040808 Israel Palästinenser
5 Agustus 2008Senin kemarin (04/08) bentrokan antar mahasiswa terjadi di Universitas Bir-Zeit, Ramallah di Tepi Barat Yordan. Untungnya mereka tidak membawa senjata. Pemicu bentrokan itu adalah demonstrasi pemuda yang mendukung kelompok Fatah. Mereka mendesak agar kekerasan antar warga Palestina yang belakangan marak di Jalur Gaza dikecam. Tidak diketahui, pihak mana yang pertama melayangkan tinju, mahasiwa Fatah atau Hamas. Bentrokan ini menyebabkan sejumlah mahasiswa terluka.
Jurang pemisah antar warga Palestina makin lebar. Saat ini, penghubung antara kawasan Palestina, yaitu Gaza dan Tepi Barat Yordan, hanyalah 150 anggota keluarga Hilles yang dekat dengan kelompok Fatah. Akhir pekan lalu mereka melarikan diri dari Gaza ke kawasan Israel untuk menghindari serangan kelompok Hamas. Tapi, awal pekan ini mereka diekstradisi militer Israel ke Tepi Barat Yordan. Menteri Keamanan Israel Avi Dichter menyebutnya proses yang wajar:
"Keputusan ini menunjukkan perubahan yang dramatis, yang diambil dalam kerangka kerja sama antara pemerintahan otonomi Palestina dan Israel. Dalam kenyataan ini, Israel menunjukkan isyarat sikap baik kepada Presiden Abbas atau Perdana Menteri Fayyad."
Tapi, Abbas dan Fayyad terpojok. Anggota Fatah yang dipulangkan ke Gaza oleh militer Israel langsung ditahan oleh kelompok Hamas. Karena itu, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak memutuskan untuk mengirim pengungsi Fatah lainnya ke Tepi Barat Yordan.
Televisi menunjukkan gambar anggota Fatah yang menumpang bus dengan tujuan Tepi Barat mengacungkan dua jari membentuk tanda Victory atau kemenangan. Walau sebenarnya, mereka tak berada di pihak yang menang. Anggota Fatah yang mengungsi terpaksa meninggalkan keluarganya di Gaza, mereka melarikan diri dari Hamas. Kembali Menteri Keamanan Israel Avi Dichter:
"Hamas memutuskan hubungan dengan keluarga Hilles. Selain klan Hilles masih ada beberapa keluarga besar lainnya di Gaza, misalnya klan Dormusch. Dulu mereka melakukan serangan terhadap Israel, tapi saya kira, waktu mereka juga segera habis."
Israel memandang bentrokan antar kelompok Hamas dan Fatah sebagai konflik intern Palestina. Petinggi politik Israel menepis kritik bahwa pemerintah Israel memperuncing situasi dengan blokade Jalur Gaza, penutupan kawasan pesisir pantai dan penghentian pasokan barang. Tapi, pemerintah di Yerusalem tak urung kuatir bahwa gencatan senjata dengan Hamas akan gagal bila kelompok berhaulan keras itu kehilangan kontrol di Jalur Gaza.
Tapi, Hamas tampaknya masih menguasai situasi di kawasan itu. Juru bicara Hamas Al-Ghsain mengumumkan bahwa operasi di daerah yang dihuni klan Hilles di Gaza-City hampir selesai:
"Kami berhasil mengontrol kawasan itu. Keadaan kembali tenang dan dalam beberapa jam lagi penutupan kawasan itu dapat dicabut kembali."
Sementara, situasi di Universitas Bir-Zeit di Ramallah pun kembali tenang. Berbeda dengan di Jalur Gaza, bentrokan antara mahasiswa Fatah dan Hamas berhasil dituntaskan tanpa kekerasan. Rektor Universitas Bir-Zeit memerintahkan agar kampus perguruan tinggi dikosongkan dan menetapkan komisi pengusut. Sementara, usul untuk menetapkan komisi independen untuk menyelidiki ledakan, penahanan dan tembak-menembak yang terjadi pekan silam di Jalur Gaza ditolak oleh Hamas. Desakan itu terkesan sepihak. Fatah tetap bungkam mengenai kiprah mereka di Tepi Barat Yordan hanya ingin menyelidiki kejadian di Jalur Gaza. (zer)