1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Isu 'Donatur' Bantu Pelarian Harun Masiku, KPK Janji Usut

27 Juni 2024

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih mencari keberadaan buronan Harun Masiku. Kini, KPK juga akan mendalami adanya dugaan pemberi dana kepada Harun Masiku untuk membiayai persembunyiannya.

https://p.dw.com/p/4hZeA
Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
Ilustrasi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Foto: Jurnasyanto Sukarno/Greenpeace

"(Pemberi dana) akan didalami oleh penyidik," kata Jubir KPK Tessa Mahardhika kepada wartawan, Kamis (27/6/2024).

Adapun dugaan penyokong dana kepada Harun Masiku itu salah satunya disampaikan oleh mantan penyidik KPK yang juga Ketua IM57+Institute, M Praswad Nugraha. Dia menduga ada pemberi dana kepada Harun Masiku untuk bersembunyi, karena pastinya buronan butuh uang untuk berpindah-pindah.

"Buronan Harun Masiku butuh uang tunai yang banyak, karena selalu berpindah-pindah dan tidak bisa mengakses sistem keuangan perbankan karena akan langsung ketahuan jika yang bersangkutan mengambil ATM dan lain-lain," kata Praswad dalam keterangannya, Kamis (27/6).

"Sehingga pasti butuh ada pihak yang back up atau support kebutuhan keuangan Harun Masiku," tambah dia.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Selain itu, jika buronan perlu untuk berpindah negara, maka membutuhkan dana yang besar. Untuk itu, dirinya meyakini bahwa pasti ada yang memberikan dana kepada Harun Masiku dalam pelariannya.

"Harun Masiku tidak bisa bekerja, karena statusnya sedang buron, sehingga pasti tidak ada pemasukan, tanpa dukungan dari pihak tertentu, tidak mungkin dia bisa membiayai pelariannya selama 4,5 tahun terakhir ini," katanya.

Sebagai informasi, Harun Masiku menyuap mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan Rp 600 juta demi memuluskan jalannya menjadi Anggota DPR lewat jalur PAW. Wahyu telah diadili dan sudah bebas bersyarat dari penjara. Sementara, Harun Masiku hingga kini masih menjadi buronan.

PDIP merasa diserang

Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan Komarudin Watubun menepis isu pergantian Sekjen partai Hasto Kristiyanto di tengah pemeriksaan KPK sebagai saksi terkait buronan Harun Masiku. Komarudin justru menyoroti jika kasus Harun Masuki ini terkesan menyerang pribadi dan partai.

"Nggak ada, nggak ada (pergantian). Justru itu Pak Sekjen ini kan lagi di masalah yang sebenarnya kan, gimana ya. Urusan Harun Masiku itu orang sudah berapa lama, kemudian dari segi hitungan salah satu urusan begitu itu menyangkut kerugian negara kan," kata Komarudin kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Komarudin mempertanyakan berapa kerugian negara dari kasus Harun Masiku. Ia menilai kasus tersebut digulirkan untuk menyerang PDI Perjuangan.

"Nah kira-kira urusan Masiku ini berapa sih kerugian negara, atau siapa yang rugi yang luar biasa di situ. Tapi ini kan terkesan serangan ke Sekjen, serangan ke partaikan, kelihatannya. Ada pesan sponsor kan, kelihatannya," kata dia.

Ia menegaskan tak benar adanya isu Hasto akan diganti dari jabatan Sekjen. Ia mengatakan struktur pengurus di PDIP hingga saat ini kompak.

"Nggak, siapa yang bilang diganti? Nggak ada. Mekanisme dan kalau tidak ikut mekanisme kongres, itu kewenangan prerogatif ketua umum, dan soal itu tanya ibu ketua umum, saya tidak punya kapasitas," ujar Komarudin.

"Dan struktur partai juga sampai hari ini tetap kompak, siap mengawal partai, mengawal ketua umum, mengawal Sekjen, dan simbol-simbol partai," imbuhnya.
 

Baca Artikel DetikNews

Selengkapnya Muncul Isu 'Donatur' Bantu Pelarian Harun Masiku, KPK Janji Usut

PDIP: Urusan Harun Masiku Terkesan Serangan ke Sekjen-Partai