Dua Raksasa Asia Jalin Kekuatan
21 Mei 2013Sehari setelah menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri India, Manmohan Singh, Perdana Menteri Cina Li Keqiang berbicara di hadapan para pebisnis India, mengenai kesempatan yang lebih besar untuk meraup keuntungan lewat kerjasama ekonomi kedua negara.
Kedua pemimpin negara terbesar di Asia itu berupaya memperkecil jurang sengketa dan menekankan tujuan bersama dalam menempa kerjasama yang lebih mendalam.
Di hadapan Federasi Kamar Dagang dan Industri India, hari Selasa (21/05), Li mengatakan India dan Cina merupakan pasar raksasa dengan potensi luar biasa untuk pertumbuhan ekonomi.
“Jika masing-masing dari jumlah keseluruhan penduduk kita yang mencapai 2,5 milyar jiiwa membeli produk telefon genggam baru, misalnya, itu akan meledakkan angka permintaan akan manufaktur teknologi informasi dan operator layanan telefon genggam di dunia,“ ujar Li.
Saling mengisi
Li Keqiang menegaskan kekuatan dua negara dapat saling mengisi satu sama lain. India mempunyai kekuatan di bidang teknologi informasi dan perangkat lunak, sementara Cina berjaya dengan ekspansi manufaktur dan tekstilnya.
„Saat ini, Cina dan India menghadapi tugas besar dalam pembangunan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menghidupkan kembali ketangguhan negara. Dalam meningkatkan hubungan kedua negara dan pembangunan bersama, kita tak hanya mendapatkan keuntungan bagi masyarakat kita sendiri, namun juga menciptakan berbagai kesempatan baru bagi negara-negara lain di Asia.
Perdana Menteri Cina Li Keqiang dan Perdana Menteri India, Manmohan Singh menunjukan harapannya bahwa mereka dapat meningkatkan angka perdagangan dari 6,1 milyar dollar AS tahun lalu menjadi 100 milyar dollar AS hingga 2015. Li menjanjikan dibukanya akses yang lebih besar bagi produk India di pasar Cina.
Upaya peredaan ketegangan
Kunjungan Li ke India ini merupakan lawatan luar negeri pertamanya sejak menjadi perdana menteri. Lawatan ini merupakan misi yang digariskan para pemimpin Cina untuk memperbesar laju perekonomian yang ditujukan untuk mengimbangi hubungan yang kurang harmonis antara pemerintahan di Beijing dengan Amerika Serikat.
Hari Senin (20/05) Li dan Singh menandatangani perjanjian kerjasama untuk stabilitas regional dan pertumbuhan ekonomi. Keduanya akan berupaya mereduksi ketegangan yang membara bulan lalu, ketika India menuding tentara Cina memasuki wilayah India dan membangun kemah di wilayah Ladakh sebelah timur Kashmir. New Delhi merespon aksi itu lewat sebuah protes diplomatik dan menggerakkan pasukkannya hanya terpaut 300 meter dari posisi tentara Cina.
Untuk meredakan ketegangan, kedua pemimpin negara sepakat bahwa menjaga perdamaian di perbatasan merupakan hal yang sangat penting. Mereka meminta mediator dari masing-masing negara untuk bekerja sama dalam mencapai penyelesaian. Li menekankan, memelihara perdamaian akan sangat membantu negaranya dalam mefokuskan diri pada pembangunan di dalam negeri.
AP/AS (afp/ap)