1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiAsia

Kenapa Investasi Cina Melambat di Pakistan?

12 Oktober 2023

Cina belum menyanggupi permintaan Pakistan untuk mendanai kelanjutan pembangunan koridor dagang antara Xinjiang dan Gwadar, CPEC. Analis meyakini, Beijing mengkhawatirkan prospek memburuknya krisis ekonomi di Pakistan.

https://p.dw.com/p/4XRfc
Pelabuhan Gwadar, Pakistan
Pelabuhan internasional yang dibangun Cina di Gwadar, PakistanFoto: Ahmad Kamal/Xinhua/picture alliance

Ketika Cina merayakan 10 tahun Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), aliran dana untuk salah satu proyek terbesarnya, Koridor Ekonomi Pakistan-Cina (CPEC), justru terhenti.

Ditandatangani pada 2015, Beijing menjanjikan investasi senilai miliaran Dollar AS untuk membangun jalan dan jalur kereta dari Xinjiang, Cina, menuju Pelabuhan Gwadar di selatan Pakistan. Proyek tersebut dicanangkan sebagai koridor perdagangan bagi Cina untuk mengekspor produknya melalui Pakistan demi memangkas jarak ke Timur Tengah, Afrika dan Eropa.

Namun begitu, Cina belakangan terkesan ragu menyanggupi permintaan Pakistan untuk mengucurkan dana bagi kelanjutan proyek, menurut notulensi rapat tingkat tinggi CPEC yang dirilis Juli silam.

"Lesunya CPEC bisa disebabkan oleh faktor ekonomi dan keamanan. Krisis ekonomi yang memburuk di Pakistan dan melesunya perekonomian Cina meredupkan prospek dibiayainya proyek-proyek baru," kata Michael Kugelman, pakar Asia Selatan di Woodrow Wilson International Center for Scholars, sebuah lembaga wadah pemikir di Washington D.C., Amerika Serikat.

Khan inaugurates first China-Pakistan power plant

Islamabad berharap, proyek infrastruktur raksasa dengan Cina akan membantu membangkitkan kembali perekonomian Pakistan yang didera krisis. Namun analis pasar mengatakan, keuntungan dari CPEC sejauh ini berada jauh di bawah ekspektasi.

"Janji yang berlebihan dan minimnya prestasi tetap menjadi faktor terpenting, ditambah dengan masalah kapasitas yang kurang, serta ketidakstabilian politik dan keamanan," kata Azeem Khalid, peneliti hubungan Cina-Pakistan di COMSATS University di Islamabad.

Namun kesan tersebut dibantah Maleeha Lodhi, bekas duta besar Pakistan di AS. Menurutnya, CPEC justru "berjalan sesuai rencana dan semakin cepat," klaimnya dalam wawancara DW. "Adalah pembenci CPEC yang membuat klaim salah bahwa proyeknya tidak berjalan."

Ketidakstabilan politik dan keamanan

Lesunya CPEC mulai diwaspadai seiring kekacauan politik di Pakistan yang meruak sejak pemakzulan terhadap bekas Perdana Menteri Imran Khan, April 2022 silam. "Tentunya sebagai investor asing, Cina mengkhawatirkan ketidakstabilan politik karena risiko kerusuhan dan tindak kekerasan kemungkinan akan mengancam warga dan kepentingannya di Pakistan," kata Kugelman.

"Ketidakpastian politik seputar kapan pemilu akan digelar, kemungkinan besar membuat Cina khawatir, karena situasinya bisa mengarah kepada kombinasi maut antara ketidakpastian dan ketidakstabilan politik," imbuh pakar Asia Selatan dari AS itu.

Shazia Batool, Penderita Polio Mendobrak Batasan di Pakistan

Ancaman keamanan sudah sejak lama menghantui pengembangan CPEC. Pada 2021, sembilan tenaga kerja Cina tewas dalam "serangan bom" terhadap sebuah bus di utara Pakistan, menurut pemerintah Cina.

Setahun setelahnya, seorang pembom bunuh diri menewaskan rombongan guru Cina di Karachi. Belum lama ini, militer Pakistan menggagalkan serangan maut terhadap tenaga kerja Cina di Provinsi Balochistan oleh kelompok separatis etnis Baloch.

"Risiko keamanan membuat Cina khawatir karena menambah panjang daftar ancaman," kata Kugelman. Selain pemberontakan etnis Baloch, Cina juga menghadapi geliat Taliban Pakistan (TTP) dan kembalinya Islamic State di Afganistan, imbuhnya.

"Cina khawatir karena Pakistan kelihatannya tidak mampu menanggulangi ancaman ini. Dalam skenario terburuk, Cina bisa jadi mengirimkan militernya sendiri untuk melindungi aset miliknya, yang berarti pukulan politik bagi Islamabad," tutur Kugelman lagi.

Analis Pakistan, Khalid, meyakini Cina "sangat berkomitmen melindungi warga negara dan proyek infrastrukturnya di Pakistan." Menurutnya, ancaman terhadap proyek CPEC "dan keamanan warga negara Cina akan memperlambat kemajuan CPEC."

rzn/as

Haroon Janjua
Haroon Janjua Jurnalis yang tinggal di Islamabad, berfokus pada politik dan masyarakat PakistanJanjuaHaroon