1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kaum Liberal Waspadai Geliat Populis Kanan Pada Pemilu Eropa

2 April 2024

Fraksi liberal dan sentris di Parlemen Eropa terancam menyusut di pemilihan legislatif 2024. Perolehan suara kelompok yang tergabung dalam Renew Europe itu akan ikut menentukan jalannya pemilihan presiden Komisi Eropa.

https://p.dw.com/p/4eL0J
Renew Europe
Petinggi kelompok liberal Renew EuropeFoto: CC BY-NC-ND © ALDE Party

Pada pemilihan legislatif terakhir, kelompok liberal Renew Europe menjadi suara penentu. Bersama dengan Partai Sosial Demokrat dan Partai Rakyat Eropa, mereka mengangkat Ursula von der Leyen ke jabatan Presiden Komisi UE pada tahun 2019.

"Kami berhasil menempatkan Renew sebagai pusat perhatian,” kata Valerie Hayer, anggota Partai Renaisans Prancis dan ketua fraksi di Parlemen Uni Eropa. "Belum pernah sebelumnya kelompok liberal Eropa menghimpun kekuasaan sebesar ini," kata Hayer pada awal masa kampanye pemilihan umum Parlemen Eropa di Brussel, pertengahan Maret lalu.

Renew mengklaim memiliki enam orang kader baik di Komisi Eropa dan di jajaran eksekutif negara anggota. Diantaranya adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron serta dua wakil presiden Komisi Eropa, Margrethe Vestager dan Vera Jourova. Presiden Dewan Uni Eropa saat ini Charles Michel juga merupakan anggota fraksi liberal.

Menyusut lewat pemilu

Renew saat ini memiliki 102 anggota di Parlemen Eropa dan tercatat sebagai fraksi terbesar ketiga setelah Partai Rakyat Eropa, EPP, yang konservatif dan fraksi Sosial Demokrat.

Namun begitu, kelompok liberal diprediksi kehilangan kursi dalam pemilu legislatif awal Juni mendatang. Menurut proyeksi agregat pemilu "Europe Elects", Renew akan kehilangan seperlima anggotanya di parlemen. Dengan perolehan 82 kursi, fraksi liberal nantinya tidak lagi tercatat sebagai kekuatan terbesar ketiga tapi kelima, di bawah partai populis sayap kanan Identity and Democracy, ID, dan European Conservatives and Reformers, ECR. 

Fears of populist surge ahead of 2024 EU elections

Meski demikian, Renew berpotensi kembali menjadi suara penentu, karena Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen membutuhkan tambahan suara demi mengamankan masa jabatan kedua.

Eric Maurice, peneliti di lembaga pemikir Pusat Kebijakan Eropa, mengatakan Renew Group belum memutuskan apakah akan mendukung Ursula von der Leyen. Kaum liberal masih bisa menolak pencalonan politisi Jerman itu, misalnya, karena ketergantungan yang besar kepada partai konservatif sayap kanan.

Tiga kandidat untuk Komisi Eropa

Renew sejauh ini tidak memberi kesan berambisi mengisi jabatan presiden Komisi Eropa. Sendirinya, fraksi yang menggabungkan partai-partai liberal, sentris dan demokrat itu tidak mengusung calon tunggal sebagaimana kubu von der Leyen, melainkan tiga kandidat sekaligus. "Kami tidak berkampanye untuk jabatan tinggi, tapi untuk warga Eropa," kata Valerie Hayer, salah seorang kandidat Renew. 

Partai anggota Renew lain, Aliansi Liberal dan Demokrat, ALDE, mencalonkan Marie-Agnes Strack-Zimmermann, kader Partai Liberal Demokrat dan ketua komisi militer di parlemen Jerman, Bundestag. Adapun kandidat ketiga adalah Sandro Gozi asal Italia yang mengamankan tiket dari Partai Demokrat Eropa, EDP.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Dalam program politiknya, kelompok liberal menetapkan sepuluh prioritas utama. Selain memperkuat pertahanan, Renew juga ingin memperjuangkan hak perempuan dan minoritas seksual, serta mempercepat digitalisasi dan dekarbonisasi. 

Butir paling mencolok dalam program politik Renew adalah reformasi konstitusi dasar Uni Eropa dengan memperluas partisipasi masyarakat.

Kepada DW, Strack-Zimmermann menegaskan tanggung jawab Uni Eropa bagi kedaulatan Ukraina. Meski mengakui wewenang negara anggota di bidang pertahanan, dia mengaku juga melihat kebutuhan untuk bertindak di level Eropa.

Isolasi populis kanan

Valerie Heyer sebaliknya memprioritaskan hal lain. "Izinkan saya berkata jelas: tidak akan ada keramahtamahan atau ambiguitas kepada kaum ekstremis dan populis. Kami ingin mengelola Eropa dari tengah," kata dia.Di kampung halamannya di Prancis, partai populis kanan Rassemblement National saat ini memimpin jajak pendapat di pemilihan legislatif Eropa, di atas Partai Renaisans.

Analis politik Maurice memperkirakan, Partai Renaisans tetap akan mewakili delegasi terbesar Renew Group di Parlemen Eropa. Namun begitu, klaim Renaisans atas jabatan ketua fraksi di tubuh koalisi akan semakin dipertanyakan. Pasalnya, Renew selamanya terbelah antara kaum liberal dan kelompok sentris yang bermazhab ke Prancis. Friksi antara kedua ideologi, antara lain, terlihat dalam kebijakan ekonomi.

Bagi kandidat Italia, Sandro Gozi, kebangkitan kelompok populis kanan juga menjadi kekhawatiran terbesar. Sebagaimana Heyer, dia pun diusung Partai Renaisans Prancis ketika terpilih menjadi anggota parlemen. Dari von der Leyen, dia menuntut agar EPP lebih menjaga jarak terhadap kelompok populis kanan, terutama terhadap pemerintah di Roma yang saat ini dikuasai Partai Fratelli d'Italia bersama Perdana Menteri Georgia Meloni.

"Jalan menuju Meloni dan kelompok ekstrem kanan adalah jalan buntu. Kami tidak ingin berakhir di sana," kata Gozi pada kampanye pembukaan, Maret lalu.

rzn/as

Lucia Schulten
Lucia Schulten Koresponden Eropa di DW Studio Brussels, dengan fokus pada Uni Eropa dan pengadilan internasional.