Korban Gempa Himalaya Terus Bertambah
20 September 2011Para tentara dan polisi menarik para korban dari reruntuhan menjelang Senin (19/9) malam dan angka korban tewas merangkak naik menjadi 35 orang di negara bagian Sikkim, India, yang menjadi pusat gempa hari Minggu (18/9). Gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter dan bisa dirasakan hingga ibukota New Delhi yang berjarak hampir 1500 kilometer.
Helikopter angkatan udara membawa bantuan ke wilayah-wilayah yang terkena gempa. Sejumlah jalan yang tertutup longsor bisa kembali dilalui. Dua pesawat berhasil menurunkan bantuan pangan ke wilayah-wilayah di dataran tertinggi di dunia. "Gempa bumi melanda wilayah perbukitan, sehingga kalau hujan terjadi longsor. Jadi situasinya masih berbahaya," tegas Deepak Pandey, juru bicara polisi perbatasan India-Tibet.
Antisipasi gempa susulan
Dalam waktu semalam, lebih dari 400 korban berhasil diselamatkan. Namun butuh berhari-hari untuk memastikan jumlah korban tewas. Sedikitnya 7 orang dilaporkan tewas di negara bagian Bihar, di selatan Sikkim, sementara 6 orang tewas di negara bagian Benggala Barat. Warga di kota utama Sikkim, Gangtok, terlihat duduk-duduk di pinggir jalan dengan payung di tengah hujan deras karena takut kembali ke rumah jika terjadi gempa susulan.
"Kami takut akan gempa susulan seperti semalam. Kami tidak punya tempat tinggal, rumah kami hancur. Kami hanya bisa berdoa kepada Tuhan sekarang," ujar Sushma Sharma, seorang ibu dari tiga anak. Gempa susulan sempat terjadi dengan kekuatan tak kalah dahsyat, yakni 6,1 skala Richter.
Gempa guncang 5 negara
Hujan tak kunjung berhenti dalam 4 hari di Sikkim. Suhu udara di zona gempa mencapai 8 derajat Celsius dan terus turun pada malam hari. Toko-toko dan kantor ditutup di Gangtok dan sekitarnya. Banyak kota tidak mendapat pasokan listrik. Suplai air juga langka karena banyak pipa yang rusak. Jaringan telpon pun terputus.
Gempa bumi terasa di lima negara termasuk Bangladesh dan Bhutan. Di Nepal, sedikitnya 8 orang tewas, 3 diantaranya tertimpa reruntuhan dinding kedutaan besar Inggris. Tujuh orang dilaporkan tewas di Tibet, dan ratusan lainnya kehilangan tempat tinggal. "Meskipun korban tewas tergolong rendah, kemungkinan besar dibutuhkan bantuan kemanusiaan bagi warga yang rumahnya hancur dan membutuhkan pangan serta tempat bernaung," tukas seorang anggota tim manajemen bencana PBB di New Delhi.
rtr/afp/Carissa Paramita
Editor: Edith Koesoemawiria