1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

'Dapur Frankfurt': Picu Revolusi Rumah Tangga

31 Desember 2024

Sekitar satu abad lalu, bekerja di dapur sangat merepotkan dan tidak efisien. Namun, seorang arsitek asal Wina, Austria, punya ide inovatif yang bertahan hingga kini. Dapur! Lengkap dengan perabotan.

https://p.dw.com/p/4oh8p
Seorang perempuan beraktivitas di dapor modern
Gambar ilustrasi dapur dengan perabotannyaFoto: Dodenhoff/akg images/picture alliance

Kebayang tidak, jika harus masak di dapur, perabotan dapur tidak tersusun sistematis di dapur, atau perlengkapan seperti laci-laci penyimpan semua hal yang dibutuhkan, tidak ada? Atau tidak terhubung ke ruang makan? Ribet, kan?

Seorang perempuan asal Wina, Austria di awal abad ke-20  membuat perubahan besar-besaran desain dapur, yang jadi acuan hingga zaman modern sekarang ini. 

"Jika saya tahu bahwa saya harus membicarakan *dapur terkutuk* ini selama sisa hidup saya, saya tidak akan pernah membangunnya!" canda Margarete Schütte-Lihotzky yang berusia 100 tahun dalam sebuah wawancara pada tahun 1998, soal dapur rancangannya yang jadi tonggak gaya dapur zaman now.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

"Dapur lengkap" yang ia rancang pada tahun 1920-an mengubah sejarah arsitektur, dan merevolusi kehidupan penghuni perumahan pada umumnya dengan menciptakan ruang kuliner yang baru, fungsional, dan lengkap.

Dijuluki "dapur Frankfurt", Schütte-Lihotzky menciptakan sebuah karya arsitektur sosial rintisan yang telah menjadi ciri khas dapur hingga saat ini.

Perancang tersebut juga merupakan aktivis hak-hak perempuan dan dirayakan sebagai pahlawan perlawanan terhadap kediktatoran Nazi.

Schütte-Lihotzky, yang meninggal pada tahun 2000 di usia 103 tahun, bertekad meningkatkan kehidupan orang lain melalui karya sepanjang hidupnya.

Margarete Schütte-Lihotzky, perintis dapur modern
Pionoir dapur kekinian Margarete Schütte-LihotzkyFoto: Ulrich Schnarr/dpa/picture alliance

Ubah kehidupan kelas pekerja dengan karya arsitektur

Schütte-Lihotzky tumbuh dewasa selama puncak industrialisasi di Eropa. Masa peralihan demografis dari pedesaan ke kota-kota, saat orang-orang mencari pekerjaan di pabrik-pabrik baru.

Namun, kondisi kehidupan di distrik-distrik kelas pekerja yang padat di kota-kota besar Jerman dan Austria, seperti Berlin, Frankfurt, dan Wina, saat itu ditandai dengan kurangnya higiene, maraknya penyakit, dan kemiskinan.

Sebagai mahasiswa arsitektur muda di Wina, Schütte-Lihotzky memiliki perspektif unik tentang perjuangan keluarga pekerja di rumah petak yang penuh sesak.

Pada tahun 1917, ia melakukan penelitian untuk kompetisi arsitektur dan merancang kompleks perumahan berdasarkan kebutuhan praktis penghuninya, termasuk lebih banyak udara dan cahaya.

Mengadopsi gagasan bahwa "bentuk mengikuti fungsi," Schütte-Lihotzky menjauh dari gaya arsitektur dekoratif abad lalu dan merangkul fungsionalitas "objektivitas baru."

Baginya, arsitektur adalah penawar masalah sosial. Sikap ini sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakangnya.

Dapur Frankfurt di Museum Germanischen Nationalmuseum
Contoh Dapur Frankfurt 'jadul' di Germanischen NationalmuseumFoto: dpa/picture alliance

Dari perumahan hingga desain dapur

Lahir dalam keluarga kelas menengah dan intelektual Wina pada tahun 1897, masa kanak-kanak Schütte-Lihotzky diwarnai oleh seni dan budaya, serta politik.

Ibunya terlibat dalam dunia seni di Wina tpi juga menjalin kontak dengan kalangan pasifis serta feminis. Sebagai seorang anak, gadis muda itu tahu bahwa dirinya relatif istimewa, yang membentuk pemahamannya tentang desain dan arsitektur, serta keputusannya untuk mengerjakan proyek perumahan sosial.

Setelah Perang Dunia I, perumahan sangat dibutuhkan di Eropa yang hancur. Perumahan baru dengan perumahan sosial dibangun dengan cepat dan murah untuk kelas pekerja yang sedang berkembang — dan bagi mereka yang kehilangan rumah mereka dalam perang.

Direktur pembangunan Ernst May meluncurkan program perumahan "New Frankfurt" di Frankfurt am Main, Jerman. Tujuannya adalah untuk menghilangkan problem kekurangan perumahan dalam 10 tahun.

May menugaskan Schütte-Lihotzky untuk mendesain dapur yang sesuai untuk kompleks perumahan. Dapur ini dibuat untuk memanfaatkan ruang terbatas di gedung-gedung baru secara optimal, dan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari penghuninya.

Arsitek muda itu mulai bekerja: Berapa banyak langkah yang perlu diambil pengguna dapur untuk berpindah dari jarak A ke B? Bagaimana mereka bergerak? Di mana peralatan memasak sebaiknya ditempatkan? Bagaimana seseorang dapat mengawasi anak-anak saat bekerja di dapur?

Awal mula dapur modern yang 'lengkap'

Hasilnya adalah sebuah ruangan dengan panjang sekitar 3,5 meter dan lebar 2 meter, dengan pintu kaca geser yang memungkinkan pandangan ke ruang tamu dan jendela besar untuk membiarkan cahaya masuk.

Dapur dilengkapi dengan lemari dari lantai hingga langit-langit, meja dapur, wastafel dengan saluran pembuangan, laci untuk sampah dapur, dan laci aluminium kecil yang dapat dilepas dengan pegangan untuk menampung bahan-bahan masakan yang paling penting.

Modul-modul individual kemudian diproduksi secara industri dalam jumlah besar, seiring dengan dibangunnya blok-blok apartemen baru di Frankfurt.

Untuk menghilangkan skeptisisme awal tentang jenis dapur baru ini, Ernst May mempromosikan penemuan Schütte-Lihotzky sebagai "dibangun oleh seorang perempuan untuk perempuan."

"Dapur Frankfurt" lahir, merevolusi pekerjaan rumah tangga

Namun, gerakan feminis yang berkembang saat itu mengkritik gagasan bahwa perempuan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga di dapur. Tuduhannya adalah bahwa efisiensi dapur ini hanya mengikat perempuan lebih dekat ke kompor.

Meskipun demikian, Schütte-Lihotzky bermaksud meringankan beban perempuan dengan dapur ini.

Perlawanan terhadap Nazi

Meskipun dikritik, dapur Frankfurt terbukti sukses. Pesanan datang dari seluruh dunia: Menteri tenaga kerja Prancis sendiri menginginkan 260.000 unit "dapur lengkap" untuk dipasang di perumahan baru di negaranya.

Meskipun mendapat pengakuan internasional, desainer muda itu merasa disalahpahami karena ia terutama ingin meningkatkan kehidupan kelas pekerja.

Hal ini hampir menjadi kehancurannya selama era Nazi. Setelah aneksasi Austria oleh Nazi Jerman, ia berjuang di bawah tanah melawan Nazi sebagai seorang komunis. Ia ditangkap namun lolos dari eksekusi.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Schütte-Lihotzky terlibat dalam gerakan perdamaian dan hak-hak perempuan. Dia memberi kuliah, membimbing arsitek perempuan muda, dan membangun apartemen dan taman kanak-kanak di Jerman Barat, Rusia, Kuba, dan Jerman Timur.

Artikel diadaptasi dari DW bahasa Jerman