Brigade Evakuasi Popok, Inisiatif Bersihkan Lingkungan dari Bahaya Sampah Popok
Sampah popok yang dibuang sembarangan berbahaya bagi lingkungan, mengancam kesehatan dan mencemari rantai makanan. Brigade Evakuasi Popok turun tangan membersihkan Sungai Brantas dari sampah popok.
"Evakuasi" sampah popok ala tim Brigade Evakuasi Popok
Lengkap dengan cangkul, pakaian pelindung berwarna putih, sepatu boot, kaos tangan karet, kacamata lebar dan masker, tim dari Brigade Evakuasi Popok mencari sampah popok di daerah bantaran sungai yang sering menjadi tempat warga membuang sampah rumah tangga.
Azis, Koordinator Brigade Evakuasi Popok Jawa Timur
Hanya sampah popok yang diambil, sedangkan sampah plastik dan sampah lainnya tetap dibiarkan di bantaran sungai. Menurut Azis, tugasnya hanya mengevakuasi popok, sedangkan sampah plastik dan sampah lainnya akan ada pihak lain yang mengurusi. "Kita ambil sampah popoknya saja, nanti yang lain kita beri tahu bagian kebersihan. Karena kita di sini hanya mengevakuasi popok,” ujarnya.
Sampah popok dibawa ke drop point
Tempat sampah yang sudah penuh popok diangkut menggunakan mobil pick-up Brigade Evakuasi Popok ke tempat penampungan sementara khusus sampah popok di Desa Wringinanom, atau biasa disebut drop point. Azis menerangkan, sampah popok yang terkumpul ini rutin akan diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik setiap 2 kali seminggu.
Ajak masyarakat sadar lingkungan dan berkontribusi
Brigade Evakuasi Popok yang menggandeng relawan dan mahasiswa serta pelajar, sejak 2017 berkeliling dari hulu ke hilir di 16 kabupaten/kota di Jawa Timur yang dilintasi Sungai Brantas. Mereka turun ke bantaran sungai mengevakuasi popok, lalu menyerahkan sampah tersebut ke pihak Dinas Lingkungan Hidup kabupaten/kota setempat.
Bahaya sampah popok bagi lingkungan dan kesehatan
Popok sekali pakai adalah salah satu penyumbang mikroplastik terbesar yang membebani lingkungan. Mikroplastik diketahui jadi salah satu pemicu masalah kesehatan pada manusia. Tapi kehidupan saat ini tidak dapat lepas dari plastik, bahkan bisa dikatakan manusia sudah terjajah oleh plastik. Penulis: Pedro Srilambang (na/as)