1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Tolak Pengiriman Bundeswehr ke Selatan Afghanistan

1 Februari 2008

Pemerintah Jerman menolak tuntutan Amerika Serikat agar mengirimkan Bundeswehr ke selatan Afghanistan. Penolakan tersebut bukannya tanpa akibat: AS diyakini bakal memulai konfrontasi tak sedap di tubuh NATO.

https://p.dw.com/p/D1BJ
Anggota pasukan gerak cepat Bundeswehr sedang berpatroli di KunduzFoto: picture-alliance/ dpa
Kini jelas sudah, komposisi pasukan Jerman di Afghanistan yang terdiri dari 3200 tentara itu enggan diubah oleh Menteri Pertahanan Jerman Franz Josef Jung. “Saya tetap berpendapat, kita harus memenuhi tugas sebagaimana mandat pasukan yang difokuskan di wilayah Utara,” tandasnya. Mandat Bundeswehr di Afghanistan mengizinkan penempatan pasukan maksimal 3500 orang. Jumlah tersebut dinilai oleh para pengamat paling ideal.

Pasalnya pengiriman pasukan ke Afghanistan termasuk isu yang paling sensitif di Jerman. Diperlukan kompromi politik yang berliku dan rumit untuk menambah jumlah pasukan seperti yang dituntut oleh Amerika Serikat.

Dengan kekuatan yang ada saat ini, Bundeswehr sebenarnya sudah menjadi penyedia pasukan terbesar ketiga di Afghanistan, begitu tandas Jung, lagi pula NATO tidak pernah merumuskan pembagian wilayah yang jelas.

Bundeswehr mengumumkan bersedia mengambil-alih tugas tambahan di utara Afghanistan. Sikap Jerman yang cendrung menahan diri ihwal penambahan pasukan sebenarnya sudah dikenal di antara negara-negara NATO. Juru bicara pemerintah Ulrich Wilhelm sendiri merasa heran soal desakan Amerika Serikat.
“Masuknya surat tersebut buat kami sangat mengherankan. Karena si setiap pertemuan dan pembicaraan dengan pihak Amerika, mereka selalu memuji keberadaan Bundeswehr di utara Afghanistan sesuai mandat yang ada.” Di wilayah utara, Bundeswehr berencana mengintensifkan pendidikan tentara Afghanistan. Selain itu sekitar 250 pasukan gerak cepat juga bakal disiapkan dalam waktu dekat. Menurut mandat yang berlaku saat ini, pengiriman tentara Bundeswehr ke wilayah lain Afghanistan cuma diizinkan dengan waktu yang terbatas, itu pun cuma dalam situasi darurat.
Menurut Bernhard Gertzt, ketua umum perhimpunan tentara Bundeswehr, mandat tersebut sebaiknya dipertahankan saja. “Sebaiknya semua pihak terlebih dahulu mencari solusi atas masalah-masalah politik, sebelum mereka berpikir untuk menambahkan jumlah pasukannya,” imbuhnya.
Perdebatan ihwal pembagian beban di antara negara-negara anggota NATO sebenarnya bukan barang baru. Perdebatan semacam itu terutama dipicu oleh negara-negara yang kehilangan banyak tentaranya di Afghanistan. Juga negara-negara lainnya menerima surat serupa dari Amerika Serikat, begitu kabar yang tersebar di Berlin. Menurut sebagian pengamat, surat tersebut terutama bertujuan menambah tekanan kepada negara lain sebelum pertemuan menteri pertahanan negara-negara anggota NATO. (rzn)