1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Cerita Magang di Bundestag dan Fraksi Partai Hijau Jerman

Muhammad Nur Ar Royyan Mas
19 Agustus 2024

Jerman lewat program IPS setiap tahun memberikan kesempatan bagi peserta internasional untuk magang di parlemen Jerman, Bundestag. Inilah pengalaman peserta dari Indonesia tahun 2024.

https://p.dw.com/p/4japs
Muhammad Nur Ar Royyan Mas
Muhammad Nur Ar Royyan Mas di parlemen Jerman Bundestag, Berlin 2024Foto: privat

Program magang Internationales Parlaments-Stipendium (IPS) diadakan tahunan oleh Parlemen Jerman, Bundestag, dan merupakan program beasiswa yang memberikan kesempatan magang bagi lulusan sarjana dari 50 negara di bawah usia 30 tahun. Peserta akan ditempatkan salah satu kantor anggota dewan Jerman, sebutan resminya Mitglied des Deutschen Bundestages (MdB). Program IPS sudah diadakan sejak tahun 1986 dan sejak tahun 2021 terbuka bagi peserta dari Indonesia. Tahun 2024, ada tiga peserta magang dari Indonesia, yaitu Muhammad Maulana, Carissa Florentina, dan saya sendiri, Muhammad Nur Ar Royyan Mas.

Setelah menjalani satu bulan pertama dengan rangkaian seminar, kunjungan ke berbagai tempat bersejarah, dan study tour selama tiga hari ke Bonn, saya dan 95 peserta IPS lain akhirnya dapat memulai praktik magang di kantor anggota parlemen pada bulan April. Penempatan peserta IPS di kantor anggota parlemen ditetapkan oleh pihak pelaksana, dan kami bertiga peserta dari Indonesia ditempatkan di kantor anggota dewan dari Partai Hijau Jerman, Bündnis 90/Die Grünen.

Carissa, yang bekerja untuk Goethe-Institut di Bandung sebelum berpartisipasi di program IPS, ditempatkan di kantor anggota dewan Sandra Detzer, MdB. Maulana, lulusan prodi Politikwissenschaft (Ilmu Politik) di Freie Universität Berlin, bekerja di kantor Nyke Slawik, MdB. Sedangkan saya, lulusan prodi Volkswirtschaftslehre (Ilmu Ekonomi) Universität Bonn, bekerja di kantor Felix Banaszak, MdB.

Berdasarkan hasil Bundestagswahl (Pemilu Parlemen) tahun 2021, fraksi Die Grünen mendapatkan 118 kursi di Parlemen Jerman, Bundestag. Hasil pemilu 2021 menempatkan Grüne sebagai fraksi terbesar ketiga. Kami, bersama dengan 14 peserta IPS lainnya, mendarat di kantor fraksi Die Grünen.

Beberapa peserta program magang IPS untuk fraksi Partai Hijau
Beberapa peserta program magang IPS untuk fraksi Partai HijauFoto: privat

Sebagai peserta magang atau praktikan, kami tidak begitu dibebani dengan tugas yang melebihi kapasitas kami. Pada hari pertama di kantor, saya mendapatkan kesempatan untuk berbicara langsung dengan Felix, selama kurang lebih setengah jam. Dari pembicaraan itu saya memahami bahwa salah satu alasan saya dipilih untuk bekerja dengan Felix adalah karena latar belakang saya di bidang Ilmu Ekonomi. Hal ini sejalan dengan pekerjaan Felix di komisi Wirtschaft dan Haushalt (Ekonomi dan Anggaran).

Carissa, yang bekerja di kantor Sandra Detzer, juga turut mendapatkan kesempatan berbicara dengan Sandra. Carissa menceritakan bahwa dia ingin melanjutkan karir di Jerman, dan Sandra pun menanggapinya dengan positif. Setiap anggota Parlemen Jerman tentu punya koneksi dan hubungan yang baik dengan berbagai bisnis dan kantor pemerintahan, ini bisa menjadi poin plus untuk magang di Bundestag.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Ikut kegiatan Partai Hijau

Tidak hanya mengikuti kegiatan sehari-hari anggota dewan, seperti menghadiri undangan, mengikuti rapat kelompok kerja dan rapat komisi parlemen, kami juga mendapatkan kesempatan untuk menghadiri acara yang khusus diselenggarakan oleh Partai Hijau, termasuk rapat fraksi. Sebagai contoh, dalam kunjungan saya ke daerah pemilihan (Wahlkreis), saya mengikuti beberapa acara internal Partai Hijau dan mengikuti beberapa pertemuan dengan anggota dan simpatisan.

Di kesempatan lain, saya dan Carissa juga membantu menyelenggarakan pertemuan khusus dengan panelis undangan, yang disebut Fachgespräch, mengenai industri mobil di Jerman. Kami juga menghadiri acara Get-Together yang dihadiri oleh seluruh anggota dan elemen partai Die Grünen di Berlin.

Dengan bekerja di bawah anggota parlemen Jerman dari Partai Hijau, kami sering mendapatkan penugasan yang tentunya berkaitan erat dengan program dan ideologi partai. Partai Hijau terutama fokus dalam isu keberlanjutan.

Salah satu pekerjaan yang paling menantang bagi saya, adalah ketika harus menjawab berbagai surel dari warga yang ditujukan kepada Felix, kala agenda untuk merevisi undang-undang energi terbarukan akan diloloskan oleh partai kami bersama mitra koalisi partai SPD dan FDP. UU energi terbarukan yang direvisi akan menghapuskan beberapa hal fundamental dan hal ini menyebabkan perdebatan dan gejolak pada publik Jerman. Dalam menjawab persoalan seperti ini, saya belajar berkomunikasi dengan normatif, tanpa mengucilkan esensi dari kritik yang disampaikan oleh warga.

Bersama anggota parlemen Jerman dari Partai Hijau, Felix Banaszak, MdB
Kampanye di Duisburg bersama anggota parlemen Jerman dari Partai Hijau, Felix Banaszak, MdBFoto: privat

Pengalaman unik kerja di kantor anggota dewan Jerman

Pengalaman unik yang saya miliki selama bekerja dengan Felix adalah ketika mengunjungi kampung halamannya, yaitu kota Duisburg. Di Bundestag, Felix merupakan salah satu anggota Parlemen yang mewakili daerah pemilihan Duisburg, tepatnya Duisburg Nord (utara). Kebetulan, saya dapat kesempatan untuk ikut bersama Felix mengunjungi Duisburg pada bulan April dan Mei. Saat kunjungan saya di bulan Mei, Felix cukup sibuk dengan agenda kampanye, karena Pemilu Parlemen Eropa akan diadakan dalam waktu dekat.

Kami membagikan selebaran partai kami di berbagai tempat, di Hauptbahnhof (stasiun utama), Marktplatz (pusat perbelanjaan), hingga melakukan kampanye dari pintu ke pintu. Kami juga sempat menerima cecaran dari tiga orang individu di waktu dan tempat yang berbeda. Kritik yang kami dengar kebanyakan mengeluhkan isu ekonomi di Jerman, seperti mahalnya tarif energi, dan inflasi yang menyebabkan kenaikan harga berbagai produk.

Di sisi lain, sebagai seorang anggota parlemen yang terbilang cukup muda, Felix memiliki kemampuan yang cukup baik mengelola media sosial. Hal ini terbukti dengan lebih dari 60 ribu pengikut di akun Instagram-nya. Dia kerap membuat video, mengenai pekerjaannya di Bundestag, pendapat dan tanggapannya mengenai beberapa isu, hingga reaksinya atas kekalahan Die Grünen dalam pemilu Uni Eropa yang diadakan awal Juni lalu.

Di kantor, Felix memperkerjakan dua pegawai khusus untuk urusan videografi dan editing, tiga asisten ilmiah (wissenschaftliche Mitarbeiter9 , dan dua orang pekerja administrasi (Sachbearbeiter). Komposisi pegawai berbeda-beda pada setiap anggota Parlemen.

Kunjungan peserta IPS ke kantor pusat DW di Bonn
Kunjungan peserta IPS ke kantor pusat DW di BonnFoto: privat

Mengenal Lobbyisme Jerman dan melakukan riset

Satu hal lain yang saya rasa tidak akan didapatkan di Indonesia, adalah menyaksikan langsung praktik Lobbyisme di Jerman. Lobi di Jerman punya aturan ketat. Anggota parlemen tidak akan mendapatkan uang sepeserpun dari orang-orang, instansi, atau pun perusahaan yang melobi mereka.

Selama waktu magang saya, sudah ada lebih dari lima pelobi yang bertemu dengan Felix. Topik yang dibahas beragam, di antaranya adalah instalasi pembangkit energi tenaga angin, kritik terhadap kebijakan pemerintah, hingga permohonan tindak lanjut dari program unggulan Partai Hijau, yaitu Klimageld, bantuan khusus untuk perubahan iklim.

Salah satu kolega kerja saya menjelaskan, praktik lobi di Jerman tidak melibatkan uang, sehingga politikus nantinya tidak dapat ditekan pelobi. Tidak ada janji khusus dengan pihak luar yang harus dipenuhi, sehingga hasil praktik lobi di Jerman bisa dibilang agak sulit untuk ditebak.

Sebagai tugas akhir dari masa magang saya di kantor Felix Banaszak, saya ditugaskan untuk melakukan riset mengenai hubungan ekonomi antara Jerman dan Tiongkok. Kondisi geopolitik dunia yang memanas semenjak perang agresi Rusia terhadap Ukraina, menyebabkan Jerman menjadi lebih berhati-hati dalam menjalin hubungan politik dan ekonomi dengan negara lainnya, terutama Tiongkok. Karya tulis saya akan dijadikan panduan bagi rekan-rekan saya di kantor, dalam menghadapi berbagai isu dengan Tiongkok. Saya menyimpulkan bahwa Jerman memiliki ketergantungan terhadap Tiongkok di beberapa bidang, seperti panel surya, chip, dan pasokan bahan mentah untuk produksi industri.

Bagi teman-teman yang berminat mengikuti keseruan program magang IPS di tahun-tahun berikutnya, yuk daftarkan diri kalian segera! Syaratnya sederhana: kalian sudah lulus pendidikan S-1, memiliki sertifikat bahasa Jerman tingkat B2, serta aktif secara sosial maupun politis. Daftarkan diri kalian lewat laman situs bundestag.de/ips, atau ikuti kanal perkumpulan alumni IPS Indonesia di Instagram: @ips-indonesien.bruecke. Kami tunggu kalian di Berlin!

*Muhammad Nur Ar Royyan Mas adalah Peserta Program Magang Internasional di Parlemen Jerman: Internationales Parlaments-Stipendium (IPS) Deutscher Bundestag angkatan tahun 2024. (hp)