1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Daur Ulang Telefon Bekas

17 Februari 2009

Tahukah anda telefon genggam mengandung logam emas maupun perak? Itu sebabnya daur ulang telefon genggam bisa menjadi bisnis menguntungkan, di samping perlindungan lingkungan.

https://p.dw.com/p/GwBb
Foto: picture-alliance / dpa / Themendienst

Di sebuah kios telefon genggam di sebuah kota kota kecil dekat Stockholm. Telefon genggam model terbaru nampak dipajang di dinding toko. Sejumlah telefon genggam canggih dengan layar besar berjejeran dengan telefon genggam biasa. Bahwa kios ini juga membeli telefon genggam bekas terlihat dari sebuah sticker kecil di pintu, dengan tulisan lucu berwarna-warni 'kompos telefon genggam'. Yasser Stan, ia bekerja sebagai penjual di kios itu, menceritakan pengalamannya sejak inisiatif itu diterapkan: „Dulu orang-orang bingung, mau diapakan telefon lamanya. Mereka hanya membuang baterinya di tempat barang bekas untuk didaur ulang, kemudian sisanya dibuang ke tempat sampah palstik biasa. Waktu mereka melihat tempat kompos telefon genggam itu, besoknya mereka datang dengan membawa telefon genggam lamanya."

Sebuah kotak kaca menjadi tempat telefon genggam bekas. Namun Yasser mengamati, bahwa banyak pelanggan sebetulnya merasa berat untuk pisah dengan telefon genggam lamanya. Karena telefon genggam menyimpan data-data pribadi. Misalnya Anders Svensson, ia baru saja membeli telefon genggam baru, tidak bersedia untuk pisah dari telefon genggam lamanya: „Telefon genggam lama saya akan saya simpan. Karena telefon ini saya pakai untuk pekerjaan saya. Kalau telefon ini sudah tidak terpakai lagi, mungkin akan saya simpan di rumah atau jadi mainan anak saya."

Di Swedia saja sekitar 15 juta telefon bekas masih saja disimpan oleh pemiliknya. Sedangkan di Jerman sekitar 60 juta. Padahal, jika perangkat itu dipakai kembali, hal ini cukup mengguntungkan. Menurut perhitungan organisasi bernama 'Sampah Swedia', sebuah tong berisi telefon genggam bekas, mengandung sekitar satu kilogram perak dan 300 gram emas. Sebuah tambang emas, demikian tutur Jan-Olof Eriksson, pemimpin perusahaan El-Kretsen. Perusahaan itu ditugaskan oleh sebuah produsen telefon genggam mendaur ulang barang-barang elektronik: „Teknik telefon genggam memang sangat rumit, karena menyalurkan sinyal elektronik. Banyak logam metalnya. Kini tambang emas dan perak di kota telah menggantikan emas dan perak yang diambil di bawah tanah. Dengan cara demikian, bahan-bahan itu dapat digunakan dengan baik, karena tersirkulasi."

Emas yang diproduksi oleh perusahan pertambangan Swedia Boliden, sebanyak 40 persen kini berasal dari barang elektronik yang telah didaur ulang, ujar Jan-Olof Eriksson. Selain itu, proses ini melindungi alam. Sebuah telefon genggam yang merupakan hasil produksi daurulang tidak mengeluarkan bahan beracun yang dapat merusak lingkungan alam. Telefon genggam bekas yang terkumpul di toko akan disalurkan ke sebuah perusahaan Inggris, yang membongkar telefon tua untuk diolah kembali. Tiga Euro dari hasil penjualan telefon itu disalurkan ke organisasi kemanusiaan 'Plan'. yang akan digunakan untuk proyek perlindungan lingkungan. Sasarannya, sebanyak 250.000 perangkat telefon genggam uterkumpul. Kesulitannya adalah, demikian Jan-Olof Eriksson menjelaskan, apakah para pemiliknya betul-betul bisa pisah dengan telefon genggam lamanya:

“Disamping radio dan televisi, telefon genggam adalah barang elektronik yang sangat dibutuhkan oleh orang-orang. Tentu sangat praktis, karena kita dapat dihubungi dimana dan kapan pun juga. Dan telefon genggam mempunyai sejumlah fungsi untuk kebutuhan sehari-hari kita."

Inisiatif kompos telefon genggam dapat mengubah cara berpikir kita. Terutama karena prinsipnya mengguntungkan, lingkungan, konsumen dan pembangunan di negara berkembang.(an)