1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kabul Mulai Berunding Dengan Taliban

7 Oktober 2010

Perundingan antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban sangat sensitif. Taliban mengajukan persyaratan yang sulit bagi Hamid Karzai.

https://p.dw.com/p/PYCP
Presiden Hamid Karzai, bersama dewan perdamaian, yang ditugasi menggelar perundingan dengan Taliban.Foto: AP


Laporan mengenai dimulainya perundingan langsung antara pemerintah Afghanistan dengan kelompok radikal Taliban menjadi tema komentar dalam tajuk harian internasional. Harian liberal kanan Spanyol El Mundo yang terbit di Madrid dalam tajuknya berkomentar : Perundingan antara pemerintah Afghanistan dan kelompok radikal Taliban memang baru memasuki fase awal. Media AS melaporkan, Taliban akan diikutsertakan dalam pemerintahan persatuan nasional di bawah Karzai, di bawah persyaratan pasukan NATO harus ditarik dari Afghanistan. Syarat ini bagi Karzai sulit diterima. Jika pasukan internasional ditarik, ibaratnya Karzai dan Taliban akan dijerumuskan ke dalam situasi suka dan duka bersama, sebab kelompok radikal secara de facto sudah menguasai lebih separuh Afghanistan. Solusi idealnya adalah kesepakatan diantara kedua belah pihak dengan jaminan internasional. Hanya dengan cara itu, akan dapat dihindarkan terulang kembalinya kekacauan seperti di tahun 90-an.

Harian Italia La Repubblica yang terbit di Roma berkomentar : Perundingannya akan sulit dan sensitif. Juga karena kedua belah pihak dalam beberapa poin tidak bersedia untuk mengalah. Menurut pandangan Gedung Putih, presiden Hamid Karzai harus mencapai kesepakatan pertama, berupa dihentikannya semua aksi kekerasan dan diakhirinya seluruh kontak antara Taliban dengan kelompok Al Qaida. Di sisi lainnya, Mullah Omar mengajukan persyaratan, ditetapkannya jadwal pasti penarikan seluruh pasukan NATO dan dibebaskannya seluruh tahanan anggota Taliban. Ia juga menghendaki kelompoknya dicoret dari daftar hitam organisasi teroris. Batu sandungan utama lainnya adalah sikap Pakistan. Washington juga melaporkan, tentara Pakistan menghindari konfrontasi langsung dengan milisi Taliban dan kelompok perlawanan Al Qaida. Hal ini diperkirakan akan semakin membebani hubungan antara Washington dan Islamabad yang memang sudah amat ringkih.

Harian liberal kiri Inggris The Times yang terbit di London berkomentar : Perundingan ini mendapat restu dari komandan AS di Afghanistan, jenderal David Petraeus. Ini merupakan isyarat, kemungkinan bagian politik mulai memasuki tahap akhir permainan. Di sisi lainnya, serangan pesawat terbang tidak berawak AS ke wilayah Pakistan semakin meningkat. Faktanya menunjukkan, AS mengubur prakarsa untuk menarik Pakistan ke pihaknya. Dan jika perundingan ini menyebabkan hilangnya kekuasaan presiden Karzai atau kekuasaannya diambil alih oleh orang-orangnya Mullah Omar, maka logika dan tujuan seluruh misi Afghanistan akan dipertanyakan. Akan tetapi, mungkin inilah harga yang harus dibayarkan, untuk mengakhiri permainan yang menyedihkan di Afghanistan.

Dan terakhir harian Jerman Neues Deutschland yang terbit di Berlin berkomentar : Perundingan rahasia antara pemerintah di Kabul dengan Taliban kini bukan rahasia lagi. Inilah kualitas baru yang ditunjukkan Karzai, semenjak presiden Afghanistan itu mengimbau para pejuang jihad untuk berdialog. Pemerintahannya pekan lalu melantik Dewan Perdamaian yang di masa depan akan melakukan perundingan langsung dengan Taliban, yang kini diduga berjanji akan memisahkan diri dari Al Qaida. Jika sasaran dari perundingan ini adalah sebuah kesepakatan perdamaian disertai penarikan mundur seluruh tentara NATO dan pasukan internasional, ditunjukan adanya peluang realistis untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung 9 tahun di negara itu. Sebab ditunjukan dengan tegas, serangan besar-besaran ISAF, tidak mampu mendesak mundur Taliban di seluruh Afghanistan.

AS/AN/dpa/afpd