Jepang Siapkan Paket Stimulus Raksasa
11 Januari 2013Jepang menyiapkan paket stimulus ekonomi terbesar sepanjang sejarah senilai 20 triliun Yen atau sekitar 2200 triliun Rupiah. Dana itu diharapkan dapat menyeret negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu keluar dari jurang resesi dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi sebanyak dua persen.
Pemerintah yakin paket tersebut juga akan merangsang pertumbuhan sekitar 600.000 lapangan kerja baru. "Kita harus mengakhiri resesi ekonomi dan deflasi nilai tukar Yen," kata Shinzo Abe. Ia dan partainya LDP kembali berkuasa Desember lalu usai tiga tahun berada di barisan oposisi. Pada upacara pelantikan Abe menjanjikan "awal yang cepat."
Dengan dana tersebut pemerintah Jepang berencana membangun kembali kawasan yang hancur dilanda bencana Tsunami, antara lain membangun ulang sekolah dan rumah sakit dengan konstruksi anti gempa bumi, serta merenovasi infrastruktur yang usang. Sementara sekitar 180 miliar Yen dialokasikan untuk militer Jepang.
Memerangi Resesi dan Deflasi
Langkah ini menjadikan Tokyo sebagai salah satu pemerintahan dengan jumlah utang terbesar di dunia. Perekonomian Jepang saat ini melemah akibat deflasi nilai tukar Yen yang berujung pada menurunnya nilai ekspor. Memanasnya hubungan dengan Cina, mitra dagang terbesar Jepang, juga membebani pertumbuhan ekonomi.
Dari Juli hingga September, perekonomian Jepang anjlok sebanyak 3,5 persen. Sementara Antara April dan Juni terjadi penurunan sebesar 0,1 persen.
Deflasi dan tingginya nilai tukar Yen membebani neraca ekspor Jepang. Untuk menyiasatinya, pemerintah siap mengucurkan dana sebesar 40 Miliar US-Dollar untuk membantu perusahaan-perusahaan kecil dan menengah agar tetap kompetitif di pasar internasional. Pemerintah terutama menyasar sektor penelitian dan pengembangan di bidang energi, pertanian dan kesehatan.
Utang Membebani Kredibilitas Kredit Jepang
Pelaku pasar menyambut rencana Abe. Rencana pemerintah itu juga mendapat reaksi positif di lantai bursa. Index Nikkei melonjak ke posisi tertinggi sejak 23 bulan dan bertengger pada 10.801,57 angka menjelang sesi penutupan. Nilai tukar Yen juga sedikit melemah terhadap Dollar AS yang berarti positif bagi sektor industri.
Kendati begitu langkah pemerintah bukan tanpa risiko. Sebagian pakar ekonomi mengkhawatirkan, utang yang terus menumpuk akan mengurangi kepercayaan pasar pada kredibilitas kredit Jepang. Jika peringkat kredit Jepang diturunkan, pemerintah harus membayar bunga yang lebih tinggi.
Selain itu sebagian ekonom Jepang juga meragukan paket stimulus ini akan punya dampak jangka panjang. Yang diperlukan adalah reformasi struktural, antara lain deregulasi di sektor kesehatan dan energi.
rzn/hp(afp/rtr/dpa)