1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikCina

Cina Gelar Latihan Perang Baru di Sekitar Taiwan

14 Oktober 2024

Cina kembali mengirim pesawat dan kapal perang untuk latihan militer di sekitar Taiwan. Pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut mengecam tindakan ini sebagai langkah "provokatif".

https://p.dw.com/p/4lk0i
Peta latihan militer Cina
Beberapa titik yang dijadikan latihan militer Cina di sekitar TaiwanFoto: Andre M. Chang/Zuma/picture alliance

Cina menggelar babak baru latihan militer di dekat Taiwan pada hari Senin (14/10), yang diklaim sebagai peringatan terhadap "tindakan separatis oleh kekuatan kemerdekaan Taiwan." Tidak disebutkan tanggal berakhirnya latihan tersebut.

Latihan yang dijuluki Joint Sword-2024B itu, "menguji kemampuan operasi gabungan pasukan komando teater," menurut Kementerian Pertahanan Cina.

"Latihan ini juga merupakan peringatan tegas terhadap tindakan separatis pasukan kemerdekaan Taiwan. Ini adalah operasi yang sah dan perlu untuk menjaga kedaulatan negara dan persatuan nasional," papar Kementerian Pertahanan Cina.

Latihan tersebut berlangsung di "area utara, selatan, dan timur Pulau Taiwan," menurut Kapten Li Xi, juru bicara Komando Teater Timur militer Cina.

Kapal perang dan pesawat Cina mendekati Taiwan dalam "jarak dekat dari berbagai arah" dengan fokus pada patroli kesiapan tempur laut-udara, memblokade pelabuhan dan wilayah penting, menyerang target maritim dan darat, serta "perebutan bersama keunggulan menyeluruh," kata komando tersebut.

Taiwan kecam latihan perang Cina

Sebagai tanggapan, Kementerian Pertahanan Taiwan mengecam "perilaku yang tidak rasional dan provokatif" dari Cina daratan. Kementerian tersebut mengatakan bahwa mereka telah "mengirimkan kekuatan yang sesuai untuk merespons dengan tepat guna melindungi kebebasan dan demokrasi" serta mempertahankan kedaulatan Taiwan.

Pemerintah Taiwan juga mengatakan bahwa latihan perang terbaru Cina dan penolakannya untuk menghentikan penggunaan kekuatan adalah "provokasi terang-terangan" yang secara serius merusak perdamaian dan stabilitas regional.

Menghadapi ancaman politik, militer, dan ekonomi lebih lanjut dari Cina dalam beberapa hari terakhir, Taiwan tidak akan mundur atau menyerah, kata Dewan Urusan Kebijakan Taiwan-Cina dalam sebuah pernyataan.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Taiwan yang diperintah secara demokratis, yang dianggap Cina sebagai wilayahnya sendiri, telah waspada terhadap lebih banyak permainan perang sejak pidato Hari Nasional Presiden Lai Ching-te pada pekan lalu.

Dalam pidatonya, Lai berjanji untuk "menolak aneksasi" pulau tersebut, dan menegaskan bahwa Beijing dan Taipei "tidak tunduk satu sama lain."

Beijing mengecam pidato tersebut setelah Lai mengatakan bahwa Cina tidak memiliki hak untuk mewakili Taiwan, meskipun ia menawarkan kerja sama dengan Beijing. Cina mengadakan latihan Joint Sword-2024A di sekitar Taiwan selama dua hari pada Mei lalu, tak lama setelah Lai menjabat.

AS kecam latihan militer Cina

Amerika Serikat (AS) mengecam latihan militer Cina di sekitar Taiwan, menyebut tindakan tersebut "tidak berdasar dan berisiko meningkatkan ketegangan," sambil mendesak Beijing untuk bertindak dengan lebih hati-hati.

"Amerika Serikat sangat prihatin dengan latihan militer gabungan Tentara Pembebasan Rakyat di Selat Taiwan dan sekitar Taiwan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan, merujuk pada militer Cina.

Ketegangan ini meningkat hanya beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, memperingatkan Cina untuk tidak mengambil tindakan sebagai respons atas pidato Presiden Taiwan Lai Ching-te pada perayaan Hari Nasional Taiwan.

rs/ha (AFP, Reuters)