Harimau Hitam, Tank Teranyar TNI AD Buatan PT Pindad
Selama lebih dari tiga tahun PT Pindad berembuk dengan FFNS Turki mengembangkan tank medium untuk TNI Angkatan Darat. Hasilnya adalah kendaraan tempur berbobot sedang yang cocok untuk medan tropis.
Harimau Hitam untuk Indonesia
Sejak Mei 2015 Indonesia dan Turki telah sepakat menggabungkan sumber daya buat mengembangkan kendaraan tempur lapis baja berbobot medium (MMWT) untuk TNI Angkatan Darat. Untuk itu pemerintah menyediakan dana pengembangan senilai 30 juta Dolar AS.
Pengembangan Selama Tiga Tahun
Selama 37 bulan PT Pindad dan FNSS Savunma Sistemleri A.Ş mengerjakan tank teranyar tersebut. Hasilnya adalah sebuah kelas baru kendaraan tempur lapis baja di dunia dengan nama Kaplan MT alias Harimau Hitam. Mulai tahun 2019 tank ini akan diproduksi secara masal oleh Pindad di sebuah pabrik baru di Indonesia.
Ringan dan Modern
Oleh Pindad dan FNSS, desain Kaplan MT dibuat modern dengan sistem perlindungan rudal balistik dan ranjau teranyar, serta kemampuan menggunakan berbagai jenis dan ukuran amunisi sesuai standar NATO dengan jarak target maksimal sejauh 10 kilometer. Untuk itu Harimau Hitam dibekali dengan turet senjata CMI Cickerill 3105 buatan Belgia.
Beragam Keunggulan
Dengan mengembangkan Kaplan MT, Indonesia mengusung strategi baru pertahanan yang lebih mengandalkan mobilitas ketimbang daya tempur. Meski masih kalah pamor dibandingkan tank tempur utama, tank kelas menengah dianggap lebih unggul dalam hal bobot dan kemampuan melintas medan berlumpur, mobilitas serta sifatnya yang multi fungsi.
Mengisi Kekosongan di Lini Tengah
Saat ini Indonesia mengoperasikan Leopard 2 sebagai tank tempur utama. Kaplan MT diniatkan mengisi kekosongan antara tank ringan sekelas FV101 Scorpion dan Leopard 2 yang jumlahnya saat ini 103 unit. Untuk itu pemerintah merencanakan membeli sekitar 44 unit Kaplan MT yang akan diproduksi PT Pindad di Indonesia. (rzn/yf - dari berbagai sumber)