1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

EU Tidak Terima Pengungsi Irak

25 Juli 2008

Para menteri dalam negeri Uni Eropa akhirnya mengambil keputusan dalam penerimaan pengungsi dari Irak.

https://p.dw.com/p/Ejr0
PM Irak Nuri al-MalikiFoto: picture-alliance/ dpa

Hasil pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa merundingkan rencana menampung pengungsi Irak tidak menguntungkan warga Irak. Itu sudah pasti. Usulan merancang sebuah inisiatif yang menerima pengungsi Irak di Eropa sementara ini belum bisa direalisasikan. Menteri dalam negeri Prancis Brice Hortefeux menjelaskan rumusan penerimaan pengungsi yang akhirnya disepakati Uni Eropa:

"Beberapa negara sudah menerima pengungsi dari Irak dan kami mendukung negara-negara tersebut. Tapi itu dengan persetujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa."

Sekarang ini Eropa ingin memantau perkembangan di Irak. September mendatang akan dirundingkan kembali, apakah inisiatif untuk menerima pengungsi Irak masih diperlukan.

Sedangkan Menteri Dalam Negeri Jerman Woflgang Schäuble membatalkan rencana inisiatif tersebut, padahal dia yang mempeloporinya tiga bulan lalu. Perhatiannya tertuju pada pengungsi Irak yang menganut agama Kristen. Karena menurut Schäuble, mereka yang paling berat merasakan dampak pengusiran dan sering menjadi korban aksi kekerasan. Akan tetapi, Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki dalam kunjungannya ke Berlin beberapa waktu lalu, mendesak Uni Eropa untuk menarik kembali rencananya menerima pengungsi Irak. Schäuble memaparkan pembicaraan antara Maliki dengan Kanselir Jerman Angela Merkel:

"Mereka memang sangat berupaya untuk meyakinkan pengungsi Kristen kembali ke Irak. Mereka juga mengusahakan, agar warga Kristen tidak hanya kembali ke kawasan tertentu saja."

Uni Eropa diminta untuk tidak menghalangi rencana Maliki itu, yang akhirnya dipenuhi, demikian Schäuble.

Wolfgang Schäuble menekankan, Jerman tetap akan menerima pemohon suaka dari Irak. Hingga kini setiap bulan Jerman menampung sebanyak 600 hingga 700 warga Irak. Demikian juga beberapa negara Eropa lainnya. Terutama Belanda, Swedia dan Prancis. Sikap berbeda diambil Austria yang menolak menerima pencari suaka dari Irak.

Pada dasarnya inisiatif Schäuble untuk membantu warga Irak oleh Uni Eropa diterima dengan sangat hati-hati. Terutama karena perhatiannya tertuju pada umat Kristen. Bagian ini ditolak oleh sebagian besar anggota Eropa. Agama jangan dijadikan alasan untuk membantu, demikian kritik yang dilontarkan.

Seandainya Schäuble tidak membatalkan inisiatifnya, hasilnya pun tidak akan berbeda jauh dengan yang sekarang. Untuk sementara Uni Eropa tidak mungkin memutuskan sesuatu yang lebih konkret dalam masalah ini.

Namun reaksi di Jerman cukup tajam. Gereja Jerman dan sejumlah aktifis mengkritik keras keputusan Uni Eropa. Organisasin HAM Amnesty International (AI) mengatakan keputusan Uni Eropa adalah salah dan berbahaya. Perdana Menteri Irak mengabaikan dasar hak asasi manusia. (an)