1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kabul Kembali Jadi Sasaran Serangan Taliban

4 Agustus 2009

Selasa (04/08) delapan roket mendarat di berbagai penjuru ibukota Kabul. Salah satunya hampir mengenai Kedubes AS.

https://p.dw.com/p/J3XI
Warga Kabul membersihkan pecahan kaca jendela akibat serangan roket Selasa (04/08)Foto: AP

Banyak warga Kabul sedang menjalankan sholat subuh ketika tiba-tiba mendengar ledakan. Hamit mendengar ledakan keras di dekatnya

„Sebuah roket mendarat langsung di tempat tetangga saya. Jika ini terus berlangsung, tidak seorang pun yang akan pergi memilih. Kami harus dilindungi oleh pemerintah jika pemilu hendak berlangsung."

Para ekstremis menembakkan roket, dari timur laut Kabul yang dipicu dari jauh, dengan sasaran ibukota Afghanistan. Hal ini dibenarkan juru bicara kementerian dalam negeri kepada kantor stasiun siaran ARD Asia Selatan

"Itu terjadi dini hari sekitar jam 4 pagi, ketika 8 roket menyerang di kawasan yang berbeda di Kabul. Untungnya tidak ada korban tewas atau luka berat, seorang anak dan seorang pria luka ringan.“

Para ekstremis biasanya menggunakan roket kecil yang umumnya tidak tepat sasaran. Karena itu juga tidak sampai terjadi kerusakan besar atau korban tewas. Dalam hal ini polisi Kabul mencatat sebuah keberhasilan kecil. Disampaikan seorang jurubicara kementerian dalam negeri

„Polisi menyelidiki kasusnya, untungnya dapat ditemukan roket ke 9 di tempat penembakan di timur laut Kabul dan dijinakkan. Roket ini diduga akan ditembakkan ke Kabul sehingga jumlah seluruhnya menjadi 9.“

Di Kabul sudah lama tidak terjadi serangan semacam ini. Terakhir setelah digulingkan tahun 2001, Taliban selalu menyerang Kabul dengan roket-roket jenis itu. Serangan dini hari kemarin diperkirakan bertujuan untuk menakut-nakuti dan mengejutkan. Menjelang pemilihan presiden dua pekan mendatang Taliban ingin mengganggu jalannya pemilu dan menimbulkan keresahan

„Itu adalah serangan yang mengganggu dan kami harus memeriksanya secara seksama. Kami sudah menduga musuh akan menyerang kami menjelang pemilu untuk mengganggu jalannya pemilu. Tapi kami tidak membiarkan mereka berhasil."

Banyak warga Kabul tidak terlalu optimis, mereka merasa tidak aman sejak terjadinya serangan roket. Seperti diungkapkan seorang pria

„Apa yang dapat kami perbuat dengan pemerintah ini. Presiden Karsai tidak dapat melindungi kami dan dalam waktu bersamaan ia ingin agar kami memilihnya. Dua dari anak saya menderita demam, karena mereka begitu ketakutan akibat serangan tadi malam."

Situasi di Afghanistan tetap tegang. Pada kenyataannya dalam beberapa pekan terakhir hampir tidak ada satu pun tempat di Afghanistan yang bebas dari ledakan bom yang menyebabkan tewasnya tentara atau warga sipil.

Ilka Seinhausen/Dyan Kostermans

Editor Agus Setiawan