1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

India dan AS Menunjukan Tanda Positif dalam Perundingan Pasar Bebas

8 Juni 2009

Pertemuan tingkat menteri kelompok negara pengekspor produk pertanian yang dikenal sebagai Cairns Group berlangsung di Bali pekan ini.

https://p.dw.com/p/I5qy
Petani Indonesia meminta jaminan dalam persaingan pasar bebasFoto: picture-alliance/dpa

Selain negara-negara yang tergabung dalam Cairns Group, pertemuan ini juga dihadiri oleh Amerika Serikat dan India. Sengketa mengenai subsidi ekspor produk pertanian, mulai sedikit menemui titik terang.

Utusan khusus Amerika Serikat untuk urusan perdagangan Ron Kirk menjadi tamu khusus dalam pertemuan menteri kelompok negara-negara pengekspor produk pertanian yang dikenal sebagai Cairns Group. Selain Kirk, tamu lainnya yang juga mendapat perhatian khusus menteri perdagangan India baru Anand Sharma. Baik AS maupun India, dalam perundingan perdagangan bebas tahun lalu, masih bersikukuh dengan argumen mereka soal pemberian subdisi bagi petani. Namun kini mulai melunak. Usai pertemuan baik juru bicara Kirk, maupun Sharma mengungkapkan pertemuan berlangsung positif dan „bersahabat“, tanpa disertai rincian lebih lanjut.

Namun negara-negara pengekspor produk pertanian yang dikenal sebagai Cairns Group itu tetap mengecam langkah Amerika yang memberlakukan subsidi ekspor untuk produk olahan susu. Mereka beranggapan proteksionisme dalam bentuk subsidi ekspor oleh negara maju hanya menyebabkan terjadinya distorsi harga pada pasar dunia. Dimana subsidi ekspor oleh negara maju menyebabkan harga produk pertanian negara maju menjadi lebih murah. Sedangkan harga produk pertanian negara berkembang sangat tinggi akibat tidak adanya subsidi ekspor.

Menteri Perdagangan Indonesia Mari Elka Pangestu menyatakan subsidi ekspor oleh negara maju sangat merugikan pertanian Indonesia:


“Bagi Indonesia 50 persen tenaga kerja kita adalah di sektor pertanian. Jadi utamanya adalah melindungi kepentingan petani ..bagaimana caranya? Yang pertama menghapus dan mengurangi subsidi ekspor.”

Australia yang memimpin pertemuan dalam Cairns Group berpendapat senada. Namun menurut Menteri Perdagangan Australia Simon Crean, sudah ada komitmen yang jelas dari AS dan Cairns Group untuk merumuskan lagi perundingan perdagangan bebas sebelum masa reser akhir Juli mendatang. Untuk itu pertemuan kali ini di Bali menurutnya merupakan waktu yang tepat untuk melakukan gerakan politik dalam merampungkan putaran Doha. Sebab hanya dengan putaran Doha proteksionisme berupa penghapusan subsidi, menurutnya dapat dilakukan: “Kalau Doha bisa diberlakukan dengan segera semua subsidi ekspor akan dihapuskan. Hanya keberhasilan putaran Doha yang dapat memberantas subsidi yang mendistorsi pasar di masa mendatang.”

Cairns Group merupakan koalisi 19 negara eksportir produk pertanian yang menguasai 25% ekspor agrikultur di dunia. ANggotanya terdiri dari Australia, Indonesia, Argentina, Bolivia, Brazil, Kanada, Chile, Kolombia , Costa Rica, Guetemala, Malaysia, Selandia Baru, Pakistan, Paraguay, Peru, Filipina, Afrika Selatan, Thailand dan Uruguay. Mereka giat memperjuangkan dihapuskannya subsidi pertanian dan ekspor yang sangat besar yang dilakukan negara-negara maju, yang menyebabkan sulitnya negara-negara berkembang berkompetisi di pasar bebas.

Raditya Wardhana / Ayu Purwaningsih