1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kongres Partai Fatah Bawa Perubahan

13 Agustus 2009

Kongres Fatah di Bethlehem menghasilkan banyak wajah baru di jajaran Komite Pusat. Konflik internal di kalangan Fatah berhasil dijembatani.

https://p.dw.com/p/J97y

Harian Perancis Le Monde dalam tajuknya menyambut hasil kongres Fatah:

Gerakan Palestina melakukan perubahan bersejarah dengan menampilkan para politisi pragmatis di jajaran pimpinannya. Mereka mewakili sebuah generasi baru yang lebih siap melakukan kompromi baik dengan Hamas maupun dengan pihak Israel. Pembaruan di tubuh partai Fatah serta pendekatan kepada kelompok Hamas adalah prasyarat untuk mencapai kemajuan dalam proses perdamaian. Namun ini semua tidak cukup. Jika Israel tetap mengabaikan perubahan di jajaran pimpinan Fatah, dan tetap menolak secara tegas penghentian pembangunan pemukiman sebagaimana dituntut presiden AS Barack Obama, proses perdamaian tetap akan mandek.

Harian Perancis lainnya, La République des Pyrénées berkomentar:

Jika warga Palestina masih tetap punya alasan untuk tidak putus asa menghadapi masa depan, maka itu adalah berkat kemenangan politis yang dicapai Fatah dalam kongresnya di Bethlehem. Padahal, kelompok yang didirikan oleh Yasser Arafat ini menanggung beban sangat berat. Fatah dianggap bertanggung jawab untuk semua kekalahan Palestina di bidang politik dan militer dalam menghadapi Israel. Banyak pemimpin Fatah yang sudah lama kehilangan kredibiltasnya. Namun kemudian, dalam kongres partai terjadi suatu hal penting: Mahmud Abbas mengakui kesalahan-kesalahan yang dilakukan Fatah selama ini.

Harian Spanyol ABC yang terbit di Madrid menyoroti situasi di Afghanistan menjelang pemilihan presiden 20 Agustus mendatang. Harian ini menulis:

Situasi di Afghanistan sudah memburuk sejak lama. Namun situasinya akan lebih buruk lagi. Sejak intervensi internasional di Afghanistan, sudah begitu banyak uang dikeluarkan. Sejak tahun 2001 seharusnya ada cukup waktu untuk mencapai stabilisasi situasi. Namun perdagangan obat bius dan menguatnya Taliban membuat rencana pembangunan runtuh berhamburan ibaratnya rumah kartu. Perkembangan ini sebagian besar menjadi tanggung jawab pemerintah Afghanistan, yang tidak mampu menolak godaan korupsi dan salah urus ekonomi.

Tema lain yang jadi sorotan pers adalah bangkrutnya perusahaan mode asal Jerman, Escada. Harian Austria die Presse membandingkan penanganan Escada dengan penanganan perusahaan mobil Opel, yang juga terancam bangkrut tapi diselamatkan pemerintah Jerman. Harian ini menulis:

Arogansi, salah urus dan politik produksi yang salah. Yang dimaksud bukan Opel tapi perusahaan terkenal lain: Escada. Situasinya mirip. Keduanya adalah merek terkenal dari Jerman, yang kemudian oleng bukan oleh krisis ekonomi, melainkan karena kesalahan manajemen selama betahun-tahun. Krisis ekonomi hanya memberikan pukulan terakhir. Walaupun situasinya mirip, belum tentu nasib keduanya serupa. Escada bakal bangkrut dan 2300 pegawai akan kehilangan tempat kerja. Sedangkan Opel mendapat jaminan 4 miliar Euro dari pemerintah dan bakal diselamatkan. Jika tidak dijual ke perusahaan Magna, Opel akan diambil alih perusahaan investasi RHJ International. Apa rahasianya sehingga Opel diselamatkan? Di Jerman saja, Opel punya 26.000 pegawai.

HP/ML/dpa