Jubir Taliban: Isyarat Adanya Keinginan Baik
14 Agustus 2007Mula-mula para penculik menyerahkan mereka kepada pimpinan suku di provinsi Ghasni, di Tenggara Afghanistan. Kemudian kedua perempuan itu diterima organisasi Palang Merah yang membawa keduanya ke ibukota provinsi Ghasni. Di mana delegasi dari pemerintah Korea Selatan sudah menantikan kedua warganya tersebut. Gubernur Provinsi Ghasni Mehrayuddin Patan membenarkan pembebasan itu kepada radio Jerman
“Ya, itu benar. Kedua warga Korea Selatan selepas tengah hari tiba di sini di kota Ghasni. Mereka disambut delegasi Korea Selatan di markas besar Amerika Serikat di sini. Kedua perempuan itu sakit, tapi tidak terlalu parah. Kondisi mereka tidak terlalu buruk dan dapat berjalan.“
Juru bicara Taliban Kari Yussuf Ahmadi, menyebut pembebasan itu sebagai tanda adanya keinginan baik. Namun beberapa saat setelah itu Ahmadi dalam keterangannya kepada radio Jerman juga menekankan bahwa tidak akan ada pembebasan selanjutnya sampai tuntutan utama Taliban dikabulkan yakni pembebasan anggota Taliban yang dipenjara. Dan dalam hal itu tetap tidak ada perkembangan lebih lanjut, seperti ditegaskan mediator Afghanistan Mahmud Gilani dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Jazeera
„Pembebasan para tahanan tidak sesuai dengan politik pemerintah Afghanistan. Mereka telah berulang kali menolakna dan tidak akan ada pembebasan tahanan. Taliban sebaiknya membebaskan warga Korea Selatan tanpa syarat. Dimana diantaranya terdapat banyak perempuan, itu sikap yang tidak islami dan memalukan. Mudah-mudahan akan ada penyelesaian dan drama ini berakhir.”
Sejak akhir pekan lalu, pihak Taliban melakukan pembicaraan langsung dengan pemerintah Korea Selatan. Sekarang masih 19 anggota organisasi bantuan Kristen yang berada di tangan para penculik.
Sementara itu ada perkembangan baru menyangkut warga Jerman Rudolf B. yang juga diculik di Ghasni. Berbagai kantor berita dan stasiun televisi menyebarluaskan hasil wawancara telefon dengan insinyur Jerman itu. Meskipun demikian masih belum jelas apakah pembicaraan dengan pria yang berbicara bahasa Inggris dengan aksen Jerman itu benar-benar Rudolf B. Ia sakit parah, demikian disampaikannya dalam wawancara telefon tersebut. Juru bicara Taliban Ahmadi menjadi perantara dalam pembicaraan tersebut. Ahmadi berulang kali menyatakan, insinyur Jerman itu menderita diabetes. Suatu informasi yang tampaknya salah. Karena sekarang Rudolf B. menyampaikan menderita gangguan jantung. Keterangan yang juga tidak sama dengan keterangan sebelumnya.