Korea Utara/Israel/Afganistan
7 Januari 2004Iklan
Tiga tema akan kami ketengahkan. Yang pertama, tawaran pemerintah Korea Utara untuk menghentikan program atom. Tema yang kedua, politik dalam negeri dan senjata pemusnah massal Israel. Dan tema yang ketiga, serangan bom di Kandahar, dibagian selatan Afganistan, yang menewaskan sejumlah anak-anak. Baiklah kami mulai dengan tema yang pertama, Korea Utara. Pemerintah Korea Utara menawarkan untuk menghentikan program atomnya yang mengundang kontroversial, dengan imbalan tertentu. Lewat media resmi, pemerintah Korea Utara merinci tawarannya untuk menghentikan program atom. Dinyatakan kesediaan menghentikan uji coba serta produksi dan pengembangan senjata atom. Juga akan menghentikan pengembangan pembangkit listrik tenaga atom. Sebagai imbalannya, pemerintah di Pyongyang kembali mengulangi konsesi ekonomi dan politik dari Amerika Serikat. Serta mencoret nama Korea Utara dari daftar negara teror. Tawaran Korea Utara ini mendapatkan tanggapan media Internasional. Harian Jerman FRANKFURTER ALLGEMEINE ZEITUNG berkomentar:
Bila rejim di Pyongyang hendak mencari penyelesaian, maka harus melakukan diplomasi terbuka dan kembali kemeja perundingan, serta mentaati kesepakatan yang telah dicapai. Politik sebenarnya sangatlah mudah. Yang diperlukan adalah niat dan keinginan baik. Tema yang sama juga ditanggapi Harian Jerman lainnya NEUE OSNABRÜCKER ZEITUNG . Kami kutip.
Pengikut Stalin sangat mahir menggunakan dan memutarbalikkan ungkapan. Ini juga dilakukan rejim Kim Jong Il di Korea Utara. Penawarannya yang berani, dengan menyampaikan kesediaan menghentikan program atomnya, dengan imbalan jaminan dan uang dari Amerika Serikat,memiliki tantangan. Ini merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan, karena langkah politik dan bantuan keuangan dari Amerika Serikat dan juga dari Korea Selatan masih belum jelas .
Kita masuki tema kedua yang menjadi sorotan media Internasional. Yakni mengenai pemeriksaan terhadap senjata pemusnah massal Israel, serta situasi politik dalam negeri dinegara Yahudi tersebut. Setelah Iran, kemudian Libia menyatakan kesediaannya untuk dilakukan pemeriksaan terhadap program atomnya, sorotan ditujukan kepada Israel, yang juga diduga mengembangkan dan pemiliki senjata pemusnah massal. Bila dunia Internasional berlaku adil, maka juga harus dilakukan pemeriksaan senjata pemusnah massal Israel. Mengenainya harian Inggris THE INDEPENDEN yang terbit di London berkomentar:
Sampai sekarang Israel tetap menolak memberikan keterangan mengenai persenjataan yang dimilikinya . Alasannya, senjata yang dimiliki tersebut merupakan alat menakuti-nakuti dan peralatan terakhir yang sangat penting bagi suatu negara yang terletak berdampingan dengan musuhnya. Saddam Hussein melakukannya ketika melancarkan invasi terhadap negara tetangganya, Kuwait. Tapi Saddam Hussein telah disingkirkan, dan Iran hendak mentaati protokol tambahan dalam larangan senjata atom. Dengan demikian sekarang amat sulit bagi Israel untuk tetap mempertahankan sikap penolakannya. Bila Israel menghendaki terus dilanjutkannya perlucutan senjata di Timur Tengah, maka Israel harus bersedia menunjukkan isyarat bagi dilakukannya pemeriksaan terhadap senjata pemusnah massal dimilikinya.
Harian Italia CORRIERRA DELLA SERRA yang terbit di Roma menyoroti situasi politik dalam negeri Israel,sehubungan konflik dengan Palestina. Kami baca:
Mayoritas warga Israel dapat menerima dibentuknya negara Palestina, dan menghendaki adanya perjanjian yang definiv dan jaminan perdamaian. Tapi mayoritas yang sama juga semakin bersikap bahwa Perdana Menteri Ariel Scharon sampai sekarang hanya sedikit atau lebih tepat dikatakan tidak melakukan apapun untuk kembali melakukan perundingan dan mencapai kompromi yang sungguh-sungguh, dengan pihak Palestina.
Untuk mengakhiri acara SARI PERS INTERNASIONAL kali ini dari SJDW, akan kami ketengahkan kembali komentar harian Italia IL MESSAGERRO; dengan menyoroti serangan bom di kota Kandahar, dibagian selatan Afganistan,, yang menewaskan sejumlah anak-anak.Kami baca:
Serangan bomnya tidak hanya ditujukan untuk menentang konstitusi baru di Afganistan . Melainkan juga ditujukan kepada rakyat Afganistan dan anak-anak yang miskin. Mereka kembali menjadi korban perang, yang tidak terlihat kapan akan berakhir. Para pelaku serangan di Kandahar kemungkinan hendak mengisyaratkan awal baru dari sejarah penderitaan di Afganistan.
Bila rejim di Pyongyang hendak mencari penyelesaian, maka harus melakukan diplomasi terbuka dan kembali kemeja perundingan, serta mentaati kesepakatan yang telah dicapai. Politik sebenarnya sangatlah mudah. Yang diperlukan adalah niat dan keinginan baik. Tema yang sama juga ditanggapi Harian Jerman lainnya NEUE OSNABRÜCKER ZEITUNG . Kami kutip.
Pengikut Stalin sangat mahir menggunakan dan memutarbalikkan ungkapan. Ini juga dilakukan rejim Kim Jong Il di Korea Utara. Penawarannya yang berani, dengan menyampaikan kesediaan menghentikan program atomnya, dengan imbalan jaminan dan uang dari Amerika Serikat,memiliki tantangan. Ini merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan, karena langkah politik dan bantuan keuangan dari Amerika Serikat dan juga dari Korea Selatan masih belum jelas .
Kita masuki tema kedua yang menjadi sorotan media Internasional. Yakni mengenai pemeriksaan terhadap senjata pemusnah massal Israel, serta situasi politik dalam negeri dinegara Yahudi tersebut. Setelah Iran, kemudian Libia menyatakan kesediaannya untuk dilakukan pemeriksaan terhadap program atomnya, sorotan ditujukan kepada Israel, yang juga diduga mengembangkan dan pemiliki senjata pemusnah massal. Bila dunia Internasional berlaku adil, maka juga harus dilakukan pemeriksaan senjata pemusnah massal Israel. Mengenainya harian Inggris THE INDEPENDEN yang terbit di London berkomentar:
Sampai sekarang Israel tetap menolak memberikan keterangan mengenai persenjataan yang dimilikinya . Alasannya, senjata yang dimiliki tersebut merupakan alat menakuti-nakuti dan peralatan terakhir yang sangat penting bagi suatu negara yang terletak berdampingan dengan musuhnya. Saddam Hussein melakukannya ketika melancarkan invasi terhadap negara tetangganya, Kuwait. Tapi Saddam Hussein telah disingkirkan, dan Iran hendak mentaati protokol tambahan dalam larangan senjata atom. Dengan demikian sekarang amat sulit bagi Israel untuk tetap mempertahankan sikap penolakannya. Bila Israel menghendaki terus dilanjutkannya perlucutan senjata di Timur Tengah, maka Israel harus bersedia menunjukkan isyarat bagi dilakukannya pemeriksaan terhadap senjata pemusnah massal dimilikinya.
Harian Italia CORRIERRA DELLA SERRA yang terbit di Roma menyoroti situasi politik dalam negeri Israel,sehubungan konflik dengan Palestina. Kami baca:
Mayoritas warga Israel dapat menerima dibentuknya negara Palestina, dan menghendaki adanya perjanjian yang definiv dan jaminan perdamaian. Tapi mayoritas yang sama juga semakin bersikap bahwa Perdana Menteri Ariel Scharon sampai sekarang hanya sedikit atau lebih tepat dikatakan tidak melakukan apapun untuk kembali melakukan perundingan dan mencapai kompromi yang sungguh-sungguh, dengan pihak Palestina.
Untuk mengakhiri acara SARI PERS INTERNASIONAL kali ini dari SJDW, akan kami ketengahkan kembali komentar harian Italia IL MESSAGERRO; dengan menyoroti serangan bom di kota Kandahar, dibagian selatan Afganistan,, yang menewaskan sejumlah anak-anak.Kami baca:
Serangan bomnya tidak hanya ditujukan untuk menentang konstitusi baru di Afganistan . Melainkan juga ditujukan kepada rakyat Afganistan dan anak-anak yang miskin. Mereka kembali menjadi korban perang, yang tidak terlihat kapan akan berakhir. Para pelaku serangan di Kandahar kemungkinan hendak mengisyaratkan awal baru dari sejarah penderitaan di Afganistan.
Iklan