Demonstran Nyatakan Menang
3 Desember 2013Demonstran anti pemerintah memasuki kompleks kantor Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, sementara polisi tidak mengambil tindakan apapun. Peristiwa itu menjadi kemenangan secara simbolis bagi demonstran setelah bentrokan berlangsung selama tiga hari.
Ratusan demonstran melambai-lambaikan bendera Thailand dan meniupkan peluit sebagai tanda kemenangan. Mereka kemudian duduk-duduk di taman dan berfoto, demikian keterangan reporter yang melaporkan dari lokasi. Selasa pagi (03/12/13) polisi menggunakan alat-alat berat untuk menyingkirkan barikade sepanjang jalan menuju markas besar polisi, setelah menyatakan setuju untuk membiarkan demonstran memasuki gedung.
Mencegah Kekerasan dan Konfrontasi
"Demonstran mengatakan, ingin mengambil alih semua gedung pemerintahan, tetapi pemerintah tidak mau melihat pertempuran dan atau konfrontasi, jadi pemerintah menginstruksikan kepada polisi untuk menarik diri." Demikian dikatakan jurubicara pemerintah, Teerat Ratanasevi kepada reporter, sambil menambahkan, "Kami ingin mencegah kekerasan dan konfrontasi."
Perubahan sikap pemerintah yang sama sekali tak diduga menunjukkan bahwa pemerintah tidak lagi bersedia berkonfrontasi dengan demonstran. Pemerintah juga bersedia berkompromi untuk mengurangi ketegangan di negara, mengingat Kamis (05/12/13) Raja Bhumibol Adulyadej yang dihormati semua warga Thailand dan dianggap satu-satunya tokoh yang menyatukan negara akan memperingati ulang tahun ke-86. Secara umum memang diharapkan tercapainya saling pengertian antara pemerintah dan demonstran menimbang ulang tahun raja.
Pejabat pemerintah tidak memberikan komentar apapun berkaitan dengan kemajuan terakhir, dan tidak jelas, apakah ini hanya akan menunda kekerasan berikutnya, dan stagnasi politik yang menyebabkan demokrasi, ekonomi dan turisme di Thailand terseok-seok. Demonstran, yang sebagian besar termasuk masyarakat kelas menengah pendukung Partai Demokrat di ibukota Bangkok, menuduh Yingluck Shinawatra menjadi boneka kakaknya, Thaksin Shinawatra, yang dulu pernah menjadi perdana menteri dan kini melarikan diri karena ancaman hukuman penjara dua tahun.
ML/CP (rtr, afp, dpa)