1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Krisis di India Akibat Kesepakatan Nuklir AS

19 Oktober 2007

Perdana Menteri Manmohan Singh berulang kali berupaya meyakinkan para pengkritik, bahwa kesepakatan kerja sama nuklir antara Amerika Serikat dan India membawa banyak keuntungan.

https://p.dw.com/p/CJ7k
PM India Singh dan Presiden AS Bush
PM India Singh dan Presiden AS BushFoto: AP

Singh berargumen, kesepakatan ini akan menjamin kebutuhan energi India. Selain itu, kerja sama ini akan mempererat kemitraan strategis dengan negara adidaya Amerika, sehingga posisi India di kancah politik internasional pun makin kuat. Selama ini Perdana Menteri Manmohan Singh tak letih-letihnya menyampaikan posisinya:

„Saya belum kehilangan harapan bahwa akal sehat dan kejernihan pemahaman akan menang pada akhirnya.“

Tapi argumen para pengkritik kesepakatan ini pun tak dapat ditepis begitu saja. Pihak oposisi kuatir, kesepakatan ini akan membuat India terlalu tergantung pada Amerika. Terutama dalam hal politik luar negeri. Misalnya dalam mengambil sikap terhadap Iran.

Argumen kedua yang diajukan oposisi adalah kekuatiran bahwa Amerika berupaya menjadikan India kekuatan penyeimbang bagi Cina di kawasan Asia. Padahal hubungan kedua negara tetangga yang sempat menegang tahun 1962 kini cukup baik. Gurudas Das Gupta dari Partai Komunis menyatakan, kesepakatan ini mengancam masa depan India:

„Kami harus membayar mahal untuk kesepakatan ini. Menurut perhitungan kami, teknologi baru ini menghabiskan sekitar 177 miliar Euro. Kalau kami harus meminjam uang sebanyak itu dari Amerika pinjaman itu akan melumpuhkan ekonomi India.“

Kesepakatan kerja sama nuklir ini tak hanya mengancam ekonomi India, kata Gurudas Das Gupta. Koalisi Partai Kiri mengancam akan menarik dukungannya bagi Manmohan Singh, bila pemerintah terus mendesak implementasi kesepakatan kerja sama nuklir dengan Amerika Serikat. Bila ini terjadi, maka jalan satu-satunya adalah pemilihan umum yang dimajukan. Dan ini sebenarnya tidak diinginkan baik pihak oposisi maupun pemerintah India.

Pihak oposisi dan pemerintah berulang kali bertemu untuk menuntaskan masalah ini. Tapi pencarian solusi selama ini gagal membuahkan hasil. Perdana Menteri Manmohan Singh terpaksa menginformasikan pada Presiden Bush, India menemui kesulitan dalam memenuhi target kesepakatan nuklir. Pengamat politik luar negeri India Manjoj Joshi menilai:

„Kesepakatan kerja sama nuklir ini mandek. Padahal dari pihak Amerika kemungkinan kerja sama ini berhasil cukup besar karena presiden Amerika George Bush menganggap kesepakatan ini adalah salah satu proyek bergengsi.“

Joshi menambahkan, ia tidak yakin apakah presiden Amerika berikutnya berpendapat sama dengan Bush. Bagi Manmohan Singh yang di tahun 90an berhasil meliberalisasi ekonomi India, gagalnya kesepakatan ini berarti pukulan berat untuk karir politiknya. Tentu saja, Singh akan berupaya dengan segala cara menghindarinya.***