Ketika Bencana Melanda Nepal
Sekitar 150 orang dipastikan tewas akibat tertimbun tanah longsor di Nepal. Informasi ini diumumkan usai pemerintah setempat sudah melakukan pencarian selama tiga hari.
Semua lelap ketika terjadi
Sabtu (02/08/14) dini hari sekitar dua jam pagi, saat semua masih terlelap, tanah terkoyak. Setelah hujan yang berkepanjangan, lereng curam di dekat sungai Sunkoshi di Nepal timur longsor. Ratusan ton tanah dan puing-puing terjun ke dalam lembah.
"Dunia menghilang"
Terletak di lembah tidak banyak yang tersisa dari kawasan Jure. Puluhan rumah hanyut, demikian dilaporkan stasiun televisi Kantipur. "Dunia telah menghilang di bawah tanah longsor," kata salah satu korban. "Saudara-saudaraku dan anak-anak mereka semuanya meninggal dunia."
Kematian di bawah reruntuhan dan lumpur
Banyak yang dilaporkan hilang. Sementara yang terluka diterbangkan ke di rumah sakit di Kathmandu, demikian kata Kementerian Dalam Negeri Nepal. Di antara yang terluka terdapat turis dari Belgia. "Saya mendengar suara keras, dan lumpur datang melalui jendela ke ruang tidur," paparnya. "Saya mencoba menyelamatkan dua orang lain di rumah, tapi tidak bisa."
Masih banyak orang hilang
Jumlah orang yang hilang masih belum jelas. Awalnya dikatakan belasan warga hilang. Sementara pemerintah memperkirakan lebih dari seratus orang hilang. Namun perkiraan akurat, sulit diperkirakan.
Bencana yang mengancam jauh lebih buruk
Sementara itu, bencana yang jauh lebih besar adalah massa lumpur dan batu memblokir Sungai Sunkoshi yang dekat wilayah itu. Di balik bendungan setinggi 90 meter, terdapat waduk. Lebarnya 300 meter dan panjang beberapa kilometer. "Jika bendungan pecah akibat lumpur, maka akan membawa kehancuran lebih parah," demikian diperingatkan Menteri Dalam Negeri Bamdev Gautam.
Mengungsikan penduduk desa
Pemerintah mengumumkan keadaan darurat di sepanjang sungai. 700 anggota pasukan keamanan dikirim ke wilayah Sindhupalchok. Mereka yang bermukim di lokasi hilir bendungan dievakuasi. Helikopter dan maskapai penerbangan swasta bekerjasama membawa orang keluar dari daerah bahaya, demikian dilaporkan media lokal.
Diterpa banjir dan longsor
Puluhan desa dan dua pembangkit listrik tenaga air kecil di danau yang terletak di dataran atas bendungan kini menghilang. Warga berlindung di lereng bukit di sekitarnya. Araniko Highway, satu-satunya jalan antara Nepal dan Cina, juga diterjang banjir.
Berpacu dengan waktu
Sekitar 12 jam setelah bencana, air mencapai bendungan dan mulai meluap. Tentara membuat tiga ledakan kecil untuk mempercepat aliran air. Kemudian mereka mencoba dengan semprotan air jet, untuk membongkar tembok bendungan, tapi keberhasilan tak terlihat. "Salurannya tidak cukup untuk mengeringkan waduk," demikian cuitan twitter Kapil Dhital hari Minggu.
Longsor menghambat bantuan
Operasi penyelamatan terhambat tanah longsor di wilayah tersebut. Pekerja bantuan tidak dapat menjangkau lokasi bencana karena jalan terblokir. Tidak ada mesin pengeruk dan alat berat lainnya yang dapat dibawa ke bendungan, kata seorang juru bicara polisi.
Terkubur lumpur
Juga dalam mencari orang yang hilang, petugas penyelamat tergantung pada kekuatan tangan mereka. Tetapi cukup rendah harapan untuk menemukan lebih banyak korban selamat. "Orang-orang sudah terkubur selama 24 jam di bawah lumpur," kata Prasad Yadav Koirala, dari badan pemerintah untuk bantuan bencana pada hari Minggu (03/08/14).