Kuliah dan Penelitian di Jerman dengan Beasiswa DAAD
Fathoni A. Musyaffa, mahasiswa Indonesia asal Kediri, kini sedang berkuliah jenjang S3 di Bonn. Studi dan penelitiannya didukung penuh secara finansial oleh lembaga DAAD. Bagaimana kisahnya?
Lembaga pertukaran akademis Jerman
Tiap tahunnya, DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) mendukung lebih dari 100.000 mahasiswa dan peneliti Jerman dan internasional dalam studi dan riset mereka. DAAD berkantor pusat di Bonn, Jerman dan memiliki kantor perwakilan di seluruh dunia. Salah satunya di Jakarta, Indonesia.
Beasiswa untuk Indonesia
Banyak program beasiswa pendidikan tinggi yang disediakan DAAD untuk WNI. Fathoni A. Musyaffa adalah salah satu penerima beasiswa asal Indonesia di Bonn, yang tergabung dalam program beasiswa DAAD "Research Grants - Doctoral Programmes in Germany".
Menjadi peneliti di Institut Informatika
Dengan beasiswa dari DAAD, Fathoni menjalani studi S3 di jurusan Informatika, Universitas Bonn. Risetnya memiliki fokus di bidang "semantic web" dan "linked and open data".
Kolaborasi riset dengan peneliti Uni Eropa
Salah satu keunggulan studi di Jerman adalah adanya kesempatan untuk melakukan kolaborasi riset dengan rekan peneliti dari berbagai negara di Uni Eropa. DAAD mendukung penuh riset-riset yang dilakukan oleh peneliti Jerman dan internasional.
Komitmen kuat adalah kunci
Sebagai dosen di salah satu universitas di Indonesia, Fathoni melihat pentingnya upaya meningkatkan kompetensi diri dengan melanjutkan studi di jenjang S3. Bagi Fathoni, komitmen kuat adalah kunci untuk memenangkan beasiswa studi di luar negeri, baik komitmen untuk menyiapkan berbagai persyaratan administratif maupun komitmen untuk mendalami bidang riset yang diminati.
Banyak diteliti di Jerman
Bidang "semantic web" yang diminati Fathoni banyak diriset di Jerman. Oleh karena itu, sebelum melamar beasiswa DAAD, Fathoni sudah menyiapkan diri dengan ikut kursus online tentang bidang ini serta bergabung di berbagai forum internet untuk mengetahui informasi terkait beasiswa atau lowongan posisi Ph.D di universitas di Jerman.
Komunikasi antarbudaya
Dengan beasiswa DAAD, Fathoni bukan hanya memiliki peluang emas meningkatkan wawasan ilmiahnya, melainkan juga kemampuan komunikasi antarbudaya. DAAD juga mendanai kegiatan di luar kampus untuk para penerima beasiswa. Di gambar, Fathoni bersama teman-temannya berada di acara budaya "Malam Indonesia" di Bonn, yang disponsori DAAD.