Israel Pertahankan Rencana Bangun Permukiman
29 September 2011Kuartet Timur Tengah, yang terdiri dari PBB, Uni Eropa, AS dan Palestina, Jumat lalu (23/09) menyerukan untuk mengadakan perundingan baru. Tujuannya: perundingan perdamaian hingga akhir tahun depan. Untuk itu petugas urusan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton meminta Israel untuk menarik kembali rencananya mendirikan permukiman, karena ini mengancam solusi dua negara. Ia juga menyatakan keraguan, apakah Israel merasa wajib memulai kembali perudingan dengan Palestina.
Pembangunan Sah
Atas kritik internasional, Wakil PM Israel Silvan Schalom memberikan reaksi lewat radio militer. "Saya mendengar reaksi itu dan menyesalinya. Dulu membangun di Yerusalem suatu hal yang lumrah. Permukiman Gilo dibuat tanpa masalah. Sekarang ada 40 sampai 50.000 penduduk di Gilo. Jadi pembangunan di Gilo adalah pembangunan di dalam batas Yerusalem, dan pembangunan di Yerusalem sah,“ demikian Schalom.
Seorang wakil pemerintah Israel yang tidak disebutkan namanya menjelaskan, Gilo bukan permukiman, melainkan "sebuah bagian kota di jantung Yerusalem“. Faktanya, Gilo terletak di luar batas-batas yang diakui internasional, yang berlaku hingga Juni 1967, jadi itu termasuk wilayah Palestina. Jair Gabbai, pekerja pada komisi pembangunan yang berwenang di Yerusalem, membela rencana pembangunan dengan mengambil alasan adanya tekanan di dalam negeri akibat gerakan protes sosial.
Di siaran radio militer Gabbai mengatakan, "1.000 apartemen baru di bagian ini juga menjadi jawaban sosial atas tuntutan akan penambahan apartemen yang murah. Komisi berwenang juga mengijinkan pembangunan ratusan apartemen baru di bagian kota Arab, Jabal Mukabar, bagi penduduk Arab.“
Inisiatif Kuartet Timur Tengah
Pengumuman tentang dilanjutkannya pembangunan permukiman, yang diberikan pemerintah berhaluan kanan di bawah PM Benyamin Netanyahu menunjukkan sikap Israel tidak berubah. Itu juga tercermin dalam sidang kabinet terakhir, yang tidak mendatangkan hasil. Dalam sidang para menteri tidak dapat menyepakati jawaban positif bagi inisiatif terakhir dari Kuartet Timur Tengah tentang perundingan damai. Sementara Presiden Israel, Shimon Peres tetap berharap, perundingan akan segera dimulai lagi.
Ia mengatakan di radio Israel, "Baik Israel maupun Palestina harus harus memberikan jawaban bagi permintaan Kuartet Timur Tengah untuk mengadakan pembicaraan langsung. Saya pikir, jawaban Israel akan positif. Saya tidak tahu bagaimana jawaban Palestina. Saya harap, positif juga. Jika begitu, perundingan langsung akan dimulai bulan ini juga.“
Tetapi setelah melihat rencana pendirian permukiman terakhir, tidak banyak yang percaya itu akan terjadi. Baik di pihak Israel maupun Palestina.
Sebastian Engelbrecht / Marjory Linardy
Editor: Renata Permadi