1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Institut Rusia-Eropa untuk Kebebasan dan Demokrasi

Esther Hartbrich31 Oktober 2007

Rusia akan mendirikan institut di Brussel, yang akan menilai situasi HAM di Uni Eropa. Tujuannya untuk memantau situasi warga minoritas, imigran dan kebebasan pers. Usulannya disambut baik di Rusia

https://p.dw.com/p/CIpC

Tanggal pendirian dan letak institut Rusia-Eropa untuk kebebasan dan demokrasi, yang baru akan didirikan, masih belum diputuskan. Tetapi tugasnya sudah dirumuskan Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam KTT Uni Eropa-Rusia yang lalu di Mafra, Portugal. Tujuan institut itu adalah untuk mengawasi pemilu, untuk meneliti situasi warga minoritas dan imigran, serta untuk menilai kebebasan pers dan berpendapat. Dan sasarannya adalah negara-negara Eropa Barat. Dengan kata lain, Rusia akan mengungkap pelanggaran HAM dan demokrasi di Uni Eropa serta melaporkannya. Penasehat pribadi Putin dalam masalah Uni Eropa, Sergei Jastrshembski menyatakan, istitut itu akan sepenuhnya menjadi institut Rusia.

Reaksi Masyarakat Rusia

Usul Presiden Rusia yang sangat mengejutkan itu dilaporkan banyak koran-koran Rusia. Pernyataanya juga dikutip seluruhnya. Contohnya kalimat berikut ini: "Uni Eropa mendukung pendirian institut semacam itu di Rusia, oleh sebab itu sudah saatnya Rusia melakukan hal sama di Uni Eropa". Penasehat Putin menambahkan, Institut Eropa di Sankt Petersburg mendapat sumbangan sebesar 700.000 Euro dari negara-negara Barat dan didirikan untuk mengawasi proses pemilu di Rusia. Jadi Institut Rusia yang baru akan melakukan tugas yang sama di negara-negara Barat, dan mendapat bantuan dana yang sama besarnya.

Dalam surat kabar Rusia tidak ada komentar tentang pendirian Insitut Rusia tersebut. Namun cara penulisan artikel koran menunjukkan, bahwa penulisnya mendukung ide tersebut. Bukan hanya politisi Rusia saja yang lelah mendengarkan kritik dari negara-negara Barat tentang pelanggaran HAM dan kurangnya demokrasi di negara itu. Rakyat Rusia juga tidak ingin mendengarnya lagi. Rusia merasa kesal, karena dana dari Barat digunakan untuk membantu organisasi non pemerintah serta oposisi. Tahun ini, dari Uni Eropa mengalir dana tiga juta Euro untuk mendukung demokrasi di Rusia. Demikian ditulis harian Iswestja. Untuk sebagian besar rakyat Rusia, itu adalah campur tangan dunia Barat dalam masalah intern negaranya.

Pandangan atas Negara-Negara Barat

Selain itu, Barat dituduh bermoral ganda, karena pelanggaran juga terjadi di negara-negara Barat. Misalnya, penentang G8 ditangkap dengan alasan keamanan, bahkan sebelum KTT di Heiligendamm dimulai. Selain itu, warga minoritas dan imigran juga didiskriminasi di negara-negara Barat. Ada anggapan, Rusia selalu digambarkan secara buruk di media Barat. Bagi politisi Rusia, itu diakibatkan kurangnya kebebasan pers di negaranya. Ditambah lagi tuduhan, Rusia menggunakan kekayaan energinya sebagai senjata. Dan dengan kekuatan militernya serta ancaman akan keluar dari perjanjian KSE tentang pelucutan senjata, Rusia meningkatkan risiko pecahnya perang dingin yang baru. Jadi sudah jelas, Rusia tidak mau lagi hanya menjadi pihak yang dituduh. Institut Rusia akan menunjukkan, situasi di Barat juga tidak lebih baik daripada di Rusia. (ml)