1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bahan Peledak Ditemukan di Toserba Printemps di Paris

16 Desember 2008

Hari Selasa (16/12) lima bahan peledak ditemukan di toko serba ada 'Printemps' di Paris. Sebuah surat dari yang menyatakan bertanggung jawab atas hal itu, menuntut Prancis untuk menarik pasukannya dari Afghanistan.

https://p.dw.com/p/GHXJ
Gambar simbol shopping di ParisFoto: picture-alliance / dpa

Polisi Prancis menemukan sejumlah bahan peledak dan kemudian menjinakkannya di toko serba ada mewah Printemps di Paris. Sebelumnya, kantor berita Prancis "Agence France Presse" menerima sebuah surat dari yang dinamakan "Front Revolusioner Afghanistan" yang menyatakan berdiri dibelakang rencana peledakan itu dan menuntut agar pemerintah Prancis menarik pasukannya dari Afghanistan. Nama kelompok ini sebelumnya belum pernah dikenal oleh dinas rahasia.

Peringatan akan adanya bahaya ledakan bom sempat mencekam toko serba ada 'Printemps' di Paris. Hari Selasa siang (16/12) bangunan toko mewah itu dikosongkan. Seorang penjual menuturkan apa yang terjadi:

"Kami diberitahu dengan secara berhati-hati bahwa gedung toko ini harus dievakuasi. Namun tidak dikatakan, mengapa. Kami memang secara teratur melakukan latihan evakuasi. Dan selalu dikatakan bahwa kami tidak selalu harus tahu alasannya. Tanda evakuasi berarti: segera keluar dari gedung dan membiarkan pengunjung toko yang mula-mula keluar."

Dengan demikian, pada hari Selasa itu, para karyawan dan pengunjung toko Printemps berdiri di luar tanpa mantel dan menggigil kedinginan disertai rasa takut dan ketidakpastian. Jalan besar atau boulevard di kawasan perbelanjaan Paris di sekitar gedung opera, ditutup. Polisi dan pakar bahan peledak memeriksa lokasi. Menteri Dalam Negeri Prancis Michéle Aillot-Marie mengutarakan:

"Bangunan toko itu diperiksa. Di lantai tiga telah ditemukan lima batang dinamit yang usianya diperkirakan cukup tua dan disembunyikan di bak air toilet."

Belgien EU Sondergipfel zu Russland Georgien Nicolas Sarkozy
Presiden Prancis Nicolas SarkozyFoto: AP

Bahan peledak itu tidak punya mekanisme untuk menyalakannya, kata Mendagri Aillot-Marie. Ia kemudian menambahkan bahwa tidak ada ancaman ledakan langsung. Sebelumnya, kantor berita Prancis 'Agence France Presse' menerima sebuah surat yang memberitahukan secara tepat di mana bahan peledak itu disembunyikan. Pengirim surat yang mengaku bertanggung jawab atas peletakan bahan peledak adalah sebuah kelompok yang misterius bernama 'Front Revolusiener Afghanistan'. Kelompok ini sebelumnya sama sekali tidak dikenal oleh dinas rahasia. Mereka menuntut penarikan tentara Prancis dari Afghanistan dan mengancam akan kembali meletakkan bom. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengimbau semua pihak untuk bersikap hati-hati dan logis:

"Kepolisian sedang menganalisa bahan peledak yang ditemukan itu. Masih belum diketahui, dari mana datangnya. Juga surat pernyataan bertanggung jawab masih harus diperiksa secara teliti."

Para penyidik juga mengharapkan mendapat informasi melalui rekaman video yang masih harus dicermati. Belum lama ini, Departemen Dalam Negeri memperingatkan adanya peningkatan ancaman serangan teror. Michele Aillot-Marie kini merasa bahwa kekhawatirannya baru-baru ini memang benar:

"Waktu menjelang Natal sudah tentu merupakan saat yang kritis, karena banyaknya jumlah manusia dari Prancis dan seluruh dunia yang mengunjungi toko-toko serba ada. Selain itu, saat seperti ini adalah waktu yang punya kekuatan simbolik tinggi."

Tindak pengamanan di Prancis memang telah mulai ditingkatkan delapan hari yang lalu . (cs)