1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiAsia

Kehidupan Kedua Sampah Plastik

Mathilda Jordanova-Duda
27 Desember 2024

Semakin banyak perusahaan rintisan yang fokus memerangi sampah plastik dan pemborosan sumber daya. Sebuah fasilitas di Wuppertal, Jerman, membantu mereka membangun jaringan dan koneksi di seluruh dunia.

https://p.dw.com/p/4ocee
Tempat pembuangan sampah di Ghana
Tempat pembuangan sampah di GhanaFoto: Miho Kibiki/The Yomiuri Shimbun/AP Photo/picture alliance

Di Uganda, Afrika, sebanyak 600 ton sampah plastik dibuang setiap hari, tapi cuma 40 ton yang didaur ulang, kata Sonko Jamal. Pendiri start-up Kyuka Ventures Innovation Hub itu ingin memerangi fenomena pencemaran plastik di negerinya.

Perusahaan rintisan Jamal memobilisasi generasi muda dan perempuan dari daerah kumuh di ibu kota Kampala, untuk mengumpulkan sampah plastik. Para pemulung menerima beberapa sen per kilo atau membayar sampah plastik ke dalam program asuransi kesehatan "Jaminan Sampah”.

Dengan menggunakan teknologi SFRET atau Soot-Free Reactive Extraction Technology yang dipatenkan, Kyuka Ventures mampu mengekstraksi gas sintetis, yang kemudian dijual sebagai gas cair LPG untuk keperluan memasak.

Di pedesaan, mayoritas rumah tangga di Uganda masih menyiapkan makanan dengan api terbuka, kata Jamal. Jelaga menyebabkan penyakit pernapasan, dan banyak hutan juga ditebangi untuk dijadikan kayu bakar dan arang. Sebagai perbandingan, pembakaran LPG lebih bersih dan efisien.

Akselerator perusahaan start-up

Dalam jargon start-up, akselerator adalah institusi atau program yang membantu perusahaan-perusahaan muda berkembang. "Ekonomi Sirkular" adalah konsep ekonomi berkelanjutan yang mengandalkan penggunaan kembali dan daur ulang.

Kebalikan dari ekonomi sirkular sering disebut ekonomi linier atau ekonomi sekali pakai karena ditandai dengan membuang barang-barang yang tidak diperlukan lagi dan mengeksploitasi alam.

Daur Ulang Sampah untuk Selamatkan Lingkungan

Di Wuppertal, Jerman, Jamal menetap selama tiga bulan demi memperluas koneksi. Program akselerator yang dia kembangkan merupakan bagian dari jaringan Circular Valley yang terdiri dari sekitar 270 perusahaan dari berbagai industri dan ukuran serta lembaga penelitian.

Mereka mempunyai tujuan untuk mentransformasikan ekonomi sekali pakai menjadi ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

Inspirasi global

Akselerator tersebut sejauh ini telah menyambut lebih dari 120 startup dari enam benua. Pendiri termuda berusia 18 tahun dan berasal dari Argentina, Australia, Amerika Serikat, India, Uganda, Nigeria, Tanzania, Belanda dan Jerman.

Mereka membangun pompa panas bersuhu tinggi untuk industri, mendaur ulang tekstil, dan membersihkan bahan kimia dari air. Mereka juga mengembangkan metode baru untuk daur ulang sampah plastik, seperti perusahaan rintisan Sonko Jamal.

"Selama lima tahun ke depan, Kyuka Ventures akan berekspansi ke seluruh Uganda dan pasar Afrika lainnya,” kata sang pendiri. "Tujuan kami adalah menggandakan kapasitas pemrosesan sampah plastik menjadi 20 ton per bulan, menyediakan energi bersih untuk tambahan 50.000 rumah tangga. Kami berencana untuk mendirikan pusat pengumpulan sampah di kota-kota besar dan memperluas program Asuransi Sampah kami kepada 100.000 penerima manfaat.”

Bisnisnya itu akan menciptakan sekitar 1.000 lapangan kerja ramah lingkungan. Namun, wirausaha sosial berbasis teknologi ini membutuhkan investor untuk rencana ambisiusnya. Pendirinya berharap dapat menemukannya di Circular Valley.

Contoh dari Plastic Fischer, salah satu start-up pertama di Wuppertal Accelerator, menunjukkan cara kerjanya. Perusahaan yang bermarkas di Köln ini telah mengembangkan penghalang terapung yang digunakan untuk menangkap sampah plastik dari sungai-sungai besar di Asia.

Saat ini perusahaan tersebut mempekerjakan sekitar 80 orang di India dan Indonesia yang mengumpulkan dan mendaur ulang sampah secara termal. Perusahaan seperti Allianz, perusahaan menengah dan bahkan perorangan membayar untuk pembersihan lingkungan. Satu kilogram plastik dapat ditangkap dengan harga satu euro: suatu bentuk penjualan surat pengampunan dosa modern. Produsen tang Wuppertal, Knipex, misalnya, membayar untuk menghilangkan jumlah plastik dari saluran air yang diedarkannya melalui kemasan produknya.

Baterai sirkular

Ekonomi sirkular tidak terbatas pada pencegahan dan daur ulang plastik. Inisiatif yang didirikan di Wuppertal pada tahun 2021, misalnya, menetapkan standar barang tahan lama, konten daur ulang, dan perubahan rantai pasokan.

Metode Baru Murnikan Plastik bagi Daur Ulang

Upaya tersebut memerlukan jaringan luas. Semakin besar dan beragam, maka semakin baik pula. Circular Valley kini telah meluas dari Jerman hingga Belanda dan Inggris.

"Kita membutuhkan ide-ide dari seluruh dunia. Dan apa yang lebih baik daripada bekerja sama dengan negara-negara tetangga kita?” kata Andreas Mucke, Managing Director Circular Valley GmbH.

Wilayah Flanders Belgia, tempat kota Antwerpen berada, seperti negara bagian Nordrhein-Westfalen di Jerman, tempat Wuppertal berada, merupakan kawasan industri maju dengan fokus pada industri kimia. Dengan pelabuhan Antwerpen dan Duisburg, mereka memiliki dua pusat logistik penting di Eropa. Kondisi yang baik untuk memutar ulang rantai pasokan dan mengembalikan produk yang diperbaiki atau didaur ulang ke pasar.

Kelompok kerja dari kedua wilayah tetangga telah bertukar ide secara online selama setahun, kata Andreas Mucke. Contohnya adalah baterai, di mana Eropa kalah bersaing dengan Cina. Namun dalam teknologi daur ulang, masih ada peluang untuk menjadi yang terdepan, imbuhnya.

"Setelah sepuluh tahun, baterai tersebut akan keluar dari peredaran. Lalu kami tidak ingin mengirimnya ke Afrika, melainkan menggunakannya kembali di sini sebagai tempat penyimpanan dan kemudian mendaur ulangnya,” ujar Mucke. Artinya, bahan mentah tetap berada di sini dan secara bertahap ketergantungan Anda pada impor berkurang.

Di Batterie-AG, perusahaan seperti grup kimia Evonik yang berbasis di Essen dan perusahaan rintisan inovatif seperti PEM Motion dari Aachen dan Watt4Ever dari Brussels bekerja sama untuk memberikan siklus hidup lebih lanjut pada aki mobil. Lembaga penelitian juga terlibat dalam proses ini.

Menurut Circular Valley, "beberapa lusin kolaborasi” telah muncul antara perusahaan rintisan dan perusahaan mapan sejak diluncurkan pada tahun 2020. Namun, "tidak ada rincian lebih lanjut yang diketahui mengenai jumlah investasi yang dilakukan karena para mitra umumnya setuju untuk tetap diam.”

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman