Ibukota Buatan: Dari Brasilia Hingga Naypyidaw
Mesir berniat memindahkan pusat pemerintahan ke kota baru di timur Kairo. Negeri para nabi itu bukan yang pertama. Beberapa negara lain sudah mencoba membangun ibukota baru. Sebagian berhasil. Yang lain terbentur realita
Wajah Baru Mesir
Pemerintah Mesir berniat membangun ibukota baru buat menggantikan Kairo yang dibanjiri masalah populasi, polusi dan kebersihan. Kota baru itu belum bernama. Diperkirakan biaya pembangunannya akan menelan dana sebesar 90 miliar Dolar AS. Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Kuwait masing-masing siap menyediakan dana lima miliar Dolar AS buat membiayai rencana Abdul Fattah al-Sisi
Brasilia di Tangan Oscar Niemeyer
Mesir menginginkan apa yang telah berhasil diwujudkan Brasil. Ibukota Brasilia adalah contoh terbaik bagaimana pembangunan ibukota baru seharusnya dilaksanakan. Kota yang dibangun tahun 1960 ini menampung lusinan karya arsitek Oscar Niemeyer.
Tumbuh Alami
Didesain oleh Niemeyer dan ditata oleh rekannya, Lúcio Costa, Brasilia kini menikmati pertumbuhan pesat dengan sektor jasa yang mendominasi struktur perekonomian ibukota. Berkat infrastruktur modern dan tingginya kualitas hidup, Brasilia ditahbiskan sebagai salah satu kota terbaik di Amerika Selatan.
Astana, Jantung Baru Kazakhstan
Berpindah dari Almaty tahun 1998, ibukota baru Kazakhstan, Astana, dipoles lewat tangan arsitek Jepang, Kisho Kurokawa. Kota berpenduduk 800.000 jiwa ini adalah simbol ambisi tak berbatas milik Presiden Nursultan Nazarbayev yang berkuasa sejak 1989
Ibukota Terdingin Kedua di Dunia
Usianya yang tergolong muda membuat paras Astana dipenuhi bangunan modern yang dibuat arsitek-arsitek ternama. Tapi ada karakter unik lain yang membuat Astana menjadi spesial. Kota yang dulunya bernama Akmoly itu tercatat sebagai ibukota paling dingin kedua di dunia setelah Ulaanbataar, Mongol, dengan rata-rata temperatur musim dingin yang mencapai -35 derajat Celcius.
Abuja Yang Tak Kunjung Rampung
Dibangun sejak dekade 1980-an, Abuja adalah proyek kostruksi yang tak kunjung usai. Kota ini awalnya dipilih lantaran dianggap netral karena tidak termasuk wilayah kesukuan atau didiami oleh pemeluk agama tertentu. Tapi Abuja belum tuntas. Hingga kini pemerintah Nigeria masih berupaya mewujudkan rencana awal
Lagos, Ditinggal lalu Berkembang
Serupa dengan Mesir, Nigeria memindahkan pusat pemerintahan ke Abuja buat melarikan diri dari Lagos yang semakin sesak. Tapi berbeda dengan ibukota, Lagos tumbuh berkembang sejak kehilangan statusnya sebagai jantung negara. Kota di tepi singai Ogun ini tercatat sebagai kota dengan pertumbuhan ketujuh tercepat di dunia.
Islamabad Hadiah Kemerdekaan
Sejak 1966, setelah merdeka dari penjajahan Inggris, Pakistan memiliki ibukota baru di kaki gunung Himalaya. Bernama Islamabad alias Kota Islam, kota ini banyak dipuji karena tata kelola yang baik. Saat ini Islamabad menampung sekitar dua juta penduduk.
Karachi, Jantung Ekonomi Pakistan
Serupa dengan Brasil, jantung perekonomian Pakistan tetap berdetak di bekas ibukota Karachi. Kota ini mencatat tingkat produk domestik brutto yang termasuk salah satu tertinggi di Asia Selatan. Pada dekade 1960-an Karachi tumbuh pesat sehingga mendorong pemerintah Korea Selatan untuk mencontek tata kelolanya buat pembangunan Seoul.
Naypyidaw, Dari Junta Militer buat Myanmar
Kepindahan ibukota Myanmar dari Yangoon ke Naypyidaw yang digagas junta militer berlangsung cepat. Setelah gedung pemerintahan selesai dibangun, junta mengirimkan 1100 truk buat mengangkut semua pegawai negeri. Mereka awalnya harus hidup terpisah dari keluarga karena belum selesainya fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit. Kota ini juga memiliki jalan protokol paling lebar di dunia