1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Biden akan Hapus Kuba dari Daftar Negara Sponsor Terorisme

15 Januari 2025

Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana untuk menghapus Kuba dari daftar negara sponsor terorisme. Langkah ini membalikkan kebijakan yang sebelumnya ditetapkan oleh Presiden Donald Trump pada tahun 2021.

https://p.dw.com/p/4p94w
Gedung Kedubes Amerika di Havana, Kuba
Warga Kuba mengantre untuk memasuki kedutaan besar AS di Havana, setelah layanan konsuler menurun drastis di bawah pemerintahan Trump yang pertama (Dokumentasi: 9 Januari 2024) Foto: Yamil Lage/AFP/Getty Images

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bahwa mereka akan menghapus Kuba dari daftar Negara Sponsor Terorisme (State Sponsors of Terrorism/SST) dan mengambil langkah-langkah diplomatik lainnya yang menunjukkan itikad baik.

Menanggapi pengumuman yang disampaikan pada Rabu (15/01), Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel menyatakan bahwa pemerintahnya berencana membebaskan 533 tahanan politik sebagai bagian dari langkah rekonsiliasi.

Gereja Katolik di Kuba telah memediasi negosiasi dengan pemerintah terkait pembebasan para tahanan tersebut. Sebagian besar dari mereka dipenjara setelah aksi protes besar yang terjadi di seluruh wilayah Kuba pada tahun 2021.

Protes yang terjadi pada saat itu dipicu oleh pemadaman listrik dan kenaikan harga pangan. Namun, pemerintah merespons demonstrasi tersebut dengan tindakan represif.

Kemenlu Kuba puji langkah AS

Kementerian Luar Negeri Kuba menyambut baik keputusan AS tersebut. Mereka telah memberitahu Paus Fransiskus terkait niatnya untuk membebaskan para tahanan yang menjalani hukuman karena berbagai kejahatan.

Meskipun demikian, Kemenlu Kuba tidak mengaitkan pembebasan ini dengan keputusan AS. Namun, mereka mengatakan kalau tindakan ini dilakukan “dalam semangat Ordinary Jubilee tahun 2025 yang diumumkan oleh Yang Mulia Paus Fransiskus.”

Presiden Terpilih Trump Dapat Membalikkan Keputusan

Keputusan yang diambil Biden kemungkinan besar dapat dibatalkan oleh Donald Trump ketika ia kembali memegang jabatan sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025.

Pada akhir masa jabatannya di tahun 2021, Trump kembali menetapkan Kuba sebagai negara sponsor terorisme. Kebijakan ini menyebabkan Kuba menghadapi berbagai sanksi ekonomi.

Sebelumnya, pada tahun 2015, Presiden Barack Obama telah menghapus Kuba dari daftar tersebut. Keputusan Obama saat itu dianggap sebagai terobosan dalam hubungan diplomatik antara Washington dan Havana setelah bertahun-tahun permusuhan akibat Perang Dingin.

Obituari: Fidel Castro Sang Pemimpin Revolusi Kuba

Kebijakan Keras Trump terhadap Kuba

Langkah yang diambil Biden untuk menghapus Kuba dari daftar negara sponsor terorisme kemungkinan besar tidak akan bertahan lama. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh dari sejumlah tokoh penting yang mendukung kebijakan keras terhadap Kuba.

Salah satu tokoh tersebut adalah Marco Rubio, seorang warga AS keturunan Kuba yang diperkirakan akan dipilih Trump sebagai Menteri Luar Negeri. Rubio, yang merupakan putra imigran Kuba, dikenal vokal menentang pemerintah komunis di negara tersebut.

Selain itu, Mauricio Claver-Carone, mantan penasihat di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih yang mendukung pemberian sanksi terhadap Kuba, juga disebut akan ditunjuk Trump sebagai utusan khusus untuk Amerika Latin.

Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Kuba mengalami kemerosotan yang cukup signifikan. Situasi ini diperburuk oleh pandemi Covid-19 dan sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh AS.

Amerika Serikat juga masih mempertahankan embargo perdagangan terhadap Kuba yang pertama kali diberlakukan setelah Fidel Castro merebut kekuasaan.

mh/hp (Reuters, AFP, AP)