Idul Fitri Warga Indonesia di Bonn
Bagi warga asing Muslim di Jerman, juga bagi warga Indonesia, hari raya Idul Fitri merupakan satu kesempatan untuk bertemu dengan warga senegara, dan juga untuk mencicipi masakanan tanah air.
Tradisi dari Kampung Halaman
Di Indonesia ini bukan hal yang luar biasa, melihat sandal dan sepatu berjejer di depan pintu saat berlangsung satu acara. Tapi di Jerman ini merupakan satu pemandangan 'ganjil'.
Persiapan
Jamuan bagi tamu - semuanya harus disiapkan, sebelum acara dimulai.
Bebenah
Sampai di ruang acara langsung menggelar tikar, karpet atau sajadah untuk bersiap melakukan salat Id.
Menunggu
Takbir dikumandangkan, sambil menunggu jamaah lain dan dimulainya solat Id.
Pesan Idul Fitri
Ustad Bram Omar, yang bermukim di kota Köln, menyampaikan khutbah Id - membahas pentingnya zakta fitrah.
Berjamaah
Salat Id dipimpin ustad Bram Omar - satu kesempatan untuk bersama bersujud di depan Allah.
Untuk Kenangan
Satu kali dalam setahun - satu momen yang patut diabadikan.
Antri
Prasmanan dibuka, mengantri untuk mencicipi hidangan Idul Fitri, berbagai masakan khas Indonesia.
Bermain
Menunggu orangtua mengambil makanan, satu kesempatan untuk bermain dengan teman-teman, yang kerap baru dikenal hari itu.
Sampai di Meja
Setelah menunggu 20 - 30 menit, akhirnya tiba kesempatan untuk memilih masakan yang dirindukan.
Makan Bersama
Duduk berkumpul di atas tikar atau karpet yang digelar, menyantap masakan Indonesia - satu suasana seperti di negeri sendiri.
Penutup
Cemilan penutup hidangan utama yang di Jerman tidak setiap saat dapat dinikmati.
Hidangan Utama
Berbagai masakan khas Indonsia disajikan pada acara Idul Fitri warga Indonesia di negara bagian Nordrhein-Westfalen. Memang tidak ada ketupat untuk teman opor ayam, tapi lontong pun jadi. Dan kegembiraan Idul Fitri juga tidak berkurang walalupun berada jauh dari kampung halaman.