Korea Utara Akan Gelar Uji Coba Nuklir
4 Oktober 2006Kementrian Luar Negeri Korea Utara membuat penjelasan sepanjang satu setengah halaman dan sejak kalimat pertama sudah menyebut AS sebagai penyebab eskalasi terbaru dalam krisis atom di negara komunis itu. Setiap hari, Amerika memperbesar ancaman pecahnya perang nuklir. Sanksi dan tekanan negara itu menyebabkan situasi serius di Semenanjung Korea.
Karena itulah, Kementrian Luar Negeri Selasa (03/10) mengumumkan langkah baru yang mengukuhkan pembatasan tujuan pertahanan diri. Korea Utara akan meledakkan senjata nuklir, hanya untuk tujuan mempertahankan diri.
Tapi Tokyo punya pandangan berbeda. Dalam reaksi pertamanya, Jepang mengecam pengumuman uji coba atom itu sebagai ancaman bagi perdamaian di wilayah tersebut. PM baru Shinzo Abe mengatakan, rencana itu tak bisa ditolerir. Rabu ini DK PBB akan menggelar pertemuan di Korea Selatan dan duta besar AS untuk PBB John Bolton mendesak agar DK turun tangan.
John Bolton: "Apa yang saya desak hari ini adalah, bahwa DK sebetulnya terlibat dalam perkara yang sudah banyak didiskusikan tapi sampai sekarang hanya sedikit mengambil tindakan.Ini menyangkut diplomasi preventif. Sekarang bukan hanya soal reaksi terhadap pengumuman baru Korea Utara melainkan juga untuk mengembangkan sebuah strategi yang koheren dan untuk menunjukkan pada Korea Utara bahwa ujicoba nuklir tidak bisa hanya berdasarkan pada kepentingan mereka saja."
Korea Utara tak menyebutkan jadwal pasti ujicoba tersebut. Kementrian Luar Negeri hanya menerangkan, persiapannya sedemikian rupa dan tindakan pengamanan terjamin. Dengan kata lain, para negara tetangga tidak usah kuatir tercemar radio aktif.
Persiapan bagi ujicoba serupa itu semestinya sudah dimulai jauh sebelumnya. Beberapa pekan lalu, gambar-gambar yang diambil satelit mata-mata Amerika menunjukkan pemboran dan pekerjaan lain di pegunungan Korea Utara yang mungkin dijadikan landasan uji.
Pyongyang terang-terangan mengabaikan peringatan dunia internasional dengan menggelar uji coba nuklir awal Juli lalu dan mengambil resiko mendapat sanksi dari DK. Namun pada bagian pembenaran untuk melakukan ujicoba nuklir, Kementrian Luar Negeri dalam keterangannya berkosentrasi pada sanksi pemerintahan Bush yang dampaknya sudah mencapai fase terburuk.
Walau mengumumkan akan melakukan ujicoba nuklir, Korea Utara juga menyatakan kesediaan untuk membatasi diri. Pyongyang tak boleh jadi pihak pertama yang menembakkan senjata nuklir, dan trasfer senjata atom dilarang keras. Dengan pernyataan ini Korea Utara ingin mengeliminir ketakutan AS, bahwa plutonium dan senjata atom akan dijual kepada negara lain atau boleh jadi pada kelompok teroris.
Di samping itu, Kementrian Luar Negeri Korea Utara dalam keterangannya Selasa kemarin juga menekankan keinginan untuk menciptakan Semenanjung Korea yang bebas senjata nuklir.
Barangkali di balik itu tersembunyi tawaran untuk membatalkan ujicoba nuklir, hanya jika ganti ruginya sesuai. Sejak tahun lalu Korea Utara mengajukan syarat pencabutan sanksi ekonomi dari AS, untuk kembali ke meja perundingan.