Kabinet Rusia bubar/Pagar Pembatas Israel/ Program nuklir Korut
25 Februari 2004Di kebanyakan negara Eropa, akan timbul krisis pemerintahan yang cukup berat, apa bila seorang presiden membubarkan kabinet . Rupanya tidak demikian di Rusia. Di Rusia, siapa pun perdana menterinya, yang punya kuasa hanya satu, yakni Wladimir Putin. Pemecatan perdana menteri Kasjanow bersama kabinetnya menunjukkan betapa kokohnya posisi Presiden Putin.
Harian Swiss Neue Zürcher Zeitung mengomentari pembubaran mendadak kabinet Rusia sebagai berakhirnya suatu era di Rusia.
Pemecatan Michail Kasjanow melambangkan berakhirnya suatu era di Rusia, yang ditandai oleh privatisasi besar-besaran, keterbukaan ekonomi dan kiblat ke barat, namun juga zaman merebaknya korupsi. Di bulan-bulan terakhir semakin tumbuh ketidak pastian mengenai program politik Putin di masa depan. Demi kepentingan ekonomi Rusia di masa depan, hendaknya perlu diangkat seorang reformis yang berbobot sebagai perdana menteri yang baru.
Sementara harian Rusia Nowyje Iswestija yang terbit di Moskau berkomentar:
Cara Wladimir Putin memecat kabinet mengingatkan pada Boris Jelzin. Keputusanya mendadak dan mengejutkan. Alasannya jelas, mengapa Putin memecat perdana menterinya menjelang pemilihan presiden. Di hari-hari belakangan menjelang pemilihan presiden para teknokrat politik di Kremlin mengupayakan agar kampanye pemilihan lebih bersemangat.
Dalam komentar harian Jerman Berliner Zeitung dapat dibaca:
Kasjanow tidak dibutuhkan lagi dan pemecatannya rupanya juga disambut dengan baik. Sebab perdana menteri Kasjanow diisyukan dekat dengan kalangan oligarkhi yang dibenci, paling tidak di masa lampau. Juga di-isyukan andilnya dalam bisnis mereka telah memberikannya nama julukan Mr. Dua Persen.
Dan akhirnya komentar harian Wiesbadener Kurier mengenai Putin:
Dalam sistim Putin perdana menteri tidak memainkan peran penting. Kasjanow , tokoh yang tidak mencolok di antara orang-orang kuat Kremlin, juga dianggap sebagai tokoh peninggalan zaman Jelzin. Selambat-lambatnya setelah terpilih kembali sebagai presiden, Putin akan memilih kliknya sendiri untuk mengisi pos-pos jabatan. Dalam soal bermain koneksi Putin semakin mirip dengan rejim komunis dulu.
Tema berikut: Pagar pembatas yang dibangun oleh Israel di Tepi Barat tidak dapat dibenarkan. Juga tidak dengan alasan untuk membela diri. Demikian ditegaskan oleh wakil Liga Arab pada hari sidang terakhir Mahkamah Internasional di Den Haag.
Juga harian Spanyol El Pais berpendapat, tembok pemisah tidak akan menjamin keamanan Israel. Harian ini berkomentar:
Seandainya Israel membangun tembok sepanjang perbatasan hijau dari tahun 1949 atau mengikuti alur perbatasan dari tahun 1967, maka Mahkamah Internasional tidak perlu turun tangan. Kekhawatiran Israel terhadap terorisme dapat dimengerti. Namun serangan teror akan berlanjut, selama warga Palestina tidak punya harapan. Keamanan Israel hanya dapat dijamin dengan perdamaian yang adil. Tembok pembatas hanya membuat situasi semakin gawat.
Dan akhirnya perundingan enam negara mengenai program nuklir Korea Utara yang sedang berlangsung di Beijing.
Harian Belanda De Volkskrant menulis:
Kenyataan bahwa di Beijing enam negara berkumpul untuk membicarakan program nuklir Korea Utara menunjukkan bahwa di kawasan itu ada kepentingan bersama untuk mengekang rejim Kim Jong Il yang tidak jelas haluannya. Sementara ini AS yang sibuk di Irak telah menyadari, tidak dapat menghadapi sendiri masalah Korea Utara. Tampaknya diperlukan banyak kesabaran untuk memperoleh hasil baik dalam perundingan Korea Utara.