1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hamas Juga Umumkan Gencatan Senjata

18 Januari 2009

Setelah pemerintah Israel mengumumkan gencatan senjata sepihak akhir pekan lalu, pimpinan Hamas akhirnya juga memutuskan untuk hentikan serangan roket. Sementara itu militer Israel mulai tarik tentaranya dari Jalur Gaza.

https://p.dw.com/p/Gb4x
Tentara dalam perang di Jalur GazaFoto: AP

Satuan panser Israel meninggalkan posisinya di dekat Beit Lahiya di Jalur Gaza utara, Minggu sore, 18 Januari. Demikian keterangan saksi mata. Dilaporkan, Israel juga menarik pansernya dari daerah di selatan Gaza City, dekat bekas pemukiman Yahudi Nezarim. Sekitar pukul empat sore waktu setempat pesawat tempur Israel terdengar di atas Gaza City. Satu setengah jam sebelumnya dimulai KTT Gaza di kota Mesir, Sharm el Sheich, di bawah pimpinan Presiden Hosni Mubarak.

Pada waktu bersamaan, di ibukota Suriah, Damaskus pimpinan kedua tertingi Hamas, Mussa Abu Marsuk membacakan pernyataan bersama dari semua kelompok bersenjata Palestina. "Kami, dari fraksi-fraksi perlawanan Palestina, menyatakan dengan resmi gencatan senjata di Jalur Gaza. Kami juga kembali menyatakan sikap dan tuntuan agar musuh-musuh kami menarik diri sepenuhnya dari Jalur Gaza dalam waktu sepekan"

Penderitaan Warga Sipil

Palästinenserinnen auf der Flucht vor israelischen Luftangriffen in Gaza Stadt
Warga sipil Palestina lari saat serangan Israel di Gaza City (12/01)Foto: AP

Setelah pengumuman tersebut sejumlah besar warga Jalur Gaza kembali ke rumah mereka yang hancur akibat serangan, dan mengumpulkan peralatan rumah tangga yang masih dapat digunakan. Sementara tim penolong memulai upaya mengeluarkan korban dari reruntuhan bangunan. Di kamp pengungsi Yabaliya ditemukan jenasah 95 orang di bawah reruntuhan sebuah rumah. Demikian dilaporkan harian "Ha'aretz" berdasarkan informasi dari pihak Palestina.

Dr. Eyad Sarray, salah seorang ahli penyakit jiwa di Jalur Gaza mengemukakan, operasi militer Israel terhadap Jalur Gaza pasti menyebabkan dampak besar bagi kesehatan jiwa sekitar 200.000 sampai 250.000 pengungsi baru di wilayah Palestina.

Dalam wawancara dengan program berbahasa Inggris stasiun televisi "Al Jazeera" ia mengatakan, banyak dari mereka, yang kehilangan ayah sebagai pelindung keluarga, atau juga yang kehilangan anak-anak mereka, akan ikut dalam kelompok-kelompok Hamas dan Jihad Islam, untuk melancarkan balas dendam bagi kelemahan dan ketidakberdayaan mereka.

Sikap Israel

Israel Ministerpräsident Ehud Olmert in Jerusalem
PM Israel Ehud OlmertFoto: AP

Minggu pagi kemarin (18/01) Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert mengatakan pada awal sidang kabinet di Yerusalem, bahwa gencatan senjata sepihak yang diumumkannya Sabtu malam sangat rentan. Israel punya kebebasan untuk memberikan reaksi terhadap apa yang disebutnya teror dari Jalur Gaza. Olmert mengatakan, ia berharap penembakan roket dari kelompok radikal di Jalur Gaza akan dihentikan, segera setelah Israel menghentikan serangan. Tetapi jika tembakan roket tetap berlangsung, tentu Isral akan membalas.

Hingga siang kemarin, dan sekitar pukul lima sore waktu setempat, kelompok ekstrimis Palestina menembakkan roket Kassam dan roket jarak jauh Grad ke kota Sderot, Ashdod dan daerah-daerah Israel lain di sekitar Jalur Gaza. Di radio Israel sejumlah warga kota Sderot menyatakan protes terhadap keputusan pemerintahnya untuk menghentikan serangan. Mereka menyatakan, sebagian besar penduduk Sderot dan desa serta kota-kota lain di sekitar Jalur Gaza bersedia menghadapi serangan roket Kassam dan Grad, jika Hamas berhasil ditaklukkan.

Upaya Dunia Internasional

Sharm el-Sheik - Ban Ki-moon, Merkel, Sarkozy
Angela Merkel dalam KTT Gaza di Sharm el Sheich (18/01)Foto: AP

Minggu malam kemarin (18/01) pemimpin negara-negara Eropa terpenting mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Ehud Olmert di Yerusalem. Di antaranya hadir Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman, Angela Merkel. Siang harinya, dalam rangka pertemuan di Sharm el Sheih, Merkel telah menyatakan bahwa Uni Eropa dan Jerman akan memberikan sumbangan bagi perdamaian di Jalur Gaza.

Perbatasan sekitar Jalur Gaza harus ditingkatkan keamanannya, dan untuk itu Uni Eropa akan memberikan bantuan, demikian dikatakan Merkel. Ia menambahkan, wakil-wakil negara Barat berada di Sharm el Sheih dengan tujuan untuk mendukung inisiatif Mesir bagi tercapainya perdamaian. Merkel menyatakan juga, tujuan berupa berdirinya dua negara yang berdaulat, yaitu Palestina dan Israel, harus dipertahankan. (ml)