1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bundestag Akan Putuskan Keikutsertaan Pasukan Jerman dalam misi AWACS

2 Juli 2009

Parlemen Jerman Bundestag hari Kamis (2/7) ini melakukan voting menyangkut keikutsertaan pasukan Jerman dalam perluasan misi pesawat pengintai AWACS NATO di Afghanistan.

https://p.dw.com/p/Ifhn
Foto: AP

Tema ini memancing pro dan kontra di kalangan anggota parlemen. Sebab, selain menyangkut pengerahan tambahan pasukan Jerman sebanyak 300 orang, penugasannya juga berada dalam batasan yang samar-samar antara fungsi pertahanan dengan intervensi militer.

Anggota parlemen dari partai Kristen Demokrat-CDU, Eckart von Klaeden, memandang secara positif perluasan misi AWACS di Afghanistan itu: “Misi pesawat AWACS meningkatkan keamanan serdadu kita dan mitra kita. Misinya mencegah jatuhnya korban sipil dan pada akhirnya mendorong pembangunan sipil di negara tersebut.“

Namun anggota Partai Hijau, Winfried Nachtwei mengritik perluasan misi AWACS ini. “Sangat sulit dihindarkan, lewat misi AWACS minimal secara tidak langsung kita juga terlibat dalam aksi perang.“

Pesawat AWACS adalah pengintai kawasan udara sekaligus pusat pengendali tugas dari udara. Hal itu tersirat dari namanya AWACS singkatan dari “Airborne Warning and Control Systems“ atau sistem peringatan dini dan pengawasan dari udara. Basisnya adalah pesawat Boeing 707 yang diubah dan dilengkapi piringan radar berdiameter sekitar 9 meter. Sekarang ini, semua aksi perang dapat dipastikan didukung pesawat pengintai AWACS.

Melalui perangkat radar yang sosoknya berupa piringan raksasa di punggung pesawat, dapat dilacak dan diidentifikasi kapal, pesawat terbang atau obyek lainnya pada jarak hingga 500 km. Mata elektronik pada pesawat, dapat mengawasi areal seluas 312.000 km persegi atau kawasan seluas Jerman.

Pesawat AWACS biasanya beroperasi pada ketinggian 9000 meter dengan kecepatan jelajah 800 km per jam. Kapasitas tangki bahan bakarnya cukup untuk operasi pengintaian selama 10 jam. Setiap pesawat dioperasikan oleh 16 awak, terdiri dari dua pilot dan para ahli radar serta komputer.

AS memiliki armada terbesar dengan 30 pesawat AWACS. Jerman tidak punya satupun pesawat pengintai jenis ini. Tapi dilibatkan lewat misi NATO yang menempatkan 17 pesawatnya di pusat operasi AWACS di Geilenkirchen, Jerman dan 7 di Waddington Inggris.

Setelah serangan teror 11 September 2001 cakupan tugas pesawat pengintai AWACS diperluas, antara lain dengan misi perang anti-teror. Menimbang situasi keamanan di Afghanistan, tambahan misi AWACS sekarang ini bertujuan untuk mengawasi seluruh kawasan udara, mengkoordinir seluruh penerbangan militer serta mendukung operasi militer lewat udara di kawasan ini.

Benjamin Wüst/Agus Setiawan

Editor: Asril Ridwan