1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJepang

Honda dan Nissan Mulai Negosiasi untuk Merger

24 Desember 2024

Honda dan Nissan ingin bergabung untuk membentuk produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan angka penjualan, setelah Toyota dan VW. Kemungkinan Mitsubishi juga ikut bergabung.

https://p.dw.com/p/4oXa6
Nissan und Honda verkünden Zusammenarbeit
Foto: Kyodo News/AP/dpa/picture alliance

Honda dan Nissan, dua perusahaan mobil besar Jepang, mengumumkan awal minggu ini bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dasar untuk secara resmi memulai pembicaraan merger.

Penggabungan ini akan menciptakan perusahaan mobil terbesar ketiga di dunia, setelah Toyota (Jepang) dan Volkswagen (Jerman).

Mitsubishi Motors, di mana Nissan menjadi pemegang saham utama, juga mempertimbangkan untuk bergabung, kata perusahaan tersebut. "Munculnya produsen mobil Cina dan pemain baru telah banyak mengubah industri mobil," kata CEO Honda, Toshihiro Mibe.

"Kami harus membangun kemampuan untuk bersaing dengan mereka pada tahun 2030, kalau tidak kami akan kalah," katanya.

Para eksekutif dari Honda, produsen mobil terbesar kedua di Jepang, dan Nissan, produsen ketiga terbesar di Jepang, sepakat untuk mengadakan perjanjian merger formal pada bulan Juni, menyelesaikan kesepakatan, dan mendaftarkan perusahaan induk di Bursa Efek Tokyo pada bulan Agustus 2026.

Pabrik Honda di Meksiko
Pabrik Honda di MeksikoFoto: Omar Torres/AFP/Getty Images

Transisi dari bahan bakar fosil ke kendaraan listrik

Honda pada awalnya akan memimpin manajemen baru, tetapi kedua merek tersebut akan tetap utuh. Honda dan Nissan, seperti produsen mobil lainnya, telah kehilangan pangsa pasar di Cina terhadap BYD dan berbagai produsen mobil listrik dan hibrida, termasuk Tesla.

Berkat subsidi pemerintah untuk kendaraan listrik, Cina tahun lalu sudah menyalip Jepang sebagai eksportir kendaraan elektrik terbesar.

Nissan dan Honda bulan Maret lalu sudah mengumumkan, mereka akan bekerja sama di masa mendatang dalam pengembangan kendaraan listrik dan teknologi perangkat lunak untuk mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing. Mitsubishi bergabung dalam pembicaraan ini pada bulan Agustus.

Pimpinan Nissan Makoto Uchida memuji kelincahan dan kemampuan Honda untuk beradaptasi saat industri bergeser, memuji perusahaan tersebut sebagai "mitra yang dapat berbagi rasa krisis tentang masa depan."

"Seiring dengan perubahan lingkungan bisnis bagi produsen mobil di masa mendatang, saya yakin kita tidak akan mampu mencapainya kecuali kita memiliki keberanian untuk mengubah diri kita sendiri," kata Uchida.

Setelah merger, Toyota, yang memproduksi 11,5 juta kendaraan pada tahun 2023, akan tetap menjadi produsen mobil nomor satu Jepang. Pasalnya, tahun lalu, Honda, Nissan, dan Mitsubishi secara keseluruhan hanya memproduksi lebih  8 juta kendaraan.

Kendaraan Elektrik Tetap Dipercaya Akan Dominasi Lalu Lintas

Berjuang di tengah persaingan ketat

Penggabungan dapat menciptakan perusahaan raksasa dengan penjualan gabungan sebesar 30 triliun yen (sekitar USD191 miliar) dan laba operasi lebih dari 3 triliun yen.

"Namun, ini bukan penyelamatan Nissan," kata CEO Honda, Toshihiro Mibe, seraya menambahkan bahwa pemulihan bisnis Nissan merupakan "prasyarat" untuk penggabungan tersebut.

Nissan telah memiliki aliansi dengan Renault Group Prancis, tetapi saat ini aliansi tersebut sedang ditinjau karena perusahaan tengah berjuang mengatasi kesulitan keuangan.

Bulan lalu, Nissan mengumumkan akan memangkas 9.000 pekerjaan, sekitar 6% dari tenaga kerja internasionalnya, setelah mengalami kerugian triwulanan sebesar 9,3 miliar yen ($61 juta). CEO Makoto Uchida mengumumkan, ia akan menerima pemotongan gaji sebesar 50% sebagai bagian dari tanggung jawabnya atas masalah tersebut.

Honda juga melaporkan mengalamai penurunan laba sebesar 20% pada paruh pertama tahun fiskal ini.

hp/as (AP, AFP, Reuters)