Winston Churchill dan Chiang Kai-Sek.
Rencana Yamamoto
Ketika eskalasi memuncak, Jepang pada awal 1941 mulai menyusun rencana buat menikam Amerika. Selama beberapa bulan kemudian militer melatih pilot, mengadaptasi sistem persenjataan dan mengumpulkan data intelijen. Selain itu dewan jendral yang dipimpin Isoroku Yamamoto mengadopsi strategi serangan udara Inggris terhadap pangkalan angkatan laut Italia di Taranto tahun 1940.
Pertaruhan Maut
Selain buat melumat armada Pasifik AS dan meredam ancaman intervensi militer terhadap pendudukan Jepang di Asia Tenggara, serangan Pearl Harbor juga ditujukan untuk meneror publik AS di dalam negeri. Dengan cara itu Tokyo ingin memperlemah kemampuan tempur dan menjauhkan AS dari Perang Dunia II.
Dugaan Keliru
Saat itu pun Washington meyakini Jepang tidak akan menyerang langsung wilayah teritorialnya, melainkan pangkalan-pangkalan militer di Filipina. Maka semua strategi diarahkan untuk menghalau serangan Jepang di Asia tenggara. Presiden Franklin D. Roosevelt bahkan sempat berniat menyiagakan 40.000 pasukan buat mempertahankan Filipina.
Jalur Neraka
Tapi pada 26 November 1941 militer mengerahkan 8 kapal induk, 8 kapal tempur, 30 kapal perusak dan 408 pesawat tempur serta pembom ke utara Pasifik. Tujuannya adalah pangkalan militer AS di Hawaii, Pearl Harbor. Saat itu dunia masih menunggu hasil negosiasi damai antara kedua negara seputar pendudukan Jepang di Cina. Tidak ada yang menyangka Jepang akan menyerang jantung pertahanan AS di Pasifik
Petaka dari Langit
Serangan terhadap Pearl Harbor dilakukan dalam dua gelombang. Ketika gelombang pertama merupakan serangan terbesar dengan melibatkan semua kekuatan tempur, serangan kedua khusus buat menghancurkan kapal induk atau kapal perang AS. Sebanyak 360 pesawat dikerahkan untuk menjalankan kedua serangan tersebut. Sementara 48 pesawat disiagakan dengan berpatroli di sekitar kapal Induk.
Korban Berjatuhan
Menjelang pukul 8 pagi pada tanggal 7 Desember, ratusan pesawat Jepang memekik di langit Hawaii. Kendati cuma berlangsung dua jam, serangan ganda Yamamoto berhasil menghancurkan 20 kapal milik angkatan laut AS, termasuk delapan kapal perang berbobot berat dan lebih dari 300 pesawat tempur. Sekitar 2.000 prajurit AS tewas dan 1.000 lainnya luka-luka.
Arogansi Yamamoto
Meski berlangsung sukses, strategi Yamamoto memiliki kesalahan fatal. Kebanyakan kapal induk AS saat itu sedang bertugas di luar Hawaii dan Jepang tidak ikut menghancurkan fasilitas pendukung seperti depot bahan bakar, galangan kapal dan pelabuhan kapal selam. Akibatnya angkatan laut AS dengan mudah bisa kembali menghimpun kekuatan untuk menyerang balik.
Akhir Pahit
Dengan serangan ke Pearl Harbor, Jepang ingin menjauhkan AS dari perang. Namun ironisnya Tokyo malah menyulut perang dunia yang berujung pada pendudukan pertama Jepang oleh kekuatan asing. Empat tahun setelah pertaruhan maut Hirohito dan Yamamoto, Jepang mengaku kalah dan menandatangani kapitulasi.