Kemenangan Airbus Guncang AS
5 Maret 2008Sebetulnya Angkatan Udara AS menjadualkan penjelasan itu tanggal 12 Maret mendatang. Namun menurut Boeing, ini tidak lazim. Karena biasanya penjelasan seperti itu diberikan dalam tempo hanya dalam hitungan hari setelah diumumkannya keputusan tender, bukan dalam hitungan minggu. Mark McGraw, juru bicara Boeing untuk proyek tanker udara itu menyebut, itu tuntutan yang sepenuhnya adil dan bernalar.
Kemenangan konsorsium Northrop-Grumman yang berpatungan dengan perusahaan Eropa, EADS, induk dari industri penerbangan Airbus, memang mengguncangkan Amerika. Owen Cote, pakar dari Massachusetts Institute of Technology mengungkapkan:
"Ini sangat tidak disangka-sangka. Benar-benar keguncangan besar untuk semuanya, uUntuk politik Amerika, untuk Kongres di Washington. Bagaimana mungkin kontrak ini dimenangkan Airbus."
Di Washington, Ketua Kongres dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, menegaskan, Angkatan Udara harus menjelaskan kepada Kongres, sejauh mana keputusan itu sesuai dengan kepentingan jangka panjang militer dan rakyat Amerika.
Ini merupakan kontrak terbesar angkatan udara selama beberapa belas tahun terakhir. Nilainya 35 milyar Dollar atau sekitar 300 trilyun Rupiah, untuk 179 pesawat tanker yang dinamakan KC-45A. Ini merupakan pesawat tanker yang fungsinya mengisi bahan bakar pesawat tempur di udara. Pesawat tanker udara Amerika sekarang ini, KC 135 buatan Boeing, dipandang sudah usang - umurnya hampir setengah abad.
Boeing sebetulnya sudah memenangkan tender ini tahun 2003, namun dibatalkan, karena ditemukan adanya kecurangan dalam tender. Bahkan Boeing didenda 615 juta Dollar. Tender diulang, dan dimenangkan perusahaan patungan Northrop Grumman dengan Airbus.
Boeing, sebagaimana dunia industri dan politik Amerika pada umumnya, memang diguncang keputusan itu. Seorang anggota Kongres mempertanyakan, bagaimana kontrak atas suatu produk militer yang begitu strategis, diberikan kepada perusahaan Eropa yang menentang keras Amerika dalam Perang Irak. Tokoh dari Federasi Ahli Teknik Internasional, Paul Shearon bersikap senada:
"Ini ngawur. Kesalahan yang luar biasa besar. Khususnya untuk jenis proyek seperti ini. Suatu proyek berbiaya besar yang seharusnya bisa menciptakan banyak lapangan kerja bagi para pekerja Amerika. Bayangkan, uang para pembayar pajak digunakan untuk membeli suatu produk yang disubsidi. Sungguh tak habis pikir, proyek ini lari ke luar negeri. Ini tak ubahnya kita mensubsidi pemerintah Prancis. Seperti paket rangsangan ekonomi bagi mereka."
Northrop Grumman-Airbus mendasarkan tanker mereka dari Airbus 330. Sedangkan versi Boeing didasarkan pada Boeing 767-200 yang lebih kecil. Angkatan Udara menyatakan, Northrop Grumman-Airbus dimenangkan karena unggul dalam 4 dari 5 kriteria. Yang dibahasakan oleh seorang jenderal secara populer dengan istilah lebih besar daya angkut penumpang maupun bahan bakar, lebih irit, lebih efisien, lebih luwes, lebih andal.
Pesawat Airbus-Northrop Grumman ini juga akan siap lebih cepat. Disebutkan, sebelum tahun 2013, tanker-tanker udara itu akan sudah tersedia sebanyak 49 buah. Sedangkan Boeing hanya akan sanggup menyediakan 19 pesawat tanker versinya pada tahun itu.
Jadi secara perhitungan bisnis dan teknologi, sebetulnya susah bagi Boeing untuk menjegal kontrak ini. Satu-satunya yang bisa memungkinkan pembatalan hanyalah sentimen politik Amerika versus Eropa. Kendati kemungkinannya juga tak terlalu besar. Seperti diungkap Owen Cote, pakar Massachusetts Institute of Technology:
"Memang masih ada kemungkinan, dengan proses politik, keputusan itu dibatalkan. Kalau Partai Demokrat memenangkan pemilihan presiden, mungkin mereka akan mecoba membattalkannya. Namun sejauh ini, skenario terburuk sekarang adalah, terjadi penentangan besar yang membuat penandatanganan kontrak tertunda-tunda, mungkin sampai satu tahun. Tapi bukan pembatalan." (gg)