Hyperloop: Pesawat Tanpa Sayap
Visioner AS, Elon Musk, serius dengan proyek terbarunya. Buat menyaingi pesawat, ia mengembangkan kapsul penumpang berkecepatan peluru. Ide yang sempat dicemooh itu kini mulai terwujud lewat pembangunan jalur uji coba
Kapsul Menyaingi Pesawat
Elon Musk tidak kehabisan ide cemerlang. Untuk menyaingi pesawat, ia mengembangkan moda transportasi darat berbentuk kapsul yang mampu melesat dengan kecepatan yang hampir mendekati kecepatan suara, yakni sekitar 1000 km/jam. Kini ia mendapat kesempatan membangun jalur uji coba sejauh delapan kilometer.
Berawal dari Oretan Matematis
Hyperloop awalnya adalah oret-oretan matematika yang digagas Elon Musk. Ia lalu menantang mahasiswa, dosen hingga pakar antariksa dari NASA untuk mewujudkan idenya itu dalam bentuk cetak biru. Hasilnya adalah sebuah kapsul yang lebih menyerupai peluru dan bergerak lewat gaya elektromagnetik.
Teknologi Terjangkau?
Hyperloop tidak cuma mampu mengangkut penumpang, melainkan juga barang. Model ini misalnya diusulkan untuk menopang sistem logistik pelabuhan untuk perpindahan barang secara cepat. Musk mengklaim karyanya itu 10 kali lipat lebih murah ketimbang kereta api. Hyperloop ditaksir seharga enam miliar US Dollar, sementara pengadaan kereta bisa mencapai 60 miliar US Dollar.
Lompatan Masa Depan
Pertengahan tahun depan Hyperloop Transportation Technologies akan mulai membangun jalur uji coba sejauh delapan kilometer. Perusahaan berbasis di Kalifornia itu berambisi mengangkut penumpang pertama tahun 2018. Lokasi yang ditetapkan juga bukan sembarang tempat: Quay Valley, sebuah model kota masa depan yang ramah lingkungan dan tanpa emisi.
Stasiun Cerdas
Salah satu elemen yang paling menentukan buat Hyperloop adalah tempo keluar masuk penumpang. Tidak jarang kereta mengalami keterlambatan karena penumpang membludak di pintu-pintu masuk kereta. Sebab itu manajemen Hyperloop mengusung desain kapsul berkapasitas penumpang sedikit, tapi dengan interval antara kereta yang pendek, sekitar 30 detik.
Fiksi atau Ilmiah?
Hyperloop awalnya dicemooh sebagai impian khas fiksi ilmiah. Tapi setelah muncul cetak biru pertama, ilmuwan mulai percaya ide Musk bisa diwujudkan. "Kita memasuki proses yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Shervin Pishevar, jutawan bekas staf Gedung Putih yang kini bergabung dengan Elon Musk. "Tapi ide ini bisa mengubah dunia."
Aspek Keselamatan
Sejauh ini Hyperloop belum memberikan detail mengenai aspek keselamatan kapsul peluru tersebut. Belum jelas bagaimana dampak kecepatan tinggi dan ruang vakum berdampak kesehatan penumpang. Manajemen Hyperloop juga belum merinci desain evakuasi penumpang dalam situasi bencana.