1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman-AS / Haiti / Korea Utara

26 Februari 2004

Kunjungan Schröder ke AS / Krisis di Haiti / Sengketa mengenai Program Nuklir Korea Utara

https://p.dw.com/p/CPSj

Kanselir Jerman Gerhard Schröder bertolak ke AS dalam rangka kunjungan dua hari. Schröder juga akan mengadakan pertemuan dengan Presiden George W Bush di Gedung Putih. Topik ini mengawali Sari Pers DW. Selain itu juga akan disoroti krisis di Haiti dan perundingan AS-Korea Utara.

Tentang kunjungan kanselir Schröder ke AS harian Jerman Saarbrücker Zeitung berkomentar:

Jerman dan AS tetap merupakan dua negara bersahabat, yang hubungan politik, ekonomi dan budayanya tidak tergantung pada intensitas hubungan persahabatan antara kedua pemimpinnya. Kiranya perkembangan selanjutnya dapat membantu memulihkan kembali hubungan persahabatan, misalnya kalau George Bush mengikuti jejak ayahnya , dan dalam pemilihan di bulan November mendatang dikalahkan oleh penantangnya. Maka kunjungan perujukan Schröder akan menjadi kunjungan perpisahan.

Harian Kölner Stadtanzeiger namun berpendapat , dewasa ini antara Jerman dan AS terdapat lebih banyak perbedaan ketimbang kebersamaan. Komentar harian ini:

Meski pun daftar kebersamaan panjang, namun daftar perbedaan fundamental dalam pandangan dunia, soal kemanusiaan, sosial dan politik jauh lebih panjang. Jerman dewasa ini terutama mengandalkan pada keampuhan organisasi-organisasi internasional, sebaliknya AS lebih percaya pada kekuatannya sendiri. Jerman mencari keseimbangan antara kapitalisme dan sosialisme, sementara AS percaya pada kekuatan pasar. Jerman negara sekuler, AS negara religius. Kebanyakan orang Jerman dewasa ini penganut pasifisme moderat, kebanyakan warga AS masih tetap memandang perang sebagai sarana yang ampuh. Sudah saatnya untuk membuat neraca yang realistis tanpa emosi mengenai hubungan Jerman-AS, dengan menyebut jelas perbedaan-perbedaan dan mencari kebersamaan.

Dan komentar harian Inggris Financial Times:

Bush hendaknya menyadari, kebanyakan rakyat Jerman menolak keras segala apa yang berbau invasi militer uni-lateral. Sebaliknya Jerman telah membuktikan kesediaannya untuk memikul sebagian beban perang. Opini umum di AS terhadap Jerman positif atau paling tidak netral. Bagi Schröder, kunjungannya ke Washington akan memberikannya peluang untuk meninjau kembali politik luar negerinya, yang terlalu dipengaruhi Prancis. Itu sebagian juga kesalahan pemerintah Bush yang menghujat Paris dan Berlin sehubungan dengan perang Irak. Namun Schröder harus ingat, pendahulunya Helmut Kohl 16 tahun lamanya berhasil memelihara hubungan kemitraan yang erat , baik dengan Prancis mau pun dengan AS. Hubungan AS-Jerman seperti di masa perang dingin tidak akan kembali. Namun ada dasar kuat bagi hubungan yang kokoh antara kedua negara.

Kini mengenai krisis di Haiti. Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang darurat guna mencari jalan keluar bagi krisis di negeri kepulauan itu. Dewan Keamanan mengecam aksi kekerasan di Haiti, namun juga menyesalkan penolakan rencana perdamaian internasional oleh pihak oposisi.

Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung berkomentar:

Mempertahankan presiden dalam jabatannya tidak dapat mencegah anarkhi yang semakin meluas. Hal itu juga disadari oleh luar negeri. Rupanya juga semakin diyakini, bahwa ketenangan dan ketertiban hanya dapat dipulihkan dengan pengiriman pasukan keamanan internasional.

Harian Jerman Süddeutsche Zeitung menulis:

Pasukan perdamaian harus pasukan internasional dengan partisipasi AS dan paling tidak beberapa negara Amerika lainnya. Sudah tidak banyak waktu lagi untuk mencari penyelesaian seminimum mungkin. Untuk menjaga legalitas Presiden Aristide yang dipilih oleh rakyat harus bertahan sampai akhir masa jabatannya. Namun yang lebih penting adalah menciptakan situasi keamanan untuk dapat menyalurkan bantuan kemanusiaan. Namun invasi kaum pembrontak ke Port-au-Prince akan segera menggagalkan rencana seperti itu.

Tema berikut sengketa mengenai program nuklir Korea Utara.

Harian Jerman Der Tagesspiegel yang terbit di Berlin mengomentari perundingan enam negara mengenai program atom Korea Utara sbb:

AS punya peluang untuk mengeluarkan Korea Utara dari isolasi internasional. Untuk itu Washington harus melepaskan sikap kerasnya. Sebaliknya Kim Yong Il harus bersedia melepaskan tuntutannya akan jaminan keamanan secara formal dari AS , dan harus menerima pernyataan non-agressi secara informal dan lisan. Washington telah mengisyaratkan kesediaannya. Namun kedua belah pihak belum menunjukkan kesediaannya bagi kompromi. Sebab AS dan Korea Utara masing-masing yakin berada dalam posisi perundingan yang lebih kuat. Padahal kegagalan akan merugikan bagi kedua belah pihak. Bila Korea Utara benar-benar menjadi negara atom, maka stabilitas di seluruh kawasan Asia terancam. Dan generasi berikutnya di Korea Utara akan tumbuh dalam kemiskinan dan terisolir.