Empat Tim Terbaik

Setelah menanti 12 tahun, tim tuan rumah akhirnya kembali lolos ke babak semifinal Piala Dunia. Namun, Brasil harus kehilangan dua pemain bintang. Neymar cidera retak tulang belakang dan sang kapten Thiago Silva terkena hukuman akumulasi kartu kuning. Selecao kini mengandalkan semangat kebersamaan tim dan dukungan 200 juta warga Brasil.

Pemain belakang ini membuktikan kemampuan serba bisa dan bahkan menjadi "man of the match" dalam pertandingan lawan Kolumbia di babak perempatfinal. Luiz yang akan bermain untuk klub Paris Saint Germain musim depan, juga akan menggantikan Thiago Silva sebagai kapten tim Brasil dalam pertandingan melawan Jerman.

Ini untuk keempat kalinya secara berturut-turut, timnas Jerman melaju hingga babak empat besar PIala Dunia. Saat mengalahkan Perancis, Jerman kembali ke performa terbaiknya dan bermain secara efisien. Barisan belakang rapat dan serangan ke depan mengalir cukup baik. Tapi akankah gaya ini cukup untuk bisa mengalahkan Brasil?

Rekor gol terbanyak dalam sejarah Piala Dunia memang masih diburu Miroslav Klose, tapi pencetak gol terbanyak dalam Piala Dunia kali ini 'hanya' diincar Thomas Müller. Penyerang ini dalam kondisi fisik sempurna dan performanya stabil di puncak. Ia masih tertinggal dua gol dari James Rodriguez yang sudah tersisih bersama timnya Kolumbia.

Ini semifinal pertama Argentina sejak 1990. Saat itu, tim ini kalah di final dari Jerman. Di Brasil, Argentina telah menang lima kali. Tapi tidak ada satu pun dengan skor telak. Berhadapan dengan tim kuat Belanda, Argentina harus bermain tanpa Angel Di Maria yang cidera. Padahal Di Maria adalah motor penggerak serangan ke depan.

Siapa lagi kalau bukan Lionel Messi? Ia kini telah mengantongi lima gol. Messi tampil meyakinkan saat berhadapan dengan Belgia di babak perempatfinal. Kini dengan Neymar cidera, Messi berpeluang untuk mengkokohkan diri sebagai superstar turnamen Piala Dunia 2014.

Tim asuhan Louis Van Gaal memulai turnamen ini dengan menghancurkan tim favorit Spanyol 5-1. Setelah itu memang mereka belum berhasil menyamai pretasi tersebut. Tetapi dengan skil individu beberapa pemainnya, Belanda akan menjadi lawan menakutkan bagi siapa pun. Empat tahun yang lalu, Belanda menjadi juara kedua setelah kalah dari spanyol di final Piala Dunia.

Di usia 30 tahun, Robben masih menjadi pemain sayap paling berbahaya di turnamen ini. Statistik FIFA menunjukkan, ia telah melakukan 17 "solo dribble", sembilan kali lebih banyak dibanding pemain mana pun. Namun, Robben juga dikenal tidak segan melakukan aksi "diving".