1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hamas dan Fatah Berunding di Mekkah

6 Februari 2007

Dimulainya perundingan antara kelompok Hamas dan Fatah di Mekkah Selasa ini (6/2) diharapkan membawa angin perdamaian di Palestina.

https://p.dw.com/p/CIvD
Mekkah, tempat pertemuan Hamas dan Fatah
Mekkah, tempat pertemuan Hamas dan FatahFoto: AP

Pandangan warga Muslim Jalur Gaza Selasa (06/02) ini mengarah ke Mekkah tak hanya dalam shalat. Mereka mengamati dimulainya perundingan antara dua kelompok yang bertikai, Hamas dan Fatah, dengan penuh ketegangan, putus asa dan sedikit harapan. Hingga beberapa hari lalu, Jalur Gaza seperti neraka bagi 1,4 juta warga yang tinggal di sana. Amar merupakan salah seorang di antaranya:

"Sangat parah. Walau pun berada di dalam rumah, orang-orang masih ketakutan karena banyak orang tak bersalah yang tewas, bahkan anak-anak.“

Setelah pertempuran sengit yang terjadi pekan lalu dan hanya mereda dua hari, Amar berharap keadaan tersebut bertahan. Dia juga berharap kedua kelompok warga yang bertikai, Hamas dan Fatah, akhirnya dapat berdamai dan membentuk pemerintah persatuan nasional.

Lebih dari 60 warga Palestina di Jalur Gaza tewas dalam dua pekan terakhir. Mereka adalah korban sengketa perebutan kekuasaan antara partai pemenang pemilu Hamas dan partai oposisi Fatah. Kelompok bersenjata membunuh warga, menangkap sandera dan menyiksa korban tanpa ampun. Dalam waktu singkat semua rumah sakit kewalahan menerima korban kekerasan bersenjata. Rumah sakit terus mengimbau warga melalui media untuk menyumbangkan darah. Namun selama kelompok bersenjata masih menguasai jalanan dan menembak dari atap-atap dan pintu-pintu rumah, warga sipil tidak berani keluar rumah. Sengketa berdarah kini harus dihentikan.

Perdana Menteri Ismail Haniyah mengatakan: "Kami pergi ke kota suci Mekkah dengan harapan tulus, yaitu terciptanya persatuan Palestina, supaya pertumpahan darah dan krisis terselesaikan.“

Juru bicara pemerintah Palestina Ghazi Hamad di sebuah radio Israel menambahkan: "Ada beberapa hal yang masih diperdebatkan. Tapi saya percaya, kami akan mencapai kesepakatan. Karena Hamas, Fatah, presiden dan perdana menteri yakin, kami harus memberikan harapan kepada rakyat. Kami tidak boleh kembali jatuh ke dalam sengketa. Hal itu tidak bisa diterima.”

Kedua pihak berharap, mereka dapat mencapai kata sepakat di Mekkah untuk membangun pemerintah persatuan nasional. Di masa lalu, perundingan perdamaian antara Hamas dan Fatah selalu mengalami jalan buntu. Bukan hanya karena Fatah menginginkan departemen-departemen penting, dan Hamas tidak mau memberikannya. Menurut perkiraan pengamat politik di wilayah Palestina, kelompok Fatah tidak berminat pada persatuan nasional. Mereka berharap diadakannya pemilihan yang dimajukan untuk mengambil alih kekuasaan dari Hamas.