Israel Serangan Amuk
23 Juli 2008Tembakan beruntun menghabisi nyawa Ghassan Abu Tair, pengemudi mesin keruk yang mengamuk di pusat kota Yerusalem. Warga Palestina berusia 22 tahun itu memiliki kartu penduduk Israel dan menetap di Yerusalem Timur. Motif dibalik tindakan nekadnya, yaitu mengemudikan mesin keruk ke arah mobil dan pejalan kaki di Yerusalem, tidak diketahui. Moshe Feigling, saksi mata kejadian itu, menggambarkan situasi di King David Street kepada stasiun siaran Israel:
“Ia mencoba menghantam kepala pejalan kaki di samping saya dengan alat pengeruk - tiba-tiba ada suara dentuman keras dan alat itu jatuh. Untung perempuan yang menjadi sasarannya selamat."
Abu Tair lantas mengendarai mesin penggeruk berbelok-belok sambil menabrak beberapa mobil dan satu bis. Seorang warga sipil dan seorang polisi melepaskan tembakan ke arah Abu Tair yang akhirnya menewaskan pemuda itu. Polisi menutup kawasan pusat kota, mereka menyatakan, ini adalah serangan teroris. Tim medis melaporkan korban cedera, di antaranya beberapa orang anak, dirawat di rumah sakit.
Tiga pekan lalu serangan serupa di Yerusalem menewaskan tiga orang dan melukai sejumlah lainnya. Awal Maret, delapan siswa ditembak di sebuah sekolah agama. Para pelaku serangan semua berasal dari Yerusalem Timur. Mereka memiliki kartu penduduk setempat sehingga mereka bebas bergerak.
Kini, aparat keamanan Israel menghadapi masalah kata Kepala Kepolisian Aharon Franko:
“Sangat sulit menghadapi serangan seperti ini. Polisi dan petugas keamanan lainnya harus menemukan jalan untuk menangani kasus serupa.”
Polisi menduga, serangan bunuh diri tersebut dilakukan secara spontan oleh perorangan dan bukan didalangi kelompok tertentu. Sepertiga penduduk Yerusalem adalah warga Palestina. Tapi mereka hanya menerima sepuluh persen layanan jasa umum kota itu. Tentu ini bukan alasan untuk mengamuk di pusat kota, tapi realita kehidupan i ini membuat situasi makin tegang di Yerusalem. Sebagian warga Palestina merasa, setelah serangan-serangan tersebut semua penduduk Palestina dicurigai. Apalagi politisi seperti misalnya Menteri Keamanan Avi Dichter mendukung diberlakukannya kebijakan preventif.
“Sanksi paling efektif adalah menghancurkan rumah orang Palestina yang berpotensi menjadi pelaku serangan teror dan mengusir mereka ke kawasan Palestina. Anda boleh percaya, saya bicara dari 30 tahun pengalaman."
Serangan Ghassan Abu Tair yang mengamuk di Yerusalem tak hanya mencederai sejumlah orang. Tindakannya itu menyebabkan situasi di Yerusalem Timur makin tegang dan munkgin berujung pada pengusiran keluarganya dan warga Palestina lainnya dari kawasan itu. (zer)