Juru Runding Utama Oposisi Suriah Mundur
30 Mei 2016Sebagai protes pembicaraan damai yang terhenti di Jenewa, Swiss, juru runding kubu oposisi Suriah Mohammad Aloush dari Komite Tinggi Negosiasi (HNC), yang mewadahi kelompok-kelompok oposisi, mundur dari jabatannya.
Aloush mengatakan, "Tiga putaran pembicaraan tidak berhasil karena sikap keras kepala rezim Suriah, sementara aksi pemboman dan serangan demi serangan terus dilakukan terhadap rakyat Suriah."
Anggota dari kelompok pemberontak Jaish al-Islam (Tentara Islam) itu menambahkan melalui akun Twitter-nya. "Oleh karena itu saya mengumumkan penarikan diri dari delegasi dan pengunduran diri saya."
Ia juga mengecam masyarakat internasional atas "ketidakmampuannya dalam menghasilkan resolusi" terutama dalam menangani isu-isu kemanusiaan.
Serangan harus dihentikan
Oposisi Suriah telah menangguhkan partisipasi formal dalam pembicaraan damai pada tanggal 27 April. Mereka menyatakan akan kembali ke perundingan, hanya jika tentara Suriah menghentikan serangan.
Babak baru perundingan sedianya berlangsung akhir bulan ini, tetapi tidak ada tanggal baru yang diumumkan. Pekan ini, utusan khusus Perserikatan Bangsa-bangsa untuk konflik Suriah, Staffan de Mistura mengatakan, tidak ada rencana untuk mengadakan putaran perundingan baru untuk tiga minggu ke depan.
Kedua pihak melanggar gencatan senjata
Bulan Februasri lalu, sebuah inisiatif gabungan Rusia dan Amerika Serikat menghasilkan gencatan senjata yang ‘rapuh‘antara Damaskus dan pemberontak. Tapi "penghentian permusuhan" yang telah dirundingkan, berulangkali dilanggar oleh semua pihak.
Kepala utama delegasi oposisi Suriah, Asaad al-Zoubi juga mengatakan kepada saluran TV Arab al Hadath bahwa ia juga ingin dibebaskan dari jabatannya. Namun beluma ada konfirmasi ia telah mengambil langkah serupa.
Perang saudara di Suriah telah menyeret keterlibatan negara-negara lain, seperti Rusia, Turki, Iran dan pemain regional lainnya.
Pertempuran sengit yang telah berlangsung lima tahun itu telah merenggut nyawa 280.000-an jiwa, sementara jutaan orang lainnya terpaksa mengungsi. Para pengungsi berusaha mencapai lokasi-lokasi yang relatif aman di Eropa.
ap/yf (afp/dpa)